3. Rasa yang mulai tumbuh

49 37 23
                                    

Jangan lupa vote dan komen ya!

Selamat membaca:)

***

Cowok dengan seragam sekolah yang lusuh masuk ke dalam rumah. Ia berjalan dengan lunglai, lelah sekali rasanya setelah seharian mengikuti kegiatan organisasi OSIS. Banyak sekali yang harus ia urus.

"Assalamu'alaikum!" ucapnya sesampainya di ruang tamu.

"Wa'alaikumsalam." balas neneknya, dia berjalan dari arah kamarnya, menghampiri sang cucu dengan senyuman menenangkan.

Ezi menyalami tangan neneknya. "Ezi mau ke kamar dulu ya, nek." pamitnya, dia akan melangkah, namun tangannya dicekal oleh Kasmi.

"Bentar, nak." kata sang nenek, dia menyodorkan amplop di depan Ezi.

Ezi menautkan alisnya, dia mengambil amplop itu sembari bertanya. "Ini apa, nek?"

"Itu kiriman uang dari ayah kamu, buat bayar SPP katanya." jelasnya.

Ezi mengangguk, sambil memperhatikan amplop berwarna putih yang sekarang ada ditangannya. "Ayah nggak jadi pulang?" tanya Ezi, pasalnya sudah lama sekali ayahnya kerja di luar kota, dan tidak pernah pulang setelah 3 tahun lebih.

Neneknya menggeleng dengan mata yang berkaca-kaca. Melihat cucunya yang merindukan sang ayah membuatnya ingin menangis saat itu juga. Karena Ezi memang sudah sering ditinggal sedari kecil, dia hanya hidup dengan neneknya. Ibunya meninggalkannya dari kecil, entah pergi kemana dia. Sedangkan ayahnya, saat Ezi masih bayi memang pernah terkena gangguan jiwa pada saat itu. Tapi sekarang sudah sembuh, meski ada kemungkinan bisa kambuh lagi.

"Kata ayahmu, dia akan pulang saat kelulusan kamu."

Ezi mengangguk, memaklumi karena mungkin ayahnya masih sibuk. "Yaudah nek, Ezi mau bersih-bersih sama istirahat."

"Iya, nak." kata Kasmi sembari mengusap kepala cucu laki-lakinya.

_____

Dua minggu berlalu setelah masuk sekolah. Saat itu juga, siswa siswi mulai beradaptasi dengan lingkungan sekolah, saling memperkenalkan diri dengan teman, guru, bahkan dengan Si mbok kantin.

Pembelajaran juga sudah berjalan lancar dari dua minggu yang lalu, seperti saat ini, di kelas X IPA 1 yang sedang di ajar oleh guru mapel bahasa Indonesia. Ibu guru cantik bernama Bu Novi itu sedang menjelaskan pengertian Teks Observasi di depan kelas. Caranya mengajar dengan sangat ramah membuatnya disukai banyak murid di SMA ini.

Tapi, pembelajaran terhenti seketika tatkala terdengar suara ketukan pintu dari luar, disusul dengan kehadiran anggota OSIS. Semua mata tertuju pada mereka, termasuk Lisa, gadis yang sedang mencatat penjelasan dari Bu Novi seketika menghentikan kegiatannya. Pandangan matanya tertuju pada laki-laki yang berada paling dekat dengan pintu. Almamater OSIS yang melekat ditubuhnya menambah kesan tampan dalam dirinya, cowok itu Ezi. Tatapan mereka bertubrukan, tetapi Lisa cepat-cepat mengalihkan pandangannya.

"Duh, kak ezi kok ganteng banget si." Lisa membatin dalam hati.

"Assalamu'alaikum bu, boleh minta waktunya sebentar?" tanya salah satu dari mereka.

Bu Novi tersenyum, "Wa'alaikumsalam, boleh silakan."

Anggota OSIS berdiri di depan kelas, "Kami di sini akan mengadakan open recruitment  anggota OSIS baru, apakah ada yang berminat untuk bergabung ke OSIS bersama kami?" kata salah satu anggotanya.

TAKDIR TIDAK SELALU BAIK Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang