42. Ayo, cepet bangun ayah!

Start from the beginning
                                    

"Ajen kan ada kamar khusus nya sayang."

"Yaudah aku juga mau masuk kamar khusus nya, aku mau temani Ajen. Dia pasti sedih deh Ayah baik sakit." Cicit Gavriel yang kini sudah di handuki oleh Zizi dan berjalan menuju kamar nya untuk segera memakai pakaian.

"Nanti aja ya sayang, kita tengokin ayah nya setelah ayah Naren nya membaik. Mama janji nanti kita kesana." Balas Zizi sambil memakaikan minyak telon di tubuh putra nya.

"Adik Luna gimana ma? Apakah dia ikut bersama bestie aku di rumah sakit?"

"Iya sayang, sama mbak Ami juga."

"Tuh Adik Luna boleh, kenapa akuh gak boleh kesana?"

"Kan mereka anaknya ayah Naren sayang—"

"Ish aku juga anak ayah Naren ma." Ucap Gavriel dengan nada yang merajuk.

"Iya iya, nanti aja ya sayang, disana pasti banyak orang. Atau nanti besok pagi mama video call bunda Yasmine deh. Gapapa kan?"

Gavriel mengangguk senang. "Berarti akuh bisa lihat wajah bestie akuh ya ma?"

"Iya sayang. Sekarang Adek bobo aja yuk? Udah malem loh ini." Ucap Zizi sambil mengusap punggung Gavriel yang memang sudah terlihat mengantuk.

Selang dua puluh menit, Zizi mulai menyelimuti tubuh putra nya hingga di batas dada. Lalu memastikan suhu ac di kamar Gavriel tidak terlalu rendah. Dan Kemudian perempuan itu kembali ke kamar nya.

"Lama banget nidurin adek nya." Tanya Gavin saat melihat sang istri yang hanya melewati nya begitu saja.

"Hon, kamu masih marah sama aku?" Tanya Gavin lagi, saat Zizi keluar dari kamar mandi untuk berganti baju.

"Hon, udah seminggu lebih loh kamu diemin aku." Lagi-lagi Gavin terus mengajak Zizi berbicara walaupun selalu di acuhkan.

"Ya Tuhan, Zivanna aku harus apa biar kamu maafin aku?" Ucap Gavin dengan frustasi.

Sedangkan Zizi hanya menatap suami nya sinis. Tanpa bicara apapun perempuan itu merebahkan tubuh nya di tempat tidur, dan langsung mengambil posisi membelakangi Gavin.

"Hon, aku minta maaf. Iya aku salah, udah dong jangan marah lagi." Gavin menarik tubuh istri nya, lalu ia dekap dari belakang.

"Berisik Gavin. Aku ngantuk. Mau tidur." Ucap Zizi sambil berusaha memberontak dari kungkungan tubuh suami nya.

"Kamu masih marah."

"Aku ngantuk, Gavin! Orang ngantuk mana bisa marah!"

"Sumpah Hon, aku janji gak gitu lagi! Sumpah aku gak bakal siram kaktus kamu lagi. Aku suka lupa kalau kaktus gak boleh tiap hari di siram. Ayolah maafin aku. Masa gara-gara kaktus kamu musuhin aku sampe seminggu sih?"

Zizi tetap pada pendirian nya untuk mengabaikan Gavin. Sejujurnya Zizi tidak begitu marah soal kaktus kesayangan nya yang membusuk akibat ulah sang suami. Kaktus hanya menjadi alasan untuk Zizi untuk murka karena perempuan itu jengkel pada sikap Gavin yang belakangan ini kelewat posesif, apalagi sejak sebulan ini Zizi lebih banyak berinteraksi dengan Bayu dan Firman mengenai perusahaan, karena Zizi masih aktif bekerja di A Land. Beberapa kali juga Gavin merengek karena alasan itu. Gavin cemburu buta kepada dua pria itu.

Tapi seperti gayung bersambut,  kajadian penyekapan Narendra dan Aji membuat Gavin semakin meradang pada kedua pria itu, dan tanpa berpikir panjang saat ia bertemu di parkiran Gavin langsung memukuli Firman dan Bayu saat papasan di rumah sakit.

"Gue liat Bang Gavin mukulin Bayu sama Firman, gue juga ikutan Teh. Gue jadi kepancing." Ucap Fabian saat mereka bertiga (re:Fabian, Gavin dan Ravi) di sidang oleh istri-istri mereka.

Pengabdi Istri (The Series)Where stories live. Discover now