2.3 - Sidus Captivum

Start from the beginning
                                    

"Tidak, tidak mungkin! Temanku Hira ini baru beberapa minggu bergabung sebagai kru. Jadi tidak masuk akal kalau Paman pernah lihat dia — toh, dia masih anak baru."

Mohon maaf, kamu juga. Kita sesama anak baru, kau tahu?

Sepertinya aku harus membelikan kaca besar untuk Oria setelah misi selesai.

"Terserahlah," ia berkata dengan nada jengkel karena mendengar respon Oria yang mungkin di telinganya terdengar menyebalkan.

Pria itu kemudian memanggil beberapa bawahannya dari kerumunan, dan menyuruh mereka melakukan sesuatu. Aku tidak tahu apa yang mereka bicarakan, gerak-geriknya terlalu sulit dimengerti.

Kemudian dua orang bertopeng mendekati kami berlima dan menuntun kami menuju ke suatu tempat di dalam istana, yang jauh dari kerumunan penduduk.

🚄🚄🚄

"Aku minta maaf."

Tiga kata dari kak Ian membuat kami serempak menoleh ke arahnya dan kompak memasang ekspresi heran.

"Maksudnya?" Kak Aiv bertanya, mewakili yang lain.

"Karena aku berada paling dekat dengan Duke sewaktu beliau digiring menuju portal ... tapi aku tidak bisa melakukan apapun untuk bisa melepaskannya dari sana," jelasnya penuh penyesalan.

Aku langsung buka suara. "Bukan salah siapapun, kok. Aku juga begitu tadi, dan aku yakin bahwa orang-orang juga mau melakukan hal itu demi Master. Tapi ada sesuatu yang menghalangi kita semua."

"Itu karena memang ada penghalang," seorang pekerja yang mengantar kami berbicara. "Atasan kami menggunakan suatu alat yang bisa mengganggu kerja mental dan pikiran, sehingga saat kalian berpikir untuk bergerak gelombang yang dipancarkan alat tersebut malah mengacaukan perintah otak dan membuat kalian terdiam di tempat."

Pintu ruangan terbuka, dan kedua orang bertopeng menutup pintunya memastikan tidak ada siapapun yang bisa masuk atau keluar.

Di luar dugaan — mereka membuka topeng yang dikenakan, dan seragam pekerja juga berubah. Tapi insting untuk tidak mudah percaya orang asing kami juga aktif, jadi dengan cepat kami mengeluarkan senjata.

"Mereka jadi mirip borjuis di film-film holkay," bisik kak Nora kepadaku. "Apa mereka menyamar?"

"Entah, tapi kalau mereka melakukan sesuatu yang mencurigakan kita harus langsung menyerang." Aku menjawab, bersiaga dengan kedua belati dalam genggaman.

Lalu aku melirik kedua pria itu, menodong mereka dengan pertanyaan.

"Katakan apa tujuan kalian membawa kami ke mari. Jika tidak memuaskan, kepala kalian yang jadi taruhannya."

Template yang sudah sering kugunakan ketika menjadi anggota Stellaron Hunters dulu.

Kedua pria yang tadinya mengangkat tangan akibat ancaman dari kami, mulai menurunkan tangan mereka dan mengatakan sesuatu.

"Jangan takut. Kami bukan orang jahat — ," seseorang berambut biru berucap.

" — siapapun dari IPC sudah jelas jahat!" Oria berseru. "Kami lihat dengan mata kepala kalau kalian tadi menangkap Duke!"

Dan rekannya yang bersurai hitam menyambung. "Memang benar, tapi tidak semua, tuan Theo Xaria. Kami berdua ini temannya Duke Sebastian dan kami juga ingin membebaskan beliau dari hukuman."

Space Sojourner Where stories live. Discover now