Vela Navis (Sail of the Ship), merujuk pada rasi bintang Vela yang merupakan bagian layar dari kapal Argo yang legendaris dalam mitologi Yunani.
Oh iya, kalau judul chapternya merujuk sama salah satu dari 88 rasi bintang berarti masih berhubungan dengan member ISF secara umum. Tapi kalau judul dari chapter malah konstelasi khusus dari satu member (biasanya aku selalu jelasin arti dari chapter), itu berarti chapternya membahas tentang si member yang konstelasinya dijadiin judul.
Contohnya kalo kita mau bahas tentang backstory Flo, judul chapter berhubungan dengan nama konstelasi punya dia. Oke?
Kalau sudah paham, kita lanjut chapter keempat~
🚄🚄🚄
Berselang satu jam setelah makan siang, Stellar Phoenix siap untuk berangkat meninggalkan planet tempat stasiun ISF berada — tepatnya cincin Saturnus yang memang dijadikan sebagai perhentian kereta-kereta milik organisasi Interstellar Space Frontier.
Namun, stasiun pusat ISF berada di sebuah planet yang cincinnya berkali-kali lipat lebih besar daripada cincin Saturnus, dan bisa menampung 1117 kereta yang kepemilikannya langsung di bawah ketua ISF.
Sekian informasinya, mari kita beralih kepada Florencia yang telah mengenakan seragam masinis resminya dan juga bersiap untuk mengendarai Stellar Phoenix. Kereta terbaik dan masinis terbaik, sebuah perpaduan yang sempurna.
Dan sebelum kereta benar-benar berangkat, ia mengeluarkan liontin yang selama ini disimpannya di dalam saku seragamnya. Setelah itu, Flo memandangi foto seseorang yang ada di dalam liontinnya dengan tatapan yang tak bisa diartikan orang lain.
"Aku berangkat, Jeremiah ... "
🚄🚄🚄
Selagi Flo fokus mengemudikan kereta di gerbong masinis, semua kru tengah sibuk dengan kegiatan mereka. Ada yang tidur, ada yang sedang bermain dengan kru lain, dan ada yang tengah melihat-lihat pemandangan luar angkasa dari jendela Stellar Phoenix.
Termasuk Jjongmon yang baru saja selesai mengambil kameranya dari lab Florencia — tentu saja untuk mengambil foto-foto kru di planet misi nantinya.
"Nanti kita bakal ambil foto yang banyak~" ucapnya dengan nada ceria sampai ia menemukan satu kru yang terlihat melakukan hal aneh di matanya.
"Massa benda dikali percepatan sama dengan gaya ... Massa dibagi volume hasilnya massa jenis ... "
Tak lain dan tak bukan itu adalah Ian yang tengah tidur siang di kursi penumpang sambil mengigau rumus-rumus fisika. Entah apa yang sebenarnya sedang dimimpikan cowok itu.
YOU ARE READING
Space Sojourner
Science FictionHanya cerita biasa tentang keseharian para anggota Interstellar Space Frontier. Jika kau penasaran, buka saja. Siapa tau ada yang seru, iya kan? with cast ; by farrasayuvi30