Pars Memoria - Mortem Quaesitor

199 19 216
                                    

Pars Memoriae (Piece of Memory), adalah chapter khusus yang membahas tentang latar belakang dari salah satu kru yang terpilih.

Mortem Quaesitor (Death Seeker), merupakan nama konstelasi bintang milik Itsuka Rin.

🚄🚄🚄

"Orang bilang, bintang-bintang membawa memori dan kenangan dari masa lalu. Mereka akan terus memancarkan sinar indah, menunjukkan pada semesta bahwa sekalipun sang pemilik bintang telah lama tiada dan hanya tinggal nama — kenangan dari sang pemilik akan selalu bercahaya, tak peduli bagaimanapun keadaannya." — Jeremiah Hudson

"Jika sekali saja kamu merasa ingin menyerah untuk hidup, maka mendongaklah dan lihat bintang yang bertaburan di angkasa luas. Konstelasi yang kamu miliki akan selalu memandumu, menjadi petunjukmu dalam menjalani kehidupan. Tak peduli sepahit apapun perjalanan yang kamu lalui — ingatlah, alam semesta penuh dengan teka-teki. Selalu ada hal yang tak terduga akan menghampirimu." — Florencia Lourvine

🚄🚄🚄

note: maaf kalo pas baca ceritanya berasa loncat-loncat. aku gak pro bikin bekstori :')

🚄🚄🚄

"Tahanan 1719, giliranmu."

Pemuda yang mendengar nomor tahanannya dipanggil langsung berdiri dari ranjang — yang sepertinya tidak layak disebut sebagai ranjang, lebih mirip papan kayu diberi rangka tempat tidur.

Begitu mendekati pintu keluar dari ruangan yang ia huni selama setahun terakhir, pria berkumis melenting yang memanggil namanya tadi membisikkan sesuatu.

"Jawab pertanyaan mereka dengan jujur, Nak. Siapa tahu setelahnya hukumanmu akan diperpendek dan kamu bisa bergabung menjadi bagian dari mereka."

Sementara yang dibisiki tak mengerti. Siapa mereka yang dibicarakan oleh sipir tua itu?

"Terlalu lama mengurus kami di sini mungkin membuat otak beliau korslet," pikirnya.

Tapi dibanding mengatakannya, ia lebih memilih diam dan menurut saja. Mengikuti langkah beberapa petugas lain menuju ke sebuah ruangan yang akhir-akhir ini dimasuki oleh tahanan lain, dan setelah beberapa hari ia baru mendapat giliran.

Begitu tiba di depan pintu ruangan tersebut, kepalanya mulai ribut dengan berbagai pertanyaan.

Apa yang ada di dalam ruangan itu?

Kenapa setelah yang lain keluar dari sana, mereka merasa bahagia?

Dan mengapa beberapa di antara kami diizinkan untuk bebas setelah keluar dari ruangan itu?

🚄🚄🚄

Apa yang ia temukan setelah masuk hanyalah seorang wanita muda dengan kacamata yang bertengger manis di hidung mancungnya. Juga beberapa berkas dan foto yang ia yakini adalah milik tahanan lain — ia mengenali mereka, meski sebenarnya tidak peduli.

Memangnya siapa yang mau saling peduli di bangunan penuh pelaku kriminal?

"Kamu sudah datang? Baguslah, silahkan duduk."

Dengan canggung, pemuda itu akhirnya menarik kursi yang ada dan membuat keduanya duduk berhadapan.

"Tahanan nomor 1719 ... Itsuka Rin, benar?"

Space Sojourner Where stories live. Discover now