tujuh

173 23 1
                                    

Neken bintang di pojok bawah itu ga sesusah itu loh gais. Ga bayar juga.

-------

Habis dengan buburnya, walaupun mostly disambi Diva marah-marah gara-gara si curut Langit gangguin dia pas lagi makan, kedua kawula muda itu jalan lagi ke salah satu mall yang ada di kota itu. Niatnya sih mau nonton.

Tadi Diva ngeliat salah satu iklan film dan tertarik buat nonton. Jadilah mereka di sini sekarang. Berdiri di barisan antrian tiket. Dengan Langit yang berada di belakang Diva.

"Mau nonton apa, Kak?"

Diva barusan senyum ke mbaknya, baruuuu aja mau mangap, udah keduluan sama si bedebah sialan ini, "365 days."

Mata perempuan itu melotot, mbaknya juga keliatan kaget. "Maaf, Kak. Untuk saat ini film tersebut tidak tersedia."

"Anu, Mbak. Maksudnya mau nonton ini, Wonka!"

"Untuk berapa orang, Kak?"

"Bisa liat kan? It's only two. Me and her," sahut Langit dengan muka stoic yang bikin mbak mbaknya jadi kaya orang habis dituduh nyolong mangga.

Diva menoleh lagi ke arah Langit, melotot. Ini cowok kalo di luar omongannya atos banget. Perempuan itu kemudian tersenyum nggak enak sama mbaknya. Setelah membayar tiket film mereka beli pop corn dan minuman ringan.

Belum juga si bakulnya nanya, Langit udah duluan ngemeng. "Pop corn mix, size large. Sprite, Coca cola yang medium."

"Langit!" Peringatnya kesal. Walau enggak mempan sih. Anjing emang ni orang. Pengennya sih dia cekek di tempat manusia satu ini. Ngga sengaja dia denger percakapan sekelompok cewek di belakang mereka.

"Anjir, ni mas masnya ganteng banget coy!"

"Iya, gue tadi juga ngeliat pas antri tiket."

"Minta username ignya ga sih?"

"Lo aja sono!"

"Yeh, kaya elo ga mau aja!"

Diva yang diem diem dengerin pun berniat balik badan buat join percakapan itu, tapi pundaknya ditahan sama Langit. "Ga usah aneh-aneh."

Ditatapnya Langit dengan pandangan ga suka, ini kenapa mendadak mereka kaya orang pacaran sih?! Si bakul jagung berondongnya terus ngasihin pesanan mereka dan Langit bayar pake uang pas. Abis itu Diva berniat duduk di sofa sambil nunggu. Tapi Langit malah narik dia buat masuk ke bioskop. Dan yang dia sadari adalah... Langit milih kursi paling belakang.

:)

"Loh, kok di sini sih?!" Omel perempuan itu berdiri di lorong kursi. Masih sepi bjir, masih setengah jam lagi filmnya dimulai.

Langit ga jawab malah narik tangan Diva buat jalan ke kursi mereka. Dah, feeling kita ga enak sih dari sini.

"Pengen nyoba do that in public ga sih?" Ujarnya sambil tersenyum misterius, Diva membelalak, dan sebelum dia mengomel, Langit buru-buru menempelkan bibirnya ke milik perempuan itu.

-
[Comment section]

Boyfriend Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang