×
×
Malam harinya, Gretha tengah sibuk menyimak grub kelasnya yang tumben ramai. Ia juga membuka percakapan grub satu sirkelnya itu. 'IC Genk'. Walaupun para laki-laki itu mempunyai geng sendiri, namun mereka juga sering bermain bersama dengan gadis-gadis cantik ini. Jadi, apa salahnya membentuk sirkel dengan para gadis? Entahlah, Gretha tidak tau awal mengapa ia masuk sirkel nakal ini. Padahal ia ingin jadi anak baik-baik. Sepertinya takdir tidak memperbolehkannya.
Atensi gadis itu terfokus pada satu nama yang sedang menimbrung grub. 'Navarro'. Ingatannya langsung kembali pada beberapa jam lalu ketika teman-temannya menyuruhnya untuk mengakrabkan diri dengan laki-laki itu. Pandangannya beralih ke atas langit-langit kamar. Memikirkan sesuatu yang sepertinya tidak ada salahnya jika dilakukan. Toh mereka satu sirkel, masa tidak punya kontaknya?
"Masa gue yang chat duluan, sih? Tapi kan niatnya cuma sekedar simpen-simpenan nomor. Coba aja kali ya?" gumamnya menerka-nerka.
"Pokoknya kalo niat gue udah tercapai, gue gaakan memperbanyak chat sama dia. Ntar dikira suka lagi!" monolognya sendiri sembari mencari-cari kontak lewat grub.
'Hai.'
'Udah gue save.'
Gadis itu mendelikkan matanya kaget. Sekarang wajahnya memerah padam menahan malu. Banyak umpatan ingin ia lontarkan sekarang juga.
"Anjirr! Tau gitu gausah gue chat, kampret! Langsung gue save aja! Kalo gitu kan ngga bakal keliatan kalo gue yang mulai! Mampus."
×
×
"HAHAHAHAHAHAHH! Lo beneran ngechat diaa?!!" tawa Ava menggelegar dan semakin membuat Gretha malu.
"Brisik lo! Niat gue cuma mau simpen nomor kok!" elak Gretha cepat.
"Tuh! Dia aja udah save nomor lo dari lama. Ketauan banget lo kalo sombong!" timpal Meisa terkekeh sembari menyeruput teh manisnya.
"Ih--"
Drrttt
Drrtttt
"HP lo tuh, Cha. Ada yang nelpon." ucap Dhias yang baru saja duduk di meja kantin sambil menaruh soto ayamnya.
"Siapa sih gang--
Dahinya berkerut bingung.
"Siapa, Cha?"
Gadis itu menatap layar ponselnya yang sudah mati kembali. Lalu beralih menatap sahabat-sahabatnya dengan tidak percaya.
"Varro."
"HAHHH!" teriak mereka serentak.
Ting!
Gadis bersurai hitam kecoklatan itu kembali menatap ponselnya dan membaca notifikasi pesan yang masuk. Belum sempat terbaca, pesan itu sudah ditarik kembali oleh pemiliknya.
"Gajelas."
"Eh, liat dongg!" ucap Dhias dengan kepo.
"Ogah."
Ting!
"Apaan sih ini." gerutu Gretha dengan kesal lalu membuka chatnya dengan Navarro.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐑𝐄-𝐑𝐄𝐀𝐃'
Fiksi Remaja[𝑹𝒆-𝒓𝒆𝒂𝒅] ❝Aku bingung, aku takut kamu pergi lagi.❞ ❝Itu cerita dulu, sekarang aku ngga akan janji-janji, tapi lebih ke bukti. Habis lepas dari kamu dulu, aku juga ada lagi. Tapi nyari kamu di orang lain itu ngga mungkin.❞ ❝Kenapa dulu pergi?❞...
PROLOG 1
Mulai dari awal
