BAB 5

77 4 0
                                    


Waktu kerja berakhir, Haura merapikan barang di meja pejabatnya dan bersiap-siap untuk pulang. Namun, dia agak terkejut dan hairan saat melihat Kak Ros masih berada di taman berhampiran bilik darjah.

Haura mendekati Kak Ros dengan wajah penuh tanda tanya. "Kenapa Kak Ros belum pulang lagi?" Dia beranggapan bahwa Kak Ros yang sudah meninggalkan pejabat lebih awal daripadanya, sudah pulang.

"Isya tak balik lagi, so Akak tengah tunggu sampai Puan Farra jemput dia," jawab Kak Ros, memberi penjelasan kepada Haura yang terlihat penuh tanya di wajahnya.

Haura mengangguk, memahami situasi itu. "Pelik, biasanya Kak Farra selalu ambil Isya tepat waktu," gumam Haura.

Haura melirik ke arah taman, dan di sana, Isya duduk di bangku taman bunga, hanyut dalam dunia dongeng yang terbentang di halaman bukunya. Senyum kebahagiaan merekah di wajah Haura, menikmati pemandangan indah itu sejenak.

"Kak Ros baliklah dulu. Biar Haura yang jagakan Isya sementara tunggu Puan Farra datang ambil," Haura dengan ramah menawarkan bantuan.

"Eh, betul ke ni, Haura?" Kak Ros menatap gadis muda itu dengan muka ingin tahu, mencari pengesahan.

"Ya Kak, Haura tahu Kakak perlu ambil anak Kakak lagi di sekolah setelah ini. Kakak baliklah, nanti Haura yang jagakan Isya," Haura mengangguk dengan penuh keyakinan, menawarkan bantuan dengan tulus kepada Kak Ros.

"Yalah, Haura. Terima kasih banyak-banyak," ucap Kak Ros dengan senyuman lega, merasa bersyukur atas tawaran bantuan Haura.

"Jangan lupa kunci pagar, ya. Terima kasih sekali lagi, Haura," pinta Kak Ros, sambil menyerahkan kunci pagar tadika.

"Hati-hati di perjalanan, Kak Ros. Haura akan pastikan semuanya okey kat sini," ujar Haura dengan senyum ramah, sambil mengulurkan tangan untuk menerima kunci pagar.

Kak Ros mengangguk tanda terima kasih, "Jaga Isya baik-baik. Sampai jumpa isnin minggu depan," seraya menyampaikan salam perpisahan.

Selepas Kak Ros hilang dari pandangan, Haura melangkah perlahan ke arah anak kecil yang tenggelam dalam dunia dongengnya. "Hai, Isya. Macam mana kisah dongeng hari ini?" tanya Haura sambil tersenyum ramah.

Isya, terkejut dengan kehadiran Haura, memandangnya dengan mata yang berkilau. "Mummy Haura!" serunya, lalu dia memeluk Haura erat.

"Mama Isha mana, Mummy? Kenapa Mama Isha tak datang lagi? Kawan-kawan Isha semua dah pulang. Mama Isha lupa Isha ke?" Isya bertanya selepas pelukan dilepaskan, air mata menggenang di matanya. Raut wajahnya penuh kecemasan, mencerminkan kekhawatiran yang tumbuh di benaknya, membawa kedalaman emosi yang menyentuh hati Haura.

Haura merasa simpati melihat ekspresi Isya. "Mama Isha pasti tak lupa. Mungkin Mama Isya sedang hadap jem sekarang, sebab tu Mama Isya lambat ambil," ucap Haura, sambil menghapus air mata Isya yang mengalir dengan lembut.

"Jem tu apa, Mummy? Jem strawberry ke?" tanya Isya dengan muka kebingungan, membuat Haura tertawa mendengarnya, mengisi ruangan dengan keceriaan anak cilik yang begitu polos itu.

Sambil tertawa, Haura mencuba menjelaskan, "Bukan sayang, bukan jem strawberry. Jem tu yang kita tengok waktu kereta banyak-banyak atas jalan raya. Itu yang buat Mama Isha terlambat datang, tapi takpe, kita tunggu lagi, ya?" Haura memberikan penjelasan sambil tersenyum.

Isya tertawa kecil, "Oh, jem tu macam kereta banyak-banyak atas jalan raya lah, Mummy? Isha faham sekarang." Wajah Isya yang sebelumnya penuh kerisauan kini berubah ceria, membuktikan betapa mudahnya anak-anak mengubah suasana hati dengan pemahaman yang penuh kepolosan.

Haura tersenyum, "Yup! Bijak anak Mummy Haura ni," ucapnya dengan bangga, sementara kebahagiaan terpancar dari matanya.

Pintu pagar tadika terbuka perlahan, Hayyan melangkah masuk sambil tersenyum, memancarkan kebahagiaan saat melihat Isya dan seorang guru muda yang tampak akrab dengan anak buahnya. Wajah gadis muda itu penuh kelembutan, menunjukkan rasa cinta dan kebahagiaan melihat Isya tertawa ramah dan hangat di taman tadika itu, menciptakan gambaran penuh kasih di antara mereka.

SAAT BAHAGIA✨ | OGWhere stories live. Discover now