47| perlawan II

14 4 2
                                    

Sementara itu.

Ana mengeluarkan akar menjalar tanpa henti bagi memudahkan temannya menyerang. Dia berdiri di pepohon, atas akar yang sangaja ditinggikan supaya mudah untuk melihat situasi.

Clise menghayunkan scythenya kearah esya sambil tertawa jahil, namun tubuhnya dihempas oleh akar yang besar milik ana.

Buaghhh!

"Wahahahah, hodoh siak muka dia!" Esya memegang perut sambil tertawa geli.

"Kukira malaikat tadi, eh ternyata sikopat" ana

Clise bangun, sorot matanya memandang tajam esya lalu mengherotkan senyuman ke sisi. Dia tahu esya saat ini tidak tahu cara mengaktifkan kuasa yang ada pada dirinya itu. Matanya yang merah itu mengeluarkan tanda.

 Matanya yang merah itu mengeluarkan tanda

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Haaaaaaaa.. hihihihi"

Senyuman sinis terukir diwajah.

'gadis itu, belum menyadari kekuatannya yang luar biasa itu. Sungguh mengecewakan.. ini peluang aku nak hapuskannya hihi'

Clise bergerak manaiki akar yang sengaja dibuat tinggi itu tanpa bunyi.

'pertama-tama'

Tiba diatas, melihat ana yang masih berdiri diatas pepohon itu tidak menyadari keberadaannya sambil bergaul dengan esya. Clise tersenyum senis lalu mengangkat tinggi scythenya.

Shing!

'aku perlu menumbangkan pohon yang mengganggu gerakanku'

.

.

.

.

.

Dalam masa yang sama, zia dan ikah berhadapan pula dengan claire diatas tumpukan tengkorak. Berkali-kali mereka melancarkan serangan tapi dielak oleh claire dengan mudah, dia seolah-olah sudah melihat pergerakan mereka yang laju itu menjadi lambat.

"Hoaaammm..tak cukup pantas" claire merendah-rendahkan gerakan mereka.

Ikah kesal.
"Kau!.. akar berduri!!"

Ikah membuat lingkaran hitam tepat dibawah kaki Claire dan akar berduri keluar dari lingkaran itu lalu melilit kakinya.

"Ugh! Menyusahkan!" Claire meronta-ronta. bukannya terlepas, malah akar berduri itu lilit sekali tubuhnya.

Claire menghela keluh.
"Takpelah, aku tidur lagi bagus" claire berbaring seperti tidak dililit oleh akar yang berduri. Dengkuran pun terdengar.

Jatuh rahang zia dan ikah melihat tingkah claire. Boleh pula dia tidur dalam situasi macam ni..

Ikah menepuk dahi.. "pulakk"

Zia melihat kearah esya lalu menunjukkan simbol terbaik👍. Terkejutnya melihat clise yang sedia menghayunkan senjata dibelakang ana. Disebalik itu, sorot mata claire bewarna keemasan memandang zia.

Missing Elementals | The Founding Power [Repair]Where stories live. Discover now