Mungkin Mike tahu siapa gadis itu, "dengan siapa dia kemarin?"

"Matthew, Cam-siapa aku tidak kenal, dan lelaki berwajah mungil, Jack Johnson." Jelasnya.

"Hanya itu?"

"Kurasa begitu. Oh. Kemarin sih dia mengobrol dengan seorang gadis." Bingo.

"Kau tahu dia siapa, Mike?" Aku benar-benar penasaran.

Sayangnya dia menggeleng, "aku belum pernah melihatnya sih."

Aku menghela nafas pelan, "yasudah."

"Memangnya kenapa?"

Kugelengkan kepalaku, "tidak apa-apa, aku hanya ingin tahu."

Kring!! Kringg!!

Bel masuk berdering dengan nyaringnya. Tanda bahwa jam pelajaran akan segera dimulai.

"Aku masuk kelas dulu ya." Kataku melambai pada Mike.

"Eh, Weiss, tunggu." Dia menahan tanganku.

"Apa?"

"Nanti istirahat ke ruang musik ya," pintanya.

Aku harus berpikir dua kali sepertinya, "ya, lihat nanti." Kataku.

"Kau bisa mengajak temanmu itu, siapa namanya? Uhh, Hazzel."

"Ya, oke. Sudah ya, Mike. Nanti aku terlambat." Kataku yang menarik pelan pergelanganku.

"Oke, au revoir, la femme de fleur. Perkataanku benar kan?" Dia tertawa sambil berjalan mundur untuk pergi ke kelasnya.

Aku memutar bola mataku dan sedikit tertawa, "ya, ya, dan satu lagi, Mike." Aku memanggilnya, "bisa kau berhenti memanggilku dengan sebutan-sebutan itu?" Lanjutku sebelum akhirnya berjalan menjauh.

Dia hanya tertawa. Aku menggeleng pelan sampai akhirnya kami berpisah di koridor untuk pergi ke kelas kami masing-masing.

......

"Kumohon, Haz. Satu kali ini saja."

Dia tetap menggeleng sambil membuka lokernya dan menaruh buku-bukunya, "Weiss, aku tidak terlalu suka dengan teman ungumu itu." Katanya. Tangannya menutup pintu lokernya dan menguncinya.

"Dia jinak kok, aku serius." Kugapai lengan Hazzel dan menariknya.

Dia mengela nafas panjang, "Edelweiss, beri aku dua alasan kenapa aku harus ikut denganmu ke ruang musik dan bertemu teman genitmu itu." Ia mengacungkan dua jarinya tepat di hadapanku.

Kulepas lengannya perlahan, "ayolah bro, dia temanku dan dia ramah padamu. Kita hanya pergi ke ruang musik, kau bisa menyanyi, aku bisa main gitar. Kita bisa membuat cover lagu atau sebagainya. Dia juga tidak akan melarang kita melakukannya." Kataku.

Dia tetap bersedekap dan memasang tampang datar.

"Oke. Pertama, ada seorang lelaki yang berusaha kujauhi, alasannya memang tidak logis, tapi aku agak tidak suka dengannya, dan jika aku menjauh, Mike pasti curiga dan aku tidak mungkin mengatakan yang sejujurnya, di sisi lain pasti Calum akan-..."

"Calum?" Tanya Hazzel.

"Uhh, dia teman Mike, kau akan bertemu dengannya nanti." Kataku, "dia pasti akan mentertawakanku. Dan kedua, kita hanya pergi kesana, bermain musik, dan kemudian saat bel tanda istirahat berakhir berdering, kita kembali ke kelas, kemudian belajar, dan pulang. Selesai." Lanjutku.

"Hahh, yasudah deh." Desahnya pelan, "tapi hanya sekali, oke?"

Aku tersenyum puas dan memeluknya, "thanks, bro! I love you!!" Seruku.

A Half Beat ➳ Luke.Hemmings [ON-HOLD]Where stories live. Discover now