Chapter 1

399 63 10
                                    

Oh oh o-o-oh, oh oh o-oh
Life's a tangled web
Of cell phone calls and hashtag I-don't-knows
And you you're so caught up
In all the blinking lights and dial tones I admit I'm a bit of a victim in the worldwide system too
But I've found my sweet escape when I'm alone with you
Tune out the static sound of the city that never sleeps
Here in the moment on the dark side of the screen

"Oi, gadis bunga, dengar tidak?"

Aku tersadar dan melepas earphone-ku yang masih memutar lagu. Pria berambut ungu itu memandangku.

Michael Gordon Clifford, atau biasa kami memanggilnya Mikey. Bocah gila game yang suka mewarnai rambutnya, seperti merah, kuning, hijau, di langit yang biru-... Ehh ... Ya intinya seperti itu.

"Iya, iya, aku dengar." Sebenarnya sih tidak,

Dia medengus, "coba ulangi apa yang kukatakan,"

"Oke-oke, aku tidak dengar, bisa kau ulangi, Gordon?" Kataku, biasanya ia akan memberikanku tatapan tak menyenangkan jika aku menyebut nama tengahnya.

Benar saja, Mikey mendelik sebal ke arahku, "jadi menurutmu bagaimana jika camping? Atau pentas seni?" Tanyanya sambil menyeruput jus jeruknya.

"Kurasa pentas seni lebih baik." Usulku.

"Kenapa tidak camping?" Katanya.

"Kau tadi menanyakan pendapatku, bagaimana sih."

"Ya, tapi kurasa camping itu kegiatan yang lebih baik dibandingkan pentas seni." Dia mengelak, "lagipula menyehatkan, mendaki gunung, bernafas di udara segar."

Aku menggulung rambutku menjadi bentuk messy buns. Kurampas jus jeruk Mike yang masih digenggam olehnya dan menghabiskannya.

Dia membuka tutup pulpen dengan mulutnya dan menahan tutup pulpen itu dengan bibirnya kemudian menuliskan sesuatu pada secarik kertas polos.

"Memangnya kenapa sih kalau pentas seni?" Tanyaku,

"Yeah you know, things are getting boring lately. Kita butuh kesegaran," ungkapnya, "beberapa siswa dari kelas lain bahkan sampai berdemo di luar ruangan Mr. Trevor untuk meminta liburan, gila kan? Sepertinya mereka pusing memikirkan urusan skripsi."

Aku hanya mengangguk, membiarkan ia berceloteh dan kembali pada buku gambarku. Kubolak-balik lembaran kertas berisi gambar-gambarku, mencari satu halaman kosong untuk kuisi dengan gambar baru. Kutarik garis membentuk suatu pola sketsa dengan pensilku.

Jam belajar sebenarnya sudah berakhir, tapi masih banyak siswa yang lebih memilih untuk tetap tinggal di kampus, biasanya mereka akan pulang pukul empat sore.

Aku berpikir, sampai tanganku kembali membentuk garis-garis tubuh seekor binatang. Rusa. Ya aku sangat menyukai rusa. Lincah dan keren, bagiku. Ditambah dengan tanduknya, seakan menggambarkan ketangguhan dan memberi kesan gagah pada rusa.

"Gambar apa?" Mike berujar tiba-tiba.

Bodo amat,

"OH! Kancil! Kancil!!" Dia berseru heboh.

"Berisik banget sih,"

"Oke, oke. OH!! Kadal bertanduk!!"

Aku menghela nafas, "ini rusa, Michael."

"Eheh, aku tahu kok, aku hanya bercanda." Katanya, memberikanku cengiran bodohnya.

Keadaan di taman mulai ramai. Ditambah mulut Mike yang butuh disegel secepatnya. Kalau begini aku tidak bisa menggambar dengan tenang. Aku membenahi buku dan peralatan gambarku. Mikey menatapku bingung.

A Half Beat ➳ Luke.Hemmings [ON-HOLD]Место, где живут истории. Откройте их для себя