8. Masalah Baru?

5 1 0
                                    

Seharian ini, kuhabiskan waktu untuk bersantai. Terbang di bawah langit biru tak berawan bersama Jayson. Jujur saja, aku tidak tahu mau ngapain, soalnya kami berdua memang lagi gabut. Pokoknya, kami putuskan seharian ini untuk pergi healing dan bersantai. Niat awal memang begitu. Dan itu terjadi, sebelum aku dan Jayson, bertemu dengan orang-orang ini.

"DIA SEEKOR NAGA!" teriak si lelaki dengan surai merah.

"Aku tahu! Kenapa pula kau harus berteriak di dekat telingaku, bang*at!" sarkas seorang perempuan bersurai pirang.

"Apakah dia akan memangsa kita?" tanya seorang lelaki bersurai hijau takut sembari memegang erat tongkat kayunya. Dia seorang mage.

"APA? MANA SUDI AKU DI MANGSA SEEKOR NAGA! NIKAH SAJA BELUM MASA' MATI DULUAN!"

"&#,÷*#,&$?*×>@*?@*>!"

"&#&#&*'jsjzjsnjzjsnzjj?!!"

"1.. 2.. 3.. 4.. 5 orang. Haduh, apa aku harus mengurus bocah-bocah itu?" Jayson menghela napas malas.

"APA? BOCAH KATAMU! HEI KAKEK TUA, BERANI-BERANINYA KAU BILANG AKU BOCAH, HAH!"

"Dan berani-beraninya kau bilang aku Kakek tua padahal umur kita tidak berbeda jauh, bocah!" Jayson tersenyum kecil dengan tangan terkepal menahan kekesalannya. Empat deret urat tampak menonjol di keningnya.

"HMPH! MEMANGNYA BERAPA UMURMU, HUH?"

"... 18 tahun."

"... apa?"

"18 tahun," ulang Jayson.

"Tapi wajahmu seperti orang berusia 30 tahun."

Seketika wajah Jayson menggelap. Sementara aku memperhatikannya dengan tak selera.

"Kau tahu... meski pun kau berada satu tahun di bawahku--"

Sringg.

Jayson menodongkan pedangnya, "aku tidak lembek pada adik kelas," dia menyeringai lebar. Empat deret urat-urat kekesalan kini tampak menonjol di leher dan keningnya.

Merasa tertantang, si rambut merah pun ikut mengeluarkan pedangnya, "baiklah, mari kita bermain," ucapnya penuh rasa percaya diri. 'Khuhuhu, aku yakin aku yang akan memenangkan duel ini. Bersiaplah, orang jelek! Akan kubuat kau membungkuk sampai mencium tanah!"

"Memikirkan hal jelek tentangku, ya?"

Sringg!

Sringg!

Bak! Buk! Bak! Buk!

Trang! Tang!

Tap..! BATS!

SRIINGG...!

Jayson mengambil napas dalam-dalam dan siaga dalam posisi kuda-kudanya, "lightning."

Bzzzttt...!
Bilah pedang Jayson terselimuti arus listrik sebelum melompat maju menerjang si rambut merah.

"A.. apa...!" Si rambut merah melompat mundur, 'aku tidak bisa menghindarinya!'

ZZZZRRRTTTTT...!

TRAAANGGGG...!!!

.

.

.

"Aku kalah."

"Ck, memang itulah pelajaran yang sepadan untuk bocah nakal sepertimu," Jayson menyarungkan pedangnya kembali dengan tatapan penuh intimidasi pada si rambut merah yang sudah di buat babak belur (muka bonyok, mimisan, benjol tiga tingkat) olehnya. Dan di hukum suruh duduk tegak dengan kedua tangan keatas dan kepala menunduk kebawah.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 29 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

PERJALANANKU DI DUNIA LAIN SEBAGAI OUTSIDERWhere stories live. Discover now