Bab 5

85 20 13
                                    

Hari libur dan cuaca panas adalah perpaduan pas bagi Axel untuk tidur.

Rasanya belum ada setengah jam ia tidur, Kevin membangunkan dirinya.

Rasa jengkel pasti ada tapi rasa terkejutnya mengalahkan rasa jengkel yang ia miliki pada Kevin.

"Ica di luar."

"Hah?!"

"Ica di luar." Kevin mengulangi ucapannya.

"Serius?" Axel meraih ponselnya, ada beberapa panggilan tak terjawab dan juga pesan masuk dari Ica.

"Cepat bangun, dia sudah menunggu!"

Axel segera bangun meski masih sangat mengantuk. Setelah cuci muka ala kadarnya dan berganti pakaian, ia menemui Ica.

"Axel." Ica langsung menghampiri Axel begitu melihat pria itu keluar lalu tanpa basa-basi, ia memeluk Axel. "Aku merindukanmu."

Axel salah tingkah, ia hanya diam tak menjawab atau pun membalas pelukan Ica.

"Menyebalkan." Ica melepaskan pelukannya dan memasang wajah cemberut.

"Kenapa kamu kemari?"

"Tidak boleh?

"Bukan begitu. Aku hanya terkejut dengan kedatangan kamu."

"Kamu tidak minta aku buat duduk dulu?"

Axel tertawa hambar, ia sangat terkejut sampai lupa mempersilahkan Ica untuk duduk. "Ya, tentu. Duduklah."

Ica terlihat biasa saja dan bercerita panjang lebar tentang perjalanannya tapi berbeda dengan Axel, ia hanya diam mendengarkan dan berpikir.

"Kamu tidak suka aku datang?"

"Bukan, bukan itu."

"Ya sudah, aku pulang." Ica bangkit dari tempat duduknya.

"Bukan begitu, Ca." Axel ikut bangkit dari tempat duduknya.

"Sudahlah, aku cuma mampir sebentar kok. Maaf sudah ganggu waktu tidur kamu."

"Ca...."

"Iya aku mengerti, Xel." Ica mendekati Axel dan memeluk pria itu lagi. "Aku sangat merindukanmu."

Pelukan itu tidak berlangsung lama karena Axel tidak membalas pelukannya dan tidak merespon apa yang ia katakan. Meski ada rasa sedikit kecewa di hatinya, Ica mencoba untuk mengerti. Hubungan mereka memang sudah berakhir.

"Maaf."

"Tidak, tidak apa. Aku mengerti."

Hubungan mereka memang sudah tidak bisa dilanjutkan. Mereka memiliki perbedaan cukup besar yang sulit untuk disatukan.

"Hati-hati." Hanya kata-kata itu yang bisa Axel ucapkan untuk Ica.

"Tentu."

Ica bergegas pergi karena ia sadar diri. Kedatangannya tidak diharapkan oleh Axel. Sebagai seorang wanita, ia harus memiliki harga diri karena itu ia tidak memaksa Axel untuk tetap bertahan bersamanya meski ia masih sangat mencintainya.

"Aku kasihan padanya."

Axel berbalik badan dan mendapati Kevin bersandar di pintu.

"Kamu menguping pembicaraan orang?"

"Sedikit."

"Jangan lakukan hal seperti itu. Melanggar privasi orang."

"Sejak kapan ada privasi diantara kita? Meski aku tidak menguping pembicaraan kalian, kamu pasti akan bicara panjang lebar padaku."

"Terlalu percaya diri sekali Anda."

Axel berjalan masuk rumah menuju kamar.

"Xel, aku kasihan pada Ica. Dia jauh-jauh kemari hanya ingin bertemu denganmu tapi reaksi kamu seperti itu." Kevin mengikuti Axel.

"Lalu aku harus bagaimana? Katamu, jangan memberikan harapan jika aku tidak mampu mewujudkannya."

"Betul, betul sekali. Cuma, kenapa itu hanya berlaku untuk Ica? Bagaimana dengan Sayba?"

Axel menghentikan langkahnya, ia teringat pada Sayba. Apakah wanita itu akan bersedih seperti Ica jika akhirnya nanti mereka tidak bisa bersama?

"Sayba tidak mencintaiku seperti Ica."

"Bagaimana kamu bisa berbicara seperti itu?"

"Aku yakin, Sayba tidak mencintaiku. Dia tidak tertarik padaku dan dia tidak ingin menikah. Jadi, aku rasa semuanya akan baik-baik saja."

"Aku hanya ingin mengingatkan kamu. Ica hampir sama dengan Sayba. Dua wanita itu bicara tidak ingin menikah dan tidak ingin menjalin hubungan dengan pria. Meski kedua wanita itu memiliki alasan yang berbeda tapi nyatanya, Ica jatuh cinta padamu dan sekarang sakit hati karenamu sampai seperti itu."

"Tutup mulutmu, Kev. Semakin kamu mengoceh, semakin membuat kepalaku pusing."

"Sebagai sahabat serta adik ipar yang baik, aku mengingatkanmu. Sayba terlalu lembut untuk kamu lukai."

"Lalu aku harus bagaimana?"

Rasa frustasi menghampiri Axel, ia mencintai Sayba saat ini tapi ia juga tidak mau menyakiti hati wanita itu.

"Jauhi dia sebelum terlambat."

"Sepertinya semua sudah terlambat. Aku mencintainya."

"Belum terlambat. Katamu, dia tidak mencintaimu."

Axel menatap Kevin. Ya, semua belum terlambat. Sayba belum mencintainya dan sebaiknya ia menghindari Sayba meski rasanya begitu berat.

🥀🥀🥀
21 November 2023

Update 26 November 2023








Bukan Cinta Romeo & Juliet Where stories live. Discover now