Bab 1

273 49 6
                                    

"Aku menyukaimu."

Rasa aneh dan tak percaya tentu saja menghampiri Sayba. Ia tahu betul bagaimana Axellio Hugo. Pria dengan sejuta pesona yang mampu meluluhkan hati para wanita. Namun, ia tidak termasuk dalam deretan wanita itu. Ia tak ingin jatuh cinta pada pria mana pun termasuk Axel.

"Tolak aku."

"Kakak bercanda?"

Sayba tak ingin menanggapi Axel tapi entah mengapa mulutnya tak bisa diajak kompromi.

"Aku serius, Sayba. Tolak, aku."

Axel menatap Sayba lekat-lekat. Rasa putus asa mungkin tergambar jelas diwajahnya, jika Sayba bisa melihatnya. Namun, ia tak peduli. Ia hanya ingin mengutarakan apa yang ada dihatinya.

"Aku pergi."

Sayba tak ingin menanggapi Axel, ia sangat yakin kalau pria itu sedang bercanda. Lagipula tidak ada satu pun yang menarik darinya, tidak mungkin Axel menyukainya.

Axel sendiri tak menghalangi kepergian Sayba, justru ia senang karena wanita itu tidak menanggapi dirinya. Ia yakin, Sayba memiliki pemikiran sangat logis sehingga ia berani untuk mengutarakan perasaannya.

"Aku baru tahu, ada yang menyatakan perasaan tapi minta di tolak?"

Kevin geleng-geleng kepala melihat kelakuan sahabatnya yang unik.

"Kamu tahu, aku tidak mungkin menjalin hubungan dengan wanita mana pun. Semua percuma, jodohku sudah ditentukan."

Axel menghampiri Kevin yang duduk tak jauh dari tempatnya saat ini.

"Aku tahu." Kevin mengangguk-anggukkan kepalanya. "Tapi kenapa kamu harus utarakan?"

"Aku butuh sebuah kelegaan."

Axel membuka tas dan mengeluarkan laptopnya, ia ingin mengecek laporan pekerjaan yang masuk.

"Kamu lega, lalu bagaimana dengan dia?"

"Memangnya kenapa dengan dia?"

Axel membalas pertanyaan Kevin dengan sebuah pertanyaannya. Menurutnya, apa yang ia lakukan tidak akan memberikan efek apa pun pada Sayba.

"Otakmu tidak berubah jadi bodoh, kan?"

"Apa maksudmu?" Axel mengalihkan pandangannya dari layar laptop ke arah Kevin. Ia tak suka dengan ucapan Kevin barusan.

"Hatimu lega dan hatinya kacau."

Axel tersenyum tipis, "tidak mungkin. Dia wanita cerdas, hal remeh seperti tadi tidak akan mengganggu apalagi membuat kacau hatinya."

"Jangan bodoh, Xel. Wanita itu makhluk yang hampir sembilan puluh persen menggunakan perasaan."

"Sudahlah, tutup mulutmu. Aku juga tidak berniat untuk berhubungan lebih lanjut dengannya. Selama ini aku berhasil melakukan itu."

"Aku hanya sekedar mengingatkan." Kevin membuka tutup botol air mineralnya dan menenggak isinya langsung hingga setengah. Kemudian meletakkannya di meja. "Bagaimana dengan Ica?"

"Bagaimana apanya?"

"Kamu masih berhubungan dengan dia, kan?"

"Semua orang pun tahu, aku dan dia sudah putus."

"Ica masih bergantung padamu."

"Aku sudah menganggap dia seperti adikku sendiri. Tidak ada hubungan lain selain itu."

"Kamu bisa bersikap begitu, lalu bagaimana dengan dia? Yakin, dia cuma menganggap kamu Kakak?"

"Bukan urusanku."

"Ya, ya, semua bukan urusanmu. Kamu memang terlalu egois. Jangan berikan harapan pada siap pun jika kamu sendiri tidak mampu untuk mewujudkannya."

Rasa kesal muncul di hati Axel. Ia ingin memukul mulut Kevin yang lancang dengan laptop miliknya tapi apa yang dikatakan Kevin ada benarnya. Sebagai pria, ia merasa egois dan tak mempedulikan perasaan wanita. Sehingga muncul sedikit rasa bersalah di hatinya pada Sayba.

"Sayba sedang berbicara dengan Baron." Kevin menunjuk ke arah Sayba dan Baron.

"Lalu?"

Axel tak berniat untuk melihatnya. Ia kesal saat melihat interaksi Sayba dan Baron tapi ia berusaha tak pernah menampakkan kekesalan itu selama ini. Bahkan ia bisa pura-pura bercanda dan tertawa bersama Baron meski dalam hatinya ingin memaki Baron dan memintanya untuk menjauhi Sayba.

"Mereka sangat akrab."

Axel menggebrak meja cukup keras, membuat Kevin terlonjak kaget.

"Apa yang kamu lakukan?!" Kevin berteriak kesal sambil mengusap-usap dadanya.

"Ada serangga."

Axel menjawab asal tanpa rasa bersalah. Ia juga tidak berniat untuk meminta maaf pada Kevin. Ia justru merasa kurang puas. Harusnya ia membenturkan kepala Kevin ke meja supaya tidak terus-menerus berbicara tentang Sayba dan Baron di dekatnya. Ia tahu, Kevin pasti sengaja ingin memanas-manasi dirinya.

🥀🥀🥀

18 November 2023












Bukan Cinta Romeo & Juliet Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang