10

27K 1.3K 29
                                    

Setelah izin tiga hari dari sekolah, akhirnya Agatha bisa kembali sekolah lagi. Sebenarnya ia ingin langsung masuk sehari setelah acara pernikahannya. Tapi sayang, rencana itu di tentang oleh Sean.

Jadilah Agatha baru masuk sekarang. Selain itu, mulai sekarang Agatha dan Eve berangkat bersama. Yang lagi lagi itu atas usulan dari Sean.

Suaminya seketika berubah jadi pria posesif. Sean sendiri merasa beruntung ada Eve yang bisa ia minta untuk mengawasi Agatha. Jadi ia bisa tenang.

Awalnya ia berencana memberikan bodyguard untuk Agatha. Tentu hal itu langsung di tolak mentah mentah oleh Agatha. Wanita itu merasa tidak nyaman jika harus di awasi bodyguard. Jadilah Eve yang bertugas untuk mengawasi Agatha.

"Tha, lo udah di unboxing sama bang Sean gak?" Eve tiba tiba menanyakan hal gila itu pada Agatha. Untungnya Eve tadi berbisik. Jika tidak, habis sudah riwayatnya.

"Pertanyaan lo kurang waras deh Eve. Sebelum nikah kan gue emang udah di unboxing sama abang lo."

Agatha heran sendiri dengan Eve. Bukannya gadis itu tau kalau dia sudah melepas gelar perawannya sebelum menikah. Lalu kenapa masih bertanya.

Jawaban Agatha yang terkesan santai justru membuat Eve cengo. Se enteng itu Agatha mengatakan hal itu. Jika itu gadis lain, ia yakin mereka sudah mencak mencak tidak jelas. Agatha memang berbeda dengan perempuan lain.

"Kalau itu gue juga udah tau kali. Maksud gue tuh, setelah sah, lo sama bang Sean udah ngelakuin hal itu lagi apa belum." Greget Eve.

Ingin sekali Eve menggaruk muka Agatha dengan parutan sekalian. Apa apa an tadi, bisa bisanya Agatha menunjukan raut polos saat ia bertanya masalah ranjangnya dengan sang abang.

Sebenarnya itu juga salahnya juga sih. Kenapa juga ia bertanya masalah ranjang abangnya dengan Agatha.

Tapi ia juga penasaran. Bagaimana rasanya melakukan itu. Atau seberapa gagahnya Sean dalam masalah ranjang.

Jadi dia kan bisa mengira ngira nantinya. Lumayan juga untuk perbekalan saat dia sudah menikah dengan Matteo nanti. Ia hanya tinggal mempraktekannya saja.

"Lo pikir gue baru masuk sekolah karena apa? Terus yang jalan gue agak ngangkang kayak habis sunat itu karena apa?" Sewot Agatha.

Eve hanya bisa meringis mendengar sewotan Agatha. Dia jadi ingat cara jalan Agatha pagi itu. Memang sedikit ngangkang.

Dia bahkan menertawakan cara jalannya. Mana tau jika itu akibat malam kedua yang dilakukan oleh mereka. Pantas papa nya itu mengejek abangnya habis habisan. Jadi karena ini.

"Emang masih sakit? Kan itu udah yang ke dua Tha. Masa separah itu." Agatha semakin mendelik pada Eve. Apa apa an dengan pertanyaan gadis itu. Kenapa dia kepo dengan urusan ranjangnya.

"Lo kenapa sih sebenernya. Kenapa kepo banget sama urusan ranjang gue. Lo mau ngerasain juga?"

"Buat bekal gue nanti. Siapa tau Theo bakal babat habis gue waktu malam pertama. Kan gue udah punya bekal dari lo." Agatha tidak tau lagi harus bicara apa dengan Eve.

Otak gadis itu sepertinya sudah dia jual sebelum berangkat tadi. Kenapa juga Eve harus memikirkan malam pertamanya dengan Matteo sekarang. Mereka saja belum menikah, sudah memikirkan malam pertama.

Tapi, sedikit menjahili Eve sepertinya tidak apa apa. Lumayan kan sebagai hiburan untuknya. Baiklah, mari kita mulai menggoda Eve.

"Eve!" Panggil Agatha. Eve menoleh dari novel yang tadi sempat ingin dia baca. "Apa?"

"Lo tau kan kalau fisik kita itu sama kuatnya." Pancing Agatha.

"Terus?"

"Lo bayangin deh gimana kondisi lo nanti waktu malam pertama. Gue yang notabennya udah dua kali aja masih ngerasain sakit, apalagi lo yang baru pertama kali?"

SILENT GIRL [END]Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum