13

21.4K 1.2K 7
                                    

Brukkkk

Byurrrrr

Pyarrrrr

"Shit! Apa yang lo lakuin bangsat!"

Teriakan menggelar Eve keluarkan saat tugas makalahnya basah oleh air. Gadis itu menggeram marah melihat bagaimana makalah yang ia buat kemarin malam sudah tidak berbentuk karena tersiram air.

Makalah itu, nilai miliknya, sekarang sudah hancur tepat di depan matanya. Andai saja itu hanya tugas makalah bisa. Mungkin ia tidak akan bereaksi seperti ini.

Sayangnya, makalah itu adalah pengganti ujian hariannya kemarin. Ia sudah bersusah payah mengerjakannya. Menahan kantuk agar nilainya aman. Tapi apa yang terjadi sekarang? Semuanya hancur. Usahanya sia sia. Nilainya juga akan kosong. Dan itu adalah kekalahan untuknya.

"Hiksss maaf Eve. Aku hiksss gak sengaja hiksss." Luci menangis dengan kencang. Sontak saja tangisannya itu mengundang perhatian semua orang.

Eve masih meratapi nasib makalahnya. Tidak menghiraukan Luci yang semakin mengeraskan tangisannya karena tidak ia pedulikan. Baginya, Luci tidak penting. Entah dulu, sekarang, atau nanti.

Dari awal Luci memang tidak memiliki tempat di hidupnya. Entah sebagai hal penting, maupun tidak penting sekalipun. Luci tidak memiliki itu di kehidupannya.

Tapi, entah kesalahan apa yang pernah dia lakukan dulu sehingga Luci selalu berusaha mengusik hidupnya. Ia bahkan bisa menjamin jika selama mengenal Luci, ia tidak pernah mengusik gadis itu. Sedikitpun tidak pernah.

Tapi kenapa gadis itu selalu mengusiknya?

"HUWAAAA HIKSSS, MAAF EVE. AKU BENAR BENAR TIDAK SENGAJA. KENAPA KAMU TIDAK MAU MEMAAFKAN KU HIKSSS HIKSSS HUWAAAA."

Luci semakin menjadi saat Eve masih tidak memberikan respon seperti yang dia inginkan. Harusnya Eve sudah menampar dan menyiksanya. Dengan begitu semua orang akan membelanya.

"Sialan! Harusnya kau menamparku bodoh. Bukan diam seperti patung. Sialan!"

"EVE AKU— "

"DIAM BODOH!" Luci tersentak mendengar teriakan Matteo yang secara tiba tiba.

Kapan Matteo dan yang lain tiba di kantin. Kenapa ia tidak tau jika mereka datang. Tapi, kenapa Matteo tiba tiba membentaknya? Dan, memeluk Eve?

Tidak hanya Luci yang terkejut dengan apa yang di lakukan oleh Matteo, tapi semua orang yang menyaksikan drama yang di buat oleh Luci tadi. Bahakan inti Lion King juga terkejut dengan aksi ketua mereka.

Matteo, ketua Lion King yang terkenal anti perempuan tiba tiba memeluk Eve di depan umum. Apa mereka punya hubungan? Tapi sejak kapan? Kenapa mereka tidak tau?

"Eve hei lihat kemari! Girl kumohon sadarlah." Matteo berusaha menyadarkan Eve dari lamunannya. Hal ini sering terjadi pada Eve jika ada orang yang berani mengusik nilai atau tugas nya.

"Baby.."

Brukkkk

Eve menyingkirkan Matteo dari hadapannya. Dengan sekali hentak, Eve berhasil menjatuhkan Matteo. Entah Matteo yang lengah, atau Eve yang terlalu kuat karena diliputi amarah sampai bisa menyingkirkan Matteo.

Plakkkk

Plakkkk

Sretttt

Belum reda rasa terkejut semua orang dengan tindakan Matteo dan Eve, mereka kembali dikejutkan dengan Eve yang mencekik Luci setelah memberikan dua tamparan keras di kedua pipi Luci.

Mereka bahkan bisa melihat dengan jelas bekas tamparan itu. Rasa perih di rasakan Luci karena tamparan Eve. Bahkan ia merasa jika kedua sudut bibirnya telah robek karena kuatnya tamparan Eve.

SILENT GIRL [END]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora