3. Mother's day with Cleon

70 52 13
                                    

22 Desember 2021

Sebuah gedung yang memiliki ruangan cukup luas saat ini dipenuhi oleh para murid dan juga para wali murid serta para guru-guru yang ikut mendampingi kegiatan tersebut. Rangkaian demi rangkaian acara telah terlaksana dengan lancar. Kini adalah acara puncak yang dimana inti acara akan dimulai. Masing-masing murid memegang satu tangkai bunga mawar mekar untuk diberikan pada Ibu mereka.

Suara instrumen musik terdengar. Tak lama syara sang vokalis terdengar sangat lembut membuat seluruh ruangan bersorak takjub.

"Kubuka album biru,
Penuh debu dan usang."

Malvenzo yang menyanyikan lagu tersebut menahan diri agar tidak menangis.

"Kupandangi semua gambar diri,
Kecil, bersih, belum ternoda."

Suara gitar yang mengalun sangat lembut menciptakan suasana sendu. Renzo yang awalnya memegang posisi sebagai drummer berganti menjadi pianis. Meskipun begitu, Renzo memainkan piano tersebut dengan sangat indah.

"Pikirku pun melayang
Dahulu penuh kasih
Teringat semua cerita orang
Tentang riwayatku"

Sebuah memori terputar di benak Enzo. Terbayang semua momen bersama sang Bunda. Teringat sekali dulu dirinya sangat dekat dengan sang Bunda daripada sang Ayah.

"Kata mereka, diriku s'lalu dimanja
Kata mereka, diriku s'lalu ditimang"

"Nada-nada yang indah
S'lalu terurai darinya
Tangisan nakal dari bibirku
Takkan jadi deritanya"

Kini suara tersebut berganti menjadi suara Farza. Nyatanya, Malvenzo tidak sekuat kemarin untuk menyanyikan lagu ini. Ia semakin sedih saat melihat pemandangan di depannya, dimana banyak murid-murid yang memeluk Ibu mereka. Katakan lah bahwa Enzo lebay, namun memang seperti itulah perasaan dia saat ini.

Farza tetap melanjutkan lagunya sementara Enzo tengah menghapus air matanya. Beberapa anggota OSIS dan juga guru-guru memberi semangat pada Enzo agar bisa kembali menyanyi.

"Tangan halus dan suci
T'lah mengangkat tubuh ini
Jiwa-raga dan seluruh hidup
Rela dia berikan"

Enzo menghirup nafas panjang sebelum melantunkan lirik selanjutnya. Sebelumnya, ia memberi kode pada Farza bahwa setelah ini ia yang akan menyanyi.

"Kata mereka, diriku s'lalu dimanja
Kata mereka, diriku s'lalu ditimang
Oh, Bunda, ada dan tiada dirimu
'Kan selalu ada di dalam hatiku"

Suasana terasa merinding dan penuh haru. Suara khas Enzo dan juga Farza terdengar bersamaan. Tetapi, Farza hanya mengeluarkan suara lirihnya.

Tak lama dari itu lagu tersebut selesai. Mereka semua bertepuk tangan dan menatap bangga, haru dan juga gembira melihat penampilan mereka.

"Terima kasih." Enzo membungkukkan badannya memberi tanda hormat pada para penonton disana.

"Sebelumnya, gue Enzo secara pribadi mohon maaf karena penampilan gue sempat terganggu karena gue sendiri yang nggak kuat nahan tangis." Enzo tertawa kecil guna mencairkan suasana.

"Gue harap teman-teman semua yang masih ada Ibu tetap bersyukur. Gue nangis karena ingat Bunda gue yang udah tenang di surga sana."

Enzo menghembuskan nafasnya. "Kali ini, teman-teman bisa ucapkan terima kasih, maaf dan juga ungkapan hati kalian pada Ibu kalian masing-masing."

"Sayangi Bunda kalian selama beliau masih sehat. Gunakan waktu kalian sebaik mungkin bersama Bunda. Tak banyak orang yang beruntung seperti kalian!"

Tepukan tangan terdengar sangat riuh diiringi dengan intro lagu kedua yang akan Cleon bawakan. Hampir seluruh murid ikut menyanyi di lagu ini terlebih di bagian reff nya.

"kan ku arungi tujuh laut samudra
kan ku daki pegunungan himalaya
apapun kan ku lakukan tuk dirimu sayang
oh penjaga hatiku"

Seorang gadis yang tengah fokus dengan benda pipih di tangannya lantas berloncat kegirangan. Ketiga temannya menatap heran pada gadis itu.

"Lo ngapa dah, Rin?" tanya gadis berperawakan lebih tinggi dari Narin.

"Alah, palingan juga nonton streaming nya Cleon," sahut gadis lainnya. Narin tak mempedulikan kalimat kedua temannya. Ia lebih memilih fokus menonton streaming nya daripada harus mendengarkan ocehan teman-temannya.

"Rin, lo mau makan apa kagak ini?" tanya Salsa. Narin sempat menatap temannya itu sebentar lalu kembali fokus pada handphone nya.

"Mau, menunya ikut kalian aja."

"Oke. Mie ayam sama Es teh ya?" Narin mengangguk.

"Lo sesuka itu ya sama Cleon?" tanya gadis di sebelahnya. Narin mengangguk dengan antusias.

"Suka banget, apalagi dari band ini gue bisa dapet uang jajan tambahan," jawab Narin sumringah. Dara menatap heran gadis itu.

"Kenapa bisa gitu?"

"Ya kan Kakak gue gabung band ini, dodol." Dara hanya membulatkan mulutnya dengan mengerti akan maksud Narin.

Tidak perlu menunggu waktu yang cukup lama. Salsa dan Giska datang dengan membawa dua nampan. Mereka membagikannya pada dua temannya yang lain.

"Wah, terima kasih ya zayang kuh!" ucap Narin gembira sedangkan yang mendengarnya menatap geli.

"Udah kelar nonton Cleon?" tanya Giska.

"Udah. Gue kasihan sama Kak Enzo. Dia sempat nangis tadi karena keinget Bundanya."

"Wajar lah. Dia kan Bundanya udah meninggal, Ayah nya juga setahu gue nggak punya istri lagi. Jadi bisa aja dia sedih karena itu." Narin mengangguk perlahan mendengarkan perkataan Giska.

Tanpa mereka sadari ada seorang gadis yang merasakan perasaan tak nyaman setelah mendengar ucapan Giska.

Siapa yang dimaksud di akhir paragraf?
Main tebak-tebakan dulu sambil nunggu part selanjutnya

Jangan lupa tinggalkan jejak Zofans
ʚ(。˃ ᵕ ˂ )ɞ

See you next part 😻😻😻

MALVENZOTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon