|SW 6| Couple Goals

Depuis le début
                                    

"Bener, sih. Aku juga banyak belajar dari mereka. Ternyata faktor terbesar orang mengalami gangguan berasal dari keluarga, hubungan percintaan, sama masa lalunya. Untungnya aku dapat kamu yang selalu kasih support sistem yang baik, selalu sabar sama aku, dan selalu berusaha memahami aku mas," jelas Anindya mengutarakan betapa beruntungnya ia bisa menjadi kekasih dari seorang Riko Mahendra.

Riko yang mendengar hal tersebut tersenyum. Perasaan Riko menghangat seketika saat Anindya mengutarakan hal tersebut pada dirinya.

"Aku juga beruntung punya calon istri kaya kamu," sahut Riko membuat Anindya menegakkan badannya. Ia menyandarkan kepalanya dengan tatapan yang mengarah ke depan sana.

"Mas," panggil Anindya pada Riko yang kemudian menoleh sebentar.

"Gimana dek?" tanya Riko pada Anindya.

"Kalau suatu saat nanti aku mengkhianati kamu gimana? Apa kamu bakal menjauh dari aku?" tanya Anindya secara tiba-tiba.

"Loh, kenapa? Kamu ada niatan ke arah sana, kah? Tumben banget tanya kaya gini," balas Riko seraya tertawa renyah.

"Bukan. Bukan gitu maksudnya. Aku cuman tanya aja. Gimana respon kamu nantinya kalau tahu aku mengkhianati kamu," tanya Anindya dengan tatapan yang terus ke depan, tanpa berani menatap Riko yang berada di sampingnya.

Riko sempat terdiam ditempatnya. Lampu merah yang menyala membuat ia harus berhenti sejenak seraya menunggu lampu itu hijau.

"Hubungan kita ini bukan kaya remaja SMA yang pacaran. Mungkin emang menyakitkan, tapi aku bakal tanya alasan kamu melakukan itu. Kalau pun kamu melakukan itu, anggap aja kita gak berjodoh, kan? Orang yang gak berjodoh mau gimana pun kita berjuang gak akan bisa bersatu," balas Riko dengan pemikiran yang begitu dewasa menjawab pertanyaan Anindya.

"Terus kamu bakal menjauh?" tanya Anindya kali ini dengan sorot mata yang menatap Riko.

"Sebelum menjalin hubungan aku udah pernah bilang, kan? Aku benci di selingkuhi, kalau pun itu terjadi aku bakal menjauh karena rasa kecewa dan butuh waktu lagi untuk bisa berteman sama kamu nanti," sahut Riko apa adanya membuat Anindya hanya bisa menutup mulutnya rapat-rapat saat ini.

"Tapi aku yakin kamu gak begitu, sih," ucap Riko lagi.

"Kenapa?" tanya Anindya pada Riko.

"Karena aku percaya kamu. Kenal kamu juga bukan satu bulan atau dua bulan. Jadi aku paham gimana kamu," sahut Riko membuat Anindya merasa bersalah saat ini.

Percaya pada dirinya yang sekarang adalah sesat. Bahkan ia sudah mengkhianati hubungan mereka melebihi apa pun. Tak ada kata setia dalam dirinya saat ini, yang ada hanyalah ia yang sudah bersuami, namun tetap menjalankan hubungan dengan pria lain selain suaminya. Anggap saja dosa, tapi bagaimana pun ia tidak bisa putus dari Riko tanpa alasan, disaat pria ini sudah begitu baik dan menolong dirinya.

"Kok diam? Kepikiran sama jawaban aku, ya?" tanya Riko yang menyadari Anindya hanya terdiam ditempatnya.

"Eh, enggak kok." Anindya kemudian berusaha untuk tersenyum. Selagi Riko tak mengetahui semuanya, maka hubungan mereka akan aman-aman saja tanpa kendala.

"Nanti sore ketemu sama kakak mau gak? Kebetulan kak Dinda masih syuting. Lokasinya juga dekat sama kita. Dia di rumah sakit umum. Barangkali dengan kamu nengok dia seneng. Katanya kangen jalan sama kamu. Tapi karena sibuk syuting makanya gak bisa hubungi kamu dulu," ajak Riko pada Anindya.

"Boleh kok. Mau banget. Aku juga kangen sama kak Dinda tahu," sahut Anindya pada kekasihnya.

Bisa dibilang hubungan dirinya dengan keluarga Riko sudah sedekat nadi. Ia pernah diajak jalan-jalan bersama keluarganya, walau ia bukan siapa-siapa dan hanya pacar Riko saja. Papa dan mamanya begitu menyambut dirinya. Sementara Kak Dinda adalah anak pertama dari mereka yang juga menggeluti profesi yang sama seperti suaminya sebagai Artis. Bisa dibilang Kak Dinda adalah artis perempuan terbaik dan beberapa kali mendapatkan penghargaan terbaik berkat aktingnya yang begitu luar biasa di layar kaca.

Riko memilih jalan yang berbeda sebagai dokter syaraf karena cita-cita mereka yang sama-sama ingin menjadi dokter. Anindya saat kuliah kedokteran dulu memang tertarik masuk dalam spesialis jiwa begitu juga Riko yang tertarik mengambil spesialisasi syaraf. Ya, takdir mereka menjadi dokter memang benar-benar dikabulkan, tapi mengenai planning mereka ke depan ternyata Allah memberikan ujian yang luar biasa dalam hubungan mereka yang sekarang.

"Oke, kamu pulang jam 5, kan?" tanya Riko pada kekasihnya.

Anindya pun menganggukkan kepalanya dengan begitu antusiasnya.

"Silahkan turun tuan putri. Sudah sampai, nih," ucap Riko pada kekasihnya membuat Anindya tersenyum.

"Aku koas dulu. Semangat buat mas pacar," ucap Anindya membuat Riko tersenyum dan menganggukkan kepalanya.

Anindya pun turun dari mobil. Ia melambaikan tangan saat Riko kembali melanjutkan perjalanan untuk ke tempat parkiran. Sementara ia pun segera berjalan menuju ruangannya.

#TBC

KALIAN DI KAPAL MANA GUYS?

TIM SUAMI SAH ATAU PACAR ANINDYA?

JANGAN LUPA TINGGALKAN KOMEN KALIAN. BTW TERIMA KASIH UNTUK SATU ORANG YANG KOMEN DI PART SEBELUMNYA. JUJUR ORANG PERTAMA DAN BUAT AKU TERHARU 😭💜

NEXT GAK GUYS?

Secret Wife| Ketika Menikah Tanpa Cinta |REPUBLISH) Où les histoires vivent. Découvrez maintenant