d-15 | this is how you fall in love

Start from the beginning
                                    

Lalu hening.

Bahkan tidak terdengar helaan napas selama beberapa saat.

Harusnya, mereka tidak ngobrol sampai selesai makan. Sekarang baik Trinda maupun Ismail kelihatan sama-sama sudah tidak bernafsu melanjutkan.

Ismail kemudian mengelap mulutnya dengan tissue, memejamkan mata, menarik napas dalam-dalam.

Trinda bisa melihat kekecewaannya.

Well, salah dia sendiri kalau sekarang peluangnya jadi makin tipis.

Mas Ismail pasti ilfeel berat padanya setelah mendengar rengekannya tadi.

Tapi Trinda juga nggak bisa mengikhlaskan satu-satunya kesempatan lepas begitu saja. Lebih baik kecewa karena gagal daripada kecewa karena tidak pernah mencoba.

"We'll talk later. Finish your meal." Menyudahi makannya duluan, Mas Ismail bangkit dari tempat duduknya.

Setengah jalan meninggalkan area dapur, langkahnya terhenti. Selama beberapa detik, dia menimbang apakah perlu menyuarakan yang mengganjal di tenggorokan.

"Masih hangover?" tanyanya, tidak yakin apakah sopan santunnya akan disalah artikan lagi atau tidak. "Gue bikinin air lemon."

Trinda menggeleng pilu. "I'm good."

Mengangguk-angguk, Mas Ismail berlalu.

Trinda menyelesaikan makannya tanpa terburu-buru. Berusaha menghabiskan porsi di piringnya tanpa menyakiti lambung. Setelah itu, dia membawa piring-piring kotor ke dapur belakang dan memasukkannya ke dishwasher, lalu pergi ke kamar untuk mengambil charger handphone.

Karena Mas Ismail belum juga keluar dari kamarnya, Trinda ke living room dan menyalakan TV.

Film atau series apa yang tidak akan membuatnya menangis? Loki, yeah.

Tapi ternyata tidak berhasil. Belum habis episode pertama, dia sudah sesenggukan meratapi nasib adik angkat Thor yang sedang berkaca-kaca melihat rekaman masa depan ketika Frigga dan Odin meninggal, lalu saat akhirnya dia berbaikan dengan Thor dan bersama-sama melawan Thanos—yang membajak spaceship mereka dan membantai semua rakyat Asgard sampai habis tanpa sisa.

"Should I grab something from the minimarket below? Gue nggak biasa nyetok cemilan."

Trinda menoleh, mendapati Mas Ismail kelihatan baru selesai mandi.

Cewek itu segera mengusap pipinya yang basah, lalu menggeleng.

Mas Ismail meraih kotak tissue di meja, mengulurkan kotak itu pada tamunya, kemudian duduk di sebelahnya. Lagi-lagi dengan pembawaan yang menampar kesadaran Trinda, betapa berbedanya mereka berdua dalam menyingkapi situasi.

"I'm sorry, I shouldn't cry in someone else's home like this." Trinda meminta maaf.

Mas Ismail menggeleng. "I don't mind."

Trinda mengelap sisa-sisa basah di wajahnya. Tapi tidak kunjung kering. Malah semakin menjadi, padahal yang terpampang di layar TV adalah adegan Loki sudah mulai menerima kenyataan bahwa sekarang dia adalah tahanan TVA, dan sedang bernegosiasi dengan Agent Mobius. Jadi harusnya nggak bisa jadi alasan untuk menangis.

Episode satu berakhir.

Trinda melompati bagian recap dan intro episode dua. Setting cerita berpindah ke tahun 1985, ke lokasi yang namanya tidak sempat terbaca karena dia susah fokus. Loki, Agent Mobius, dan agent TVA lainnya lalu muncul—tapi lagi-lagi Trinda kesulitan memahami jalan cerita karena perhatiannya berada di tempat lain.

Dated; Engaged [COMPLETED]Where stories live. Discover now