De Javu

75 11 0
                                    

2 Minggu, rekor lagi ga update huhu

Thanks yang masih mau komen dan vote buat update cerita ini

Kalo ngomong sibuk pasti dikira alasan muluu

Jadi langsung aja baca yaw

Happy Reading

Happy Reading

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.







"Gue buat tatto itu waktu liburan SMA. Lo kan tau seberapa ketat masa SMA. Setelah bebas, ya gue langsung buat tatto ini".
Tunjuk Alea pada tatto yang memanjang di area tangannya.

"Gimana? Bagus ngga?"
Tanya Alea menunggu pendapat dari Agam.

"Kenapa Phoenix. Alasan Lo milih tatto itu".
Tanya Agam penasaran. Dari sekian banyak tatto, kenapa hal ini terasa sangat kebetulan.

"Lo ngga tau? Phoenix itu burung keabadian. Gue rasa ini cocok aja sih buat gue".
Jelas Alea singkat.

"Udah, Lo ngga usah banyak tanya deh. Keluar sana dari kamar gue".
Usir Alea.

Saat itu Agam segera keluar dari kamar sang adik. Kejadian beberapa hari yang lalu yang mampu membuat Agam berpikir keras.

Adiknya, tatto Phoenix dan novel Ending Story. Kebetulan itu terasa sangat menganggunya.

"Kenapa bengong?"
Tanya Amora yang tiba-tiba saja sudah duduk di depannya. Cewek itu menyerahkan sekotak susu pada Agam.

"Thanks"
Ucap Agam singkat. Cowok itu segera meminum susu kotak pemberian Amora.

Tiba-tiba saja Amora meringis memegangi kepalanya. Hal itu tentu saja membuat Agam khawatir. Cowok itu segera bangkit berdiri dan berjalan mendekat ke arah Amora.

Agam berjongkok tepat di depan gadis itu. Memegang pundak Amora. Memeriksa keadaan gadis itu. Hal itu tidak luput dari pengamatan Athena.

Gadis yang duduk beberapa meja dari Agam itu terlihat menatap Agam dengan perasaan bingung. Ada rasa hampa saat beberapa hari ini Agam pergi ke fakultas ekonomi hanya untuk menemui Amora. Bukan lagi menemui dirinya.

Desas desus mengatakan Amora dan Agam sudah menjalin hubungan sejak dulu. Athena hanya dijadikan pelampiasan sesaat karena ketidakberadaan Amora.

"Aku suka liatnya".
Athena segera tersadar. Dia menoleh pada Lando yang sejak tadi duduk di sampingnya.

Cowok itu membuktikan perkataannya untuk mendekat secara perlahan pada Athena. Memberikan kesempatan pada Lando adalah keputusan Athena. Dan tindakan yang dilakukan Lando terbukti beberapa hari ini.

Athena memang menunjukkan beberapa rekaman dirinya bermain piano. Untuk membangun obrolan, Lando meminta keduanya untuk saling terbuka satu sama lain.

Respon cowok itu terdengar biasa. Seperti orang lain yang melihat dirinya bermain piano. Tidak seperti Agam yang sangat berdecak kagum. Cowok itu punya reaksi tersendiri yang mampu membuat Athena merasa dihargai.

Fight Agam!!Where stories live. Discover now