Seribu Cara Agam

231 28 7
                                    

Part 2....

Belum ada poster jadi gini dulu hehe

Happy Reading

Tandai typo

Tandai suka sama Agam❤️

~~~•••~~~

"Lo kan sering nih baca cerita transmigrasi orang ke novel yang dibaca. Tapi pernah ngga sih Lo baca cerita tokoh novel yang pindah ke kehidupan nyata?"
Tanya Agam secara random pada adiknya itu. Alea yang mendengar itu pun bingung.

"Gue heran deh sama Lo Gam. Sejak ketiduran di ruang OSIS SMA Lo jadi banyak tanya tentang cerita novel gue".
Selidik Alea penasaran. Dia yang duduk di kursi samping mobil itu mengernyit menatap sang kakak.

"Oh astaga, jangan-jangan Lo!!"
Tunjuk Alea dengan histeris. Suasana tenang di dalam mobil seketika ramai karena teriakan adiknya itu.

"Apaan dah. Lebay amat Lo".
Agam memegang kupingnya yang berdenyut karena teriakan sang adik.

"Hehe".
Alea meringis melihat itu.

"Ada beberapa sih yang pernah gue baca. Ada yang tokoh novelnya itu punya keinginan yang ngga tercapai dan bisa ke dunia nyata. Ada juga yang mau balas dendam yang belom kelar".
Lanjut Alea menjelaskan.

Agam menganggukkan kepala mengerti. Perkataan Alea cukup masuk akal. Masalahnya itu semua kan fiksi? Tapi kenapa bisa jadi kenyataan seperti yang dia alami.

"Lo ngga lagi mau jadi penulis kan?"
Selidik Alea yang juga tak berhenti dari rasa penasaran.

"Gila aja. Gue ngga punya bakat buat jadi penulis. Lagian kenapa bisa Lo kepikiran kayak gitu".
Agam membelokkan stir mobilnya ke arah kanan.

"Ya kan siapa tau. Soalnya gelagat Lo tuh udah kayak penulis yang lagi nyari inspirasi. Banyak nanya".
Ucap Alea membuat Agam ingin melempar adiknya dari mobil.

"Lo juga ngga balikin novel Ending Story punya gue. Main Lo klaim aja itu novel gue".
Sindir Alea mengingatkan Agam yang merebut paksa novel milik adiknya. Ya gimana, itu kan peninggalan penting sekaligus hal yang membuat dia bertemu dengan Athena.

"Nah senyum-senyum sendiri lagi Lo. Gila beneran deh lama-lama".
Alea bergidik ngeri. Dia memepetkan tubuhnya pada kaca jendela.

"Gue bukan virus. Lagian virus juga ogah nempel sama Lo".
Balas Agam tak kalah sengit.

Mobil itu tiba di pelataran kampus milik Agam. Dia mematikan mesin mobil dan menatap ke arah sang adik. Penampilan Alea kini terlihat seperti gembel dengan kemeja putih dan celana hitam. Rambutnya yang diikat oleh banyak pita warna-warni dan nametag bertuliskan anak kambing itu membuat Agam tidak bisa menghentikan tawanya saat pertama kali melihat itu.

"Masih mau ketawa Lo?"
Alea menatap sinis sang kakak. Hari ini adalah hari pertama masa orientasi mahasiswa tempat di mana dia akan berkuliah. Yup sama seperti sang kakak. Dia memutuskan untuk satu universitas dengan kakak tercintanya ini.

"Lagian Lo nurut aja sama anggota BEM itu. Dikerjain doang Lo ntar yang ada".
Ucap Agam terlihat malas.

"Ini aturan. Lo mana ngerti. Mantan ketua OSIS yang ngga tau aturan".

"Aww".
Agam menjitak kepala Alea dengan cukup kuat. Pertengkaran itu memang sering terjadi oleh keduanya.

"Makanya Lo harus bener jadi mahasiswa. Ngga usah banyak tingkah. Jangan ribut sama senior apalagi dosen. Dateng, masuk kelas, pulang".
Titah Agam membuat Alea menirukan gaya bicara sang kakak.

"Gue udah hafal. Lo udah ngomong ini lima kali dari tadi pagi".
Tatapan mata Alea terarah pada seseorang yang berjalan ke arah mobil mereka.

"Gini deh Gam. Daripada Lo ngurusin gue, mending Lo urus tuh cewek ngga tau diri".
Ucap Alea setelah melepaskan seatbelt dan segera turun dari mobil.

Tatapan mata Alea terlihat tajam menusuk pada Athena. Adik Agam itu memang tidak terlalu menyukai Athena.

"Hai Le. Semangat buat orientasinya ya".
Ucap Athena ramah yang hanya dibalas dengusan oleh Alea. Gadis itu berlalu tanpa mempedulikan keberadaan Athena.

Athena yang melihat itu tersenyum sedih. Dia beralih menatap Agam yang baru saja turun dari mobil.

"Ngga usah peduli sama sikap Alea. Dia memang gitu. Kalo sama orang yang belum akrab suka sok galak. Nanti juga luluh sendiri".
Ucap Agam mengambil paper bag yang ada di tangan Athena.

"Padahal udah setahun gue ketemu sama dia. Ternyata masih belum jinak".
Ucap Athena membuat Agam terkekeh geli.

Agam segera membuka tasnya untuk mengambil barang yang dibutuhkan Athena.

"Nih udah gue cuci, gue pakein parfum biar wangi".
Agam meletakkan paper bag yang tadi dia ambil dari Athena ke atas kap mobil. Dia segera memasangkan almamater miliknya pada tubuh Athena.

"Ngga perlu dipakein parfum Gam. Gue bisa pake sendiri kok".
Ucap Athena mendongak menatap Agam yang Terlihat fokus merapihkan almamater di tubuhnya.

Kini pandangan keduanya bertemu. Agam sudah selesai memasangkan almamater tersebut. Cowok itu menatap lembut ke arah Athena. Agam sedikit menunduk untuk menyamakan tinggi keduanya.

"Kalo pake parfum Lo, pasti wanginya kayak Lo. Tapi kalo pake parfum gue, udah pasti bau gue. Jadi ngga akan ada yang berani deketin Lo".
Ucap Agam dengan cengiran khasnya. Athena hanya mampu menggeleng dengan pernyataan itu.

Agam selalu berkata demikian, namun cowok itu tidak pernah melarang dia untuk dekat dengan siapapun. Katanya sih kalo memang Athena jodohnya, mau ribuan cowok deketin dia, pasti kalah saing sama Agam. Narsis.

"Besok gue balikin. Nunggu almet gue kering".
Jelas Athena. Agam hanya mengangguk saja.

"Ngga perlu dibalikin lah. Imbalannya udah setimpal".
Ucap Agam sambil mengangkat paperbag tadi.

"Cuma sarapan Gam. Almetnya lebih mahal dari itu".
Athena berucap tidak setuju.

"Sarapan dari Lo itu udah lebih dari cukup buat gue. Almet bisa gue beli, kalo sarapan dari Lo itu susah dapetnya".
Jelas Agam membuat Athena tersenyum tipis. Cowok ini luar biasa bermulut manis. Kadang Athena heran kenapa dia bisa bertemu cowok seperti Agam. Terlihat tidak nyata untuk bertemu.

"Udah deh gombal mulu. Gue mau rapat dulu sama anggota BEM. Buat persiapan orientasi maba".
Athena sudah akan pergi sebelum tangannya kembali dicekal. Gadis itu mengernyitkan dahi bingung.

"Ada yang ketinggalan".
Ucap Agam mendekat ke arah Athena. Gadis dengan rambut panjang yang dikuncir itu mengerjapkan mata bingung.

Agam melepas ikatan rambut milik Athena hingga membuat rambut gadis itu tergerai dan tertiup angin.

"Kok dilepas?"
Athena memegang rambutnya yang tergerai.

"Masih pagi. Lagian cuaca juga ngga panas. Nanti kalo Lo mulai kepanasan cari aja gue. Lo butuh gue buat iket rambut Lo".
Ucap Agam memamerkan ikat rambut milik Athena di depan gadis itu.

Hal yang biasa Agam lakukan hanya untuk membuat Athena selalu mencari cowok itu. Agam itu punya seribu cara supaya Athena selalu membutuhkan cowok itu.

~~~•••~~~

To be continued

Komen for next 👇

Fight Agam!!Donde viven las historias. Descúbrelo ahora