Chapter 18

2.3K 199 8
                                    

Selamat membaca!!!

Maaf typo

.....

Zhan melangkah keluar dari gerbong kereta lalu ia berjalan keluar dari stasiun setelah jalan beberapa menit kini ia sampai di tempat tinggalnya. Zhan membuka tasnya lalu membuka tasnya, ia hendak mengambil kunci rumahnya ia pun masuk dan menutup kembali pintunya.

Zhan meletakan sepatu, jaket dan tas kerjanya pada tempatnya. Zhan mengambil handuk dan bersiap untuk mandi. Setelah selesai mandi ia hendak ke dapur tapi tiba-tiba pintunya rumahnya berbunyi lantas ia berjalan membukan pintu.

Zhan akhirnya membukakan pintu. Ketika dibuka Zhan lantas didorong masuk dan pintu pun tertutup otomatis, sebelum Zhan bicara mulutnya sudah dibungkap oleh sebuah bibir. Zhan tau itu siapa lantas Zhan pun membalas lumutan bibi tersebut. 

Ciuman mereka adalah ciuman yang mengambarkan kerinduan bukan sebuah nafsu. Ya, tamu itu adalah Yibo. Setelah keduanya puas berciuman lantas mereka melepaskan lumutan bibir mereka. Deru nafas mereka saling beradu.

"Rindu" Ucap Pria yang saat ini berdiri dihadapan Zhan.

Zhan tidak membalas perkataanya tapi ia menaruh kedua tanganya di pundak Yibo dan tersenyum manis kepada Yibo. Setelah itu lantas Zhan mengerakan tangannya la mendorong bahu Yibo. Muka yang awalnya tersenyum manis kini berganti muka cemberut. Ia berjalan melewati Yibo bergitu saja.

Yibo yang tau kalau Zhan kesel lantas berjalan dibelakangnya. Ternyata Zhan berjalan menuju dapur lalu ia mengambil air untuk ia minum. Yibo berdiri disebuah tiang  pintu sambil memandangin Zhan dengan kedua tangannya ia masukan ke dalam saku celananya. Yibo tersenyum tipis dan muka  datar sambil memandang Zhan.

Zhan bersikap cuek kepada Yibo, Zhan sebel dengan Yibo yang tiba-tiba saja datang dan menciumnya, ya walaupun ia membalas ciuman Yibo tapi kan ngak perlu langsung mendorongnya.

dasar menyebalkan!

"Zhan, jangan marah"

Zhan lalu berjalan menuju sofa dan ia duduk disitu, Yibo ya tentu saja mengikutinya. Ia duduk disamping Zhan. Zhan lantas menggangkat kedua kakinya dan ia duduk bersila di sofa, ia mengubah duduknya ke samping dan duduk menghadap Yibo lalu berkata.

"Sampai jam berapa?"

Yibo yang mendengar kekasihnya akhirnya menghadapnya ia tersenyum manis. Yibo tersenyum manis dengan garis bibirnya terangkat ke atas. Zhan yang melihat itu lantas terdiam. Jujur ia sangat sebel kalau begini karna setiap Yibo tersenyum seperti ini jantungnya berdetak lebih cepat.

Bo, kalau senyum bisa ngak sih pakai aba-aba, kan aku ngak kuat

Yibo yang melihat kekasihnya setelah ia tersenyum lantas mengambil kedua telapak tangan Zhan lantas ia menggelusnya.

"Aku baru saja sampai."

"Jadi kamu belum pulang kerumah?"

"Belum."

"Kamu bareng bunda dan Linqin?"

"Iya. Mereka pulang ke rumah aku tidak"

"Kenapa? kamu pasti cape."

"Tidak! aku rindu."

"Jangan nakal,  kamu masih harus istirahat karena belum sembuh total."

"Aku tau."

"Kalau tau kenapa nakal."

"Rindu kamu."

Zhan mendengar kata itu lantas ia tidak bisa menyembunyikan rona merah di kedua pipinya. Zhan lantas membuang pandangannya untuk menyembunyikan rona pipinya dan kegugupannya.

Hallo Mr. Wang (END)Where stories live. Discover now