"Gue gak sangka deh, niatnya gue mau mancing satu ikan, tapi gue dapet lima ikan sekaligus. Gila ya. Hidup itu selalu banyak hal yang gak bisa di duga. Banyak kejutan nya. Gue yakin ini adalah takdir Allah, Allah sayang sama keluarga gue, supaya kita bisa lebih hati-hati menghadapi orang jahat." Ucap Narendra di suatu sore saat berkunjung ke rumah Abelard bersama Danindra. Dan ucapan itu berhasil membuat Danindra merinding sendiri, karena siapa pun lawan nya, dan sebesar apapun lawan nya. Narendra selalu memiliki keyakinan pada tuhan kalau kebenaran akan selalu menang, dan strategi andalan nya adalah menggunakan siasat psikologi untuk melawan musuh nya. Termasuk Sri Ningsih, Sunan dan Winda. Danindra juga mengakui bahwa ia tidak bisa sehebat Narendra dalam menyusun rencana menjebak Sunan dan kawan-kawan nya masuk ke dalam umpan mereka.

Danindra rasa Sunan telah salah memilih musuh. Ia tau betapa bengis nya seorang Narendra dalam mempermainkan lawan, tidak peduli kalau nyawa nya sendiri yang pria itu harus taruhkan. Bahkan keluarga Regan yang mana itu adalah kerabat terdekat nya, di miskinkan oleh Narendra. Dan hingga detik ini keluarga Arsrnio masih tidak tahu bahwa Narendra lah dalang di balik semua kejadian itu. Dendam Narendra atas kandas nya pernikahan pertama nya bersama Yasmine.

***

-Malam saat Aji mengumumkan kepada keluarga nya, bahwa pria itu sudah melamar Winda.-

Di suatu malam tepatnya 3 minggu sebelum pernikahan di langsungkan. Danindra yang baru pulang ngedate bersama Clarissa mengembalikan mobil milik Narendra kepada pemilik nya yang kebetulan pria itu sedang duduk di depan teras rumah sambil menghisap rokok sambil terbatuk-batuk.

"Bang tumbenan amat ngerokok."

Narendra terkekeh tapi tidak lama langsung terbatuk-batuk lagi. "Gegayaan sih kagak ngerokok segala ngerokok." Dengus Danindra menghampiri pria itu.

"Nih martabak asin kesukaan bini lo, yang manis juga ada martabak matcha kedoyanan bini lo juga." Danindra memberikan satu plastik jinjingan pada Narendra.

Melihat martabak itu membuat Narendra menatap pria itu tajam. "Lo ada maksud apa ngasih makanan buat bini gue?"

"Waduh jangan salah paham bang. Bini lo tadi ngechat, nitip ini." Balas Danindra kaku, sedikit takut dengan tatapan pria di hadapan nya itu. Serem.

"Lo gak ada maksud apa-apa sama bini gue kan Ndra? Serius ini mah gue nanya." Narendra meyimpan rokok yang bara nya sudah mati itu di asbak.

"Maksud lo apaan sih bang? Ga jelas lo ah."

"Yasmine bini gue Ndra. Oke, dulu gue emang brengsek. Tapi lo tau kan gue cinta mati sama dia? Lo gak mungkin nikung gue kan?"

"Hah?" Danindra semakin bingung.

"Lo ga naksir bini gue kan, Ndra?"

"Astaghfirullah. Nyebut bang, gila apa ya, gue ini baru balik ngedate sama Rissa yang mana dia itu sepupuan sama bini lo. Ya kali bang, maruk amat gue." Danindra mendengus kesal.

"Sampe detik ini gue masih gak percaya persahabatan antara laki-laki dan perempuan. Bini gue sama Bian contoh nya."

"Enak aja, bukti nya ada gue sama bini lo. Btw nih gue balikin juga lexus kesayangan lo. Thanks ya."

"Loh mobil lo udah balik bengkel emang?"

"Besok baru gue ambil."

"Oh, tapi kalau masih di bengkel mah pake aja."

"Santai lah gampang, eh bang kok bau-bau nye di dalem rumah lo keadaan nya tegang amat dah."

"Yang keras Ndra" bisik Narendra di telinga Danindra.

Pengabdi Istri (The Series)Where stories live. Discover now