Chapter 5

29 8 2
                                    

Deno mengetuk pintu kaca didepannya, Aira yang mengira itu adalah mba Ayu segera membukakan pintu.

"Aira?" ucap Deno dan Ares bersamaan

Aira kaget melihat dua teman kelasnya berada disini dengan pakaian basah kuyub, " kenapa kalian bisa disini?"

"Beruntung kita ketemu lo disini Ai, soalnya Ares lagi cari alam-"

"Kita kehujanan terus neduh disini." sambung Ares

"Umm kalau gitu ayo masuk."

Aira mengajak keduanya masuk kedalam tokonya tidak lupa membuatkan teh hangat dan handuk kering untuk mereka. Aira duduk dengan canggung diantara dua cowok itu.

"Ai, lo kerja disini?" tanya Deno

Aira menggeleng, "ini toko roti milik mamah, aku gantiin beliau karena sedang  sakit."

"Oh gitu..terus kenapa lo nggak ikut camping besok?" tanya Deno

"Nggak papa." geleng Aira

"Tapi kamu udah bayar kan? Kata Rania uang iurannya udah dipake semua dan nggak bisa dikembaliin, mubazir dong Ai."

"Aku belum bayar."

"Kena-"

"Kepo sih lo." seru Ares

"Heh kadal, lo yang ngajak gue cari Aira masa gue tanya-tanya aja nggak boleh,  lo malah diem aja daritadi kaya patung."

"Suka-suka gue lah."

Aira memandang mereka dengan diam. Dalam hati berharap mba Ayu cepat kembali agar ia tidak canggung seperti ini.

"Gue mau ke toilet, anterin." Pinta Ares pada Aira

"Toilet ada di ruang sebelah kanan dapur, kamu-"

"Anterin." pinta Ares memotong perkataan Aira

"Tapi-"

"Anterin aja Ai nih bocah suka buta arah, jadi percuma aja lo jelasin panjang lebar dia nggak bakal paham." ujar Deno mendapat lirikan tajam oleh Ares, tapi ia tidak marah, emang itu benar adanya

Aira mengantarkan Ares ke toilet,"tungguin, awas kalau ditinggal." pintanya, Aira mengangguk

Menunggu sekitar 5 menit, lelaki itu keluar.   Aira berjalan terlebih dahulu namun tangannya ditahan oleh Ellio, "gue mau lo ikut camping besok."

"Aku nggak bisa."

"Kenapa? Kalau karena lo nggak ada duit gue bisa bayarin lo."

Aira menggeleng, "tetap aku nggak bisa ikut, kamu nggak bisa maksa aku."

Ares kembali menarik tangan Aira, mendorong tubuhnya ke dinding. Aira tentu saja terkejut, "kamu apa-apaan sih!"

"Kata siapa gue nggak bisa maksa lo? Gue bisa Aira."

"Mamah sakit, aku harus jagain mamah."

"Suruh adek lo jagain mamah lo, besok mereka libur."

Aira terkejut ketika lelaki itu gau bahwa ia mempunyai adik,"darimana kamu tau aku punya adik?"

Ares tertawa kecil, "nebak aja sih."

"Jadi nggak ada alasan buat nolak kan?" ucap Ares pada gadis itu

"Mereka masih kecil," alibi Aira

"Anak SMA masih lo bilang kecil? Yang bener aja."

"Terus dibilang dewasa gitu?" entah kenapa Aira berani membalas perkataan orang lain, padahal ia sering memilih diam.

Hello Aira? [On going]Where stories live. Discover now