Chapter 4

27 10 0
                                    

Pagi ini Ares memasuki ruang kelas, berjalan ke meja dosen meletakkan setumpuk kertas makalah

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

Pagi ini Ares memasuki ruang kelas, berjalan ke meja dosen meletakkan setumpuk kertas makalah. Rania yang melihatnya pun mendekat, "ada gerangan apa seorang Aresa Pratama ngumpulin tugas secepat ini?"

"Ngumpulin telat salah, ngumpulin cepet pun salah dasar betina."   decak Ares

Rania terkekeh, "bagus bagus. Jadi nanti bayar kas juga jangan telat ya."

"Pagi-pagi udah nagih. Nih gue bayar sekalian buat bulan depan." Ares menyerahkan selembar uang merah, Rania menerimanya dengan senang.

"Lo udah ngumpulin makalah sekarang?" tanya Haidar

"Udah."

"Tumben." celetuk Rehan

"Di rumah ada bokap, gue nggak bisa malas-malasan sekarang." lesu Ares mendapat tawa oleh teman-temannya

"Eh Res besok camping jangan lupa bawa gitar lo." Ucap Deno mendapat acungan jempol oleh Ares

Haidar dan Rania tengah menjelaskan beberapa acara selama camping dilaksanakan. Untuk keamanan tempat sudah terjaga karena lumayan dekat dengan rumah penduduk.

"Semuanya sudah beres. Apa ada pertanyaan lagi kawan-kawan?" tanya  Rania

"Btw pemandangannya indah nggak?"

"Tentu saja indah. Soalnya di perbukitan dan kita bisa liat sunset dan sunrise di pantai. Sama sumber air pun dekat. Jangan kalian pikir kita akan camping di hutan belantara ya, jelas tidak." jelas Rania

"Semuanya ikut kan?" tanya Haidar

"Jelas banget harus ikut." sahut Elsa

"Sayang banget ada satu yang nggak bisa ikut besok." murung Rania membuat temannya bingung

"Siapa?" tanya Elsa

"Aira nggak jadi ikut, dia SMS gue tadi malam."

Mendengar nama Aira membuat Ares langsung berdiri, "kenapa dia nggak ikut?"

"Katanya ada urusan. Sekarang dia juga nggak berangkat kan?"

Ares menatap kearah bangku pojok kiri kelas, benar gadis itu tidak berangkat hari ini. Tapi kenapa? Apa karena harus menjaga ibunya yang sakit?

"Han lo punya nomor tuh cewek?"

"Cewek siapa?"

"Aira."

"Nggak. Coba cek di grup kelas ada nggak nomornya." usul Rehan

Ares mengecek nomor di grup kelasnya, ada satu nomor yang tidak ia save. Apa mungkin itu nomornya?

"Ini bukan nomornya?" tanya Ares pada Rehan

"Mungkin aja. Coba lo chat."

Deno yang mendengar perkataan Ares dan Rehan mengeryit, "kenapa lo peduli sama tuh cewek?"

Hello Aira? [On going]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant