18# Kelana

16 4 0
                                    

*
🌸
*

~~~

Kelana

"Dipuncak akhir titik ini"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Dipuncak akhir titik ini"

~~~

🌊


"KALIAN datang menjemputku yah?"

___

"Dingin banget disini.." Sotcha meringik kedinginan, memang cuaca didaerah kerajaan ini sangat dingin.

"Tenang, sebentar lagi akan sampai" yakin Cindelaras.

Mereka terus menyusuri lorong tanah yang lurus itu tanpa arah petunjuk. Pada akhirnya, nampak suatu pintu yang terbuat dari besi.

Dengan sergap, Cindelaras membuka dan nampaklah dapur kerajaan yang terlihat berserakan.

"Tuhan.. Ini dapur atau kapal pecah?" Cindelaras mendengkus.

__

Saghirah tiba dan memasukkan bawaannya yaitu anak-anak tersesat kedalam penjara yang terbuat dari api.

Mereka merengek menangis dan menjerit.

Dengan seketika, mengundang amarah Raja Manjra, tak ada aba-aba Raja menyihir mereka menjadi batu.

Disisi lain, Fusa mendengar jeritan mereka yang telah redup, lalu berlari kearah suara.

"FUSA JANGAN!" Cindelaras menarik lengan Fusa dan menyuruh untuk berhenti.

"Tapi mereka.." Fusa merengek.

"Tenang! Kita bisa bunuh dulu Raja itu dan membebaskan mereka!" Ucapnya Cindelaras dengan tegas.

"Membunuh?" Sotcha menyaut.

"Iyah membunuhnya, tak ada pilihan lain! Jangan lupakan juga gasing itu"

Cindelaras pun berlari lalu diikuti oleh dua bersaudara itu.

Sementara Saghirah, ia mendengar langkah kaki yang berlarian, seketika membubarkan penglihatannya pada penjara berapi itu.

Tentunya, Saghirah menemukan mereka dengan keadaan berlari.

"Gitu caranya."

Dengan seketika Saghirah mengerjar mereka.

Kuwalahan sekali, ternyata Raja Manjra juga ikut menyerang dengan menjadi bayangan.

Kini asap merah dan bayangan hitam itu mengejar mereka tanpa henti.

Fusa tanpa sengaja menjatuhkan Gasing ajaib itu dan tergeletak dilantai.

Insting yang hebat, Cindelaras mengambil Gasing itu dan lanjut berlari. Dengan sekuat tenaga mereka berlari, kedua makhluk jahat itu tetap mengejar.

Lari dan lari, Raja Manjra pun merubah tubuhnya menjadi semula, lalu mengeluarkan sihirnya. Pada akhirnya memberhentikan langkah mereka, dan ia merobohkan pilar kerajaan hingga runtuh.

Mereka terjerungus jatuh lalu bangkit kembali, dan mulai merabah kesekeliling mencari Gasing Aksara.

"Cari ini?" Ucap Raja Manjra.

"Inilah kristal Abadi sekaligus Kematian, kalian bodoh sekali mengikuti arahan Cindelaras!" Ungkap Raja Manjra.

"Saghirah! Ambilkan kristal yang sudah tergabung itu!" Suruh Raja Manjra terhadap gadis asap itu.

Saghirah pun datang dan memberikan kristal yang telah menjadi satu dengan kristal lainnya.

"Lihat baik-baik.. Kau masukkan kristal ini kedalam Gasing dengan.. berhati-hati.. lalu.." Raja Manjra mengoceh dengan sombongnya dan ditatap mata oleh ketiga bocah tersebut.

Mereka terpatung karena takut kepada Raja Manjra.

Sergap, Raja Manjra menyuruh Saghirah membawa mereka mengikuti arahannya.

Fusa, Sotcha, juga Cindelaras hanya lemas pasrah dan menerima apa adanya.

Tibalah mereka ditempat yang mereka tuju, yaitu kolam suci.

Manjra melemparkan Gasing itu kedalam kolam dan membacakan sebuah mantra.

Tak seperti awalan yang sudah kalian baca, kolam itu tak bersinar, malah memuncratkan air yang sangat merah, yah.. Darah.

Gasing itu mengapung lalu diambil oleh Raja Manjra.

Mereka ketakutan tak luput Saghirah, takut bila nyawa mereka terancam.

"Humm.. Mainan bocah!" Tangan tajam itu lalu memainkan Gasing tanpa tali, yang pada akhirnya Gasing itu pecah dan hanya tersisa krital yang berbentuk bulat sempurna.

Kristal itu menuruti apa yang dikatakan Raja Manjra, dan Kristal tersebut menempel pada jidat dari Sang Raja.

Cahaya putih menyelimuti suasan yang gemuruh. Angin badai dan bencana lainnya terjadi di Dracis, tak luput darah yang sedari tadi keluar dari kolam, makin tak dapat dihentikan.

Raja Manjra diberi kekuatan lebih, busana yang ia kenakan mulai robek dan terlihat tubuhnya yang sudah menjadi monster mengerikan dengan otot yang kekar.

Mata merah dengan gradasi ungu menatap Saghirah, lalu kristal itu mengeluarkan sebuah tangan hitam dan mencengkram masuk Saghirah kedalam kristal.

Masih terpaku, Fusa dan lainnya terjebur di darah itu.

Mereka berenang menyusuri arus darah yang deras, dengan pemandangan tubuh Raja Manjra yang besar bak Raksasa.

"Fusa!" Itu teriakan teman-temannya dan ia menghampiri.

"Kalian.. kalian.. masih selamat? Dan.. dimana Aldo?" Tanya Fusa.

Aldo ternyata telah berkorban pada anak-anak dipenjara api itu dan membebaskan mereka.








🕸







Disclaimer: maaf ya ngebut banget. Tapi, semoga kalian suka!.


To be continued..

FUSA | Di Dunia NusantaraWhere stories live. Discover now