18⭐

17.7K 1.3K 24
                                    

1 minggu kemudian...

Keluarga Thompson dan Martines kembali ke Indonesia setelah berlibur ke Santorini dan Maldives, apalagi hari ini kandungan Ivelle sudah mencapai 7 bulan dan perutnya terlihat besar.

"Akhirnya sampai juga di Indonesia." Ucap Ivelle sambil tersenyum tipis.

"Yeah besok aku masuk ke sekolah,malas sebenarnya aku sekolah." Ucap Alessia sambil mendengus.

"Bagaimana besok aku jemput kamu?" Ucap Mateo menatap ke arah Alessia.

"Boleh saja." Ucap Alessia.

Semenjak Mateo dan Alessia di Santorini dan Maldives, mereka berdua menjadi begitu akrab dan dekat. Bahkan sesekali Mateo menggoda Alessia sehingga membuat gadis itu memerah.

"Sienna,aku dan keluargaku pulang dulu ke mansion Martines ya." Ucap Hiromi menatap ke arah Sienna dan keluarga Thompson.

"Iya, Hiromi. Hati-hati di jalan, kapan-kapan berkunjunglah ke mansion Thompson." Ucap Sienna.

"Iya, Sienna. Kami pamit dulu." Ucap Hiromi.

"Kami pamit dulu, Carson." Ucap Maxtyn.

"Hati-hati, Maxtyn." Ucap Carson.

"Hm." Gumam Maxtyn.

"Kami pamit, kakak." Ucap Galaxy dan Jasper bersamaan menatap ke arah Ivelle.

Ivelle memeluk Galaxy dan Jasper, dia menyayangi kedua adiknya. Kedua laki-laki itu membalas pelukan kakak perempuannya.

"Hati-hati ya di jalan, kapan-kapan berkunjunglah ke mansion Thompson. Aku akan senang kalau kalian datang." Ucap Ivelle sambil tersenyum tipis.

"Iya,kakak." Ucap Galaxy.

"Kami berdua akan berkunjung menemui kakak." Ucap Jasper.

Ivelle melepaskan pelukannya dan menatap ke arah kedua adik laki-lakinya sambil tersenyum lembut.

"Kami juga harus segera pulang." Ucap Arzhel.

"Ayo, honey." Ucap Silas.

"Aku juga pamit pulang,om,tante." Ucap Mateo.

"Hati-hati di jalan." Ucap Carson.

Silas membuka pintu mobil untuk Ivelle, wanita itu pun masuk ke dalam mobil. Lalu Arzhel dan Silas masuk ke dalam mobil.

Selama dalam perjalanan menuju ke mansion Thompson, Ivelle mengelus perutnya yang membesar bahkan pipinya sudah chubby. Tapi wanita itu tidak sengaja menatap ke arah kaca spion mobil,dia melihat beberapa mobil yang mengikuti mereka.

"Mas Arzhel,mas Silas, sepertinya ada yang mengikuti kita." Ucap Ivelle menatap ke arah kedua suaminya yang duduk di kursi depan.

"Silas,kau tahu apa yang harus kau lakukan?" Ucap Arzhel menatap ke arah Silas.

"Aku tahu." Ucap Silas langsung mengeluarkan pistolnya yang sering dia bawa ke mana-mana.

"Aku juga mau." Ucap Ivelle menatap ke arah Silas.

"No, honey. Kamu berlindung saja,kamu sedang hamil." Ucap Silas.

"Aku juga mau." Ucap Ivelle.

Arzhel mengambil pistolnya yang dia simpan di jasnya dan pria itu memberikan pistol ke Ivelle,Silas terkejut melihat nya.

"Aku mencintaimu." Ucap Ivelle.

Ivelle langsung menurunkan kaca jendela mobil dan mulai menembak ke arah mobil yang mengikuti mereka, Arzhel dan Silas tersenyum menyeringai karena istrinya pandai menembak.

Dor

Dor

Dor

Dor

Silas membantu Ivelle menembak ke arah mobil-mobil yang mengikuti mereka dari belakang, sedangkan Arzhel fokus mengemudi mobilnya.

"Sial, mereka tidak berhenti mengejar kita." Ucap Ivelle.

"Babe,jangan mengumpat. Nanti baby bisa mendengarnya." Ucap Arzhel.

"Sorry,tapi aku tidak janji." Ucap Ivelle.

"Aku yakin pasti bajingan itu yang merencanakan semua ini." Ucap Silas.

"Siapa bajingan itu?" Ucap Ivelle menatap penasaran ke arah Silas.

"Daven Alexander, musuh bisnis keluarga kita. Dia ingin menghancurkan keluarga Thompson,dia juga yang selama ini mengirim para wanita untuk menggoda kami." Ucap Silas terus menembak ke arah mobil-mobil itu.

"Apakah kalian ada senapan?" Ucap Ivelle menatap ke arah kedua suaminya.

'jadi dia yang mengirim para wanita untuk menggoda kedua suami ku,awas saja nanti. Aku akan membunuhmu dengan tangan ku sendiri.' Batin Ivelle.

"Pencet tombol di samping mu,babe." Ucap Arzhel.

Ivelle memencet tombol di samping Ivelle, terlihat sebuah senapan muncul di sana. Wanita itu langsung menembak mobil-mobil yang mengikuti mereka dari belakang. Arzhel dan Silas tampak begitu terkejut dan senang melihat Ivelle sekarang.

"Tolong percepatkan mobilnya, tidak apa-apa kecepatan di atas rata-rata asalkan kita selamat." Ucap Ivelle terus menembak ke arah mobil yang masih sisa satu mengikuti mereka, karena ketiga mobilnya lainnya sudah meledak.

"Apakah ada granat?" Ucap Ivelle.

"Tidak ada,babe/honey." Ucap Arzhel dan Silas bersamaan.

"Bodoh, hentikan mobilnya. Biarkan aku yang menghadapi mereka." Ucap Ivelle.

"Tapi, honey." Ucap Arzhel.

"Itu berbahaya bagi mu yang sedang hamil." Ucap Silas.

"Aku bisa menjaga diri ku dengan baik,cepat hentikan mobilnya." Ucap Ivelle.

"Begini saja, biarkan kami berdua yang mengurus mereka dan kamu tunggu di sini." Ucap Arzhel.

"Iya, honey." Ucap Silas.

"Baiklah kalau begitu." Ucap Ivelle.

Arzhel menghentikan mobilnya dan keluar dari sana,Silas juga mengikutinya dari belakang. Sedangkan Ivelle duduk tenang di dalam mobil.

Mobil yang mengejar mereka langsung berhenti, terlihat 6 pria yang berpakaian hitam keluar dari mobil.

"Menunduk." Ucap Ivelle langsung menembak ke arah 6 pria berpakaian hitam.

Dor

Dor

Dor

Dor

Dor

Dor

Keenam pria berpakaian hitam itu pun meninggal dunia karena di tembak Ivelle dengan menggunakan pistol milik Silas, sedangkan Arzhel dan Silas terkejut melihatnya.

"Ayo kita pulang,aku ingin segera beristirahat." Ucap Ivelle menatap ke arah kedua suaminya.

Arzhel dan Silas mengangguk kepalanya,lalu masuk ke dalam mobil. Mereka melanjutkan perjalanan ke mansion Thompson.

TBC...

Maaf kalau bagian actionnya kurang seru.

Jangan lupa vote dan coment ya teman-teman karena itu gratis.

Kakak juga minta maaf kalau bagian yang ini tidak seru, soalnya kakak sedang kurang enak badan.

Mungkin beberapa hari kedepannya kakak gak update,tapi kakak akan berusaha tetap update.

Jaga kesehatan kalian ya.

MENJADI KAKAK IPAR ANTAGONIS||TAMAT|| OPEN POWhere stories live. Discover now