12⭐

20.8K 1.6K 59
                                    

Maiden High School...

Alessia dan lainnya sekarang berada di ruang BK,tidak lupa orang tua mereka sudah datang ke sana kecuali keluarga dari Alessia.

"Alessia, kamu tidak pernah seperti ini sebelumnya. Kenapa kamu memukul Adolf dan Dylan?" Ucap mama Sean.

"Di mana keluarga mu, Alessia?" Ucap mama Dylan.

"Mana mungkin keluarganya datang ke sini? mereka pasti malu karena perbuatannya." Ucap mama Adolf.

Hingga tiba-tiba...

Brak

Pintu ruang BK di dobrak secara kasar dan hampir roboh,hanya tinggal satu engsel lagi. Sedangkan sang pelaku mendobrak pintu masuk ke dalam ruangan dengan begitu tenang,semua orang berada di sana terkejut melihatnya.

"Kakak ipar." Ucap Alessia menatap ke arah Ivelle yang berjalan menghampirinya.

Si Ivelle lah yang mendobrak pintu ruang BK itu,tidak lupa juga Arzhel dan Silas mengikutinya dari belakang. Kedua pria tersebut memasang wajah datarnya dan mengeluarkan aura dinginnya.

Calista dan Lucie menatap kagum melihat Ivelle, mereka berdua tampak begitu terpukau melihat kecantikannya bahkan sangat elegan. Di tambah lagi si Arzhel dan Silas berdiri di belakangnya.

'pantas saja kedua kakak Alessia menikah dengan kakak Ivelle, karena kak Ivelle sangat cantik.' Batin Calista.

'mereka bertiga sangat serasi menjadi suami istri.' Batin Lucie.

"Tidak sopan." Ucap mama Ellina.

"Apakah anda pernah melihat monyet?" Ucap Ivelle menatap ke arah mama Ellina.

"Tentu saja saya pernah melihatnya." Ucap mama Ellina.

"Ternyata anda sadar diri juga." Ucap Ivelle sambil tersenyum tipis.

"Ptth.... ahahaha."

Alessia tertawa mendengar ucapan Ivelle,kakak iparnya memang pandai sekali menghina orang. Orang-orang di sana menatap ke arah gadis itu yang tertawa mendengar ucapan Ivelle.

"Mana yang mencari masalah dengan mu, Alessia?" Ucap Ivelle yang sudah berada di samping Alessia.

"Adolf dan Dylan,kakak ipar. Mereka menghina ku,jadi aku memukul mereka berdua." Ucap Alessia menunjuk ke arah Adolf dan Dylan.

"Bagus, Alessia. Lanjutkan bakat mu,kakak ipar mu ini akan selalu mendukung mu." Ucap Ivelle sambil mengacungkan jempol ke arah Alessia.

"Kakak ipar yang terbaik." Ucap Alessia sambil tersenyum manis.

Semua orang yang berada di sana kecuali Arzhel dan Silas terkejut mendengar Ivelle yang mendukung perbuatan Alessia.

"Nyonya Ivelle,anda seharusnya tidak mendukung perbuatan Alessia." Ucap Bu Joy.

"Tentu saja saya harus mendukungnya,Bu Joy. Kalau tidak membuat masalah pasti dia tidak memiliki kenangan di masa SMA." Ucap Ivelle menatap ke arah Bu Joy.

"Apakah anda tidak pernah di ajari oleh orang tua anda, nyonya Ivelle?" Ucap mama Sean.

"Jaga ucapan anda,nyonya Davis. Jangan pernah berbicara seperti itu kepada istri saya." Ucap Arzhel menatap tajam ke arah mama Sean.

"Jangan mentang-mentang anda calon besan keluarga Thompson seenaknya berbicara seperti itu kepada menantu kesayangan keluarga Thompson." Ucap Silas menatap datar melihat mama Sean.

'apakah aku sedang bermimpi sekarang?kedua suami ku membela ku.' Batin Ivelle.

Ivelle mencubit pipinya tapi wanita itu meringis karena sakit,dia sekarang benar-benar tidak bermimpi.

"Atau bagaimana kalau pertunangan Sean dan Alessia di putuskan saja?" Ucap Ivelle.

Alessia menatap ke arah kakak iparnya,dia tidak menyangka kalau Ivelle berbicara seperti itu bahkan orang-orang di sana terkejut mendengarnya.

"Kenapa?tidak suka?" Ucap Ivelle sambil bersedekap dada menatap ke arah mereka.

"Kakak ipar." Ucap Alessia.

"Ini demi kebaikan mu, Alessia. Apalagi si Sean tidak mencintaimu bahkan dia tidak menyukai mu." Ucap Ivelle sambil mengelus rambut Alessia dengan lembut.

"Kita bicarakan tentang hal ini kepada Daddy dan mommy dulu, honey." Ucap Silas menatap ke arah Ivelle.

"Itu benar,babe." Ucap Arzhel.

Diam-diam Ellina tersenyum mendengar ucapan Ivelle,dia sangat setuju kalau pertunangan Alessia dan Sean putus. Dengan begitu dia akan terus bersama Sean. Ivelle menyadari Ellina yang tersenyum, wanita itu diam-diam menyeringai.

"Ekhem...tolong semua orang yang berada di sini harap fokus dulu pada inti masalah,jangan membuat masalah baru lagi." Ucap Bu Joy.

"Itu benar,jadi intinya Adolf dan Dylan harus minta maaf kepada Alessia." Ucap Ivelle sambil mengelus perutnya yang sedikit membesar.

"Tidak bisa, seharusnya Alessia yang meminta maaf kepada anak saya." Ucap mama Dylan dan mama Adolf bersamaan.

"Mereka berdua mengatakan ku hama,kakak ipar." Ucap Alessia sambil mengeluarkan air mata buaya, seolah-olah dia orang yang paling tersakiti.

"Alessia bukan hama ya, bajingan. Alessia adalah gadis yang baik." Ucap Ivelle langsung menarik kerah seragam Adolf dan Dylan.

Semua orang yang berada di sana terkejut melihatnya, sedangkan Ivelle menarik sekuat mungkin karena dia tidak suka orang-orang menghina Alessia karena gadis itu adik ipar kesayangannya.

"Babe,jangan seperti itu." Ucap Arzhel.

"Honey,kamu sedang hamil. Lepaskan mereka berdua ya." Ucap Silas.

Ivelle pun melepaskan kerah seragam Adolf dan Dylan, wanita itu menatap tajam melihat kedua pria itu. Arzhel dan Silas menghela nafasnya karena istrinya tampak begitu agresif saat sedang hamil.

"Dari pada masalah semakin bertambah, silahkan kalian semua keluar dari sini. Masalah Alessia dengan Adolf dan Dylan sudah selesai,tapi jangan membuat masalah lagi." Ucap Bu Joy yang sudah menyerah pada orang-orang yang berada di sini.

"Bagus,Bu Joy." Ucap Ivelle sambil tersenyum tipis.

"Tapi,Bu Joy." Ucap mama Ellina.

"Kenapa masalahnya cepat selesai begitu saja?ini tidak adil." Ucap mama Adolf dan mama Dylan bersamaan.

"Saya lelah dengan masalah kalian, jadi sebaiknya kalian bubar. Saya tidak mau ikut campur urusan kalian dan satu lagi, Alessia dan lainnya diskors selama seminggu." Ucap Bu Joy.

"Yes,aku diskors. Aku bisa bangun kesiangan dan begadang." Ucap Alessia tampak begitu bahagia karena diskors selama seminggu.

"Alessia,aku pulang dulu ya. Kalau sudah jam pulang sekolah, langsung pulang ke mansion." Ucap Ivelle.

"Siap,kakak ipar ku yang cantik." Ucap Alessia.

"Good girl." Ucap Ivelle sambil mengelus rambut Alessia dengan lembut.

"Ooo iya kalian berdua, kapan-kapan berkunjunglah ke mansion Thompson." Lanjutnya menatap ke arah Calista dan Lucie.

"Iya,kak Ivelle." Ucap Calista dan Lucie bersamaan.

Ivelle, Arzhel, dan Silas meninggalkan tempat itu. Sedangkan semua orang berada di sana menatap kepergian ketiga orang tersebut.

TBC...

Jangan lupa vote dan coment ya teman-teman karena itu gratis.

MENJADI KAKAK IPAR ANTAGONIS||TAMAT|| OPEN POTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang