Bagian 20

23K 1.7K 17
                                    

Kiran dan Sakti kembali menjadi buah bibir namun kali ini karena pernikahannya yang santer terdengar sangat mewah tergelar di Jakarta dan di tambah pesta yang di adakan Abah dan Ambu yang tak luput dari pembicara orang-orang.

Keluarga Kiran juga tampak hadir saat acara pesta itu di gelar Valdo beserta istri dan kedua anaknya, Inka dan suami juga anaknya, Erin dan Wisnu yang juga merupakan pengantin baru serta tak lupa Varen yang sudah pulang ke Jakarta semenjak Erin menikah dan akan mengurus perusahaan Atmajaya.

Tapi sayang acara yang di langsungkan secara berturut-turut itu justru membuat badan Kiran tumbang. Perempuan itu kini terbaring sakit di rumah Ambu karena Abah dan Ambu tidak membiarkan pasangan baru itu untuk pindah ke rumah mereka sebelum Kiran benar-benar telah sehat.

Kiran kini sedang memakan buburnya yang sudah di siapkan oleh Ambu. "Maaf ya Ambu, Kiran merepotkan."

Ambu mengibaskan tangannya. "Nggak apa-apa, Kiran kan anak Ambu juga sekarang."

"Terimakasih Ambu."

"Cepat makan abis itu minum obatnya." Titah Ambu yang di angguki Kiran. Kini perempuan itu terlelap akibat obat yang di minumnya.

Sakti pulang setelah sebelumnya harus mengecek beberapa hal akibat di tinggalkan olehnya ke Jakarta yang mana karena sibuk dengan mengurus acara pernikahannya menjadikan pekerjaannya sedikit lebih banyak. Tapi untuk hari ini sebagian pekerjaannya dia serahkan kepada para pekerjanya yang lain karena Kiran yang sedang sakit dan Sakti amat merasa khawatir.

"Assalamualaikum Ambu." Ambu menolehkan kepalanya menyambut uluran tangan Sakti.

"Kiran bagaimana Ambu?"

"Sudah makan sudah minum obat juga, sekarang lagi tidur di kamar." Jawab Ambu.

"Makasih ya Ambu, sudah jaga Kiran."

Ambu berdecak. "Kalian ini kenapa, nggak istrinya nggak suaminya pada bilang makasih terus. Ambu nggak merasa di repotkan loh Sakti."

Sakti tersenyum. "Iyaa Ambu."

"Sudah sana liat istrimu, pulang cepat karena kangen atau khawatir?" Goda Ambu.

Sakti terkekeh. "Dua-duanya Ambu. Sakti ke kamar dulu."

Ambu mengangguk dan melanjutkan kegiatannya yang sedang memetik beberapa daun kering yang ada di pot bunganya.

Sakti mencuci tangannya terlebih dahulu sebelum masuk ke dalam kamar. Di sana tampak Kiran tengah terlelap dengan napas teratur, langkah kaki Sakti bergerak mendekat. Salah satu kakinya ia naikan sebelah untuk menopang tubuhnya yang duduk di sisi ranjang.

Tangan Sakti terulur pada kening Kiran yang masih sedikit hangat, kembali teringat jika sebelum menikah Sakti melamar Kiran saat sedang di puskesmas. Kiran yang masih belum pulih dengan imun tubuhnya yang sempat lemah harus di sibukkan oleh beberapa urusan mereka yang akan melangsungkan pernikahan membuat tubuh perempuan itu kembali terserang.

Bibir Sakti mendekat mengecup kening Kiran lama membuat Kiran perlahan terjaga. "Sudah pulang?" Tanya Kiran dengan suara parau.

Sakti mengangguk masih dengan posisinya yang menunduk kini keduanya saling tatap. "Sudah makan?" Tanya Kiran yang di jawab anggukan oleh Sakti meski sebenarnya dirinya belum sempat mengisi perutnya tapi karena tidak mau membuat Kiran yang sedang sakit justru mengkhawatirkannya akhirnya Sakti mengangguk saja.

"Yang bener..." Tanya Kiran seolah bisa melihat kebohongan Sakti.

"Kamu sudah minum obat?" Sakti balik bertanya.

Kiran mengangguk. "Kayaknya besok juga sudah sembuh." Sakti serta merta berdecak yang jarang sekali laki-laki itu lakukan.

"Pulihkan dulu kesehatan kamu. Jangan berpikir kamu itu merepotkan dan jangan merasa sungkan, Ambu justru akan marah kalau kamu tidak menurut."

Bertemu Denganmu [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang