11

6.1K 383 13
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

.

.

.

.

.

.

Kini Abimanyu dan Edwin sudah berada di ruang rawat Al, menunggu Al yang dokter bilang sebentar lagi akan sadar.

Abimanyu duduk di samping brankar menatap Al dengan pandangan yang sulit diartikan, sedangkan Edwin duduk disofa bersama Gio.

Sebenarnya Edwin ingin duduk di samping adiknya itu, namun tidak dibiarkan oleh pria tua yang sial adalah daddy nya sendiri. Sangat menyebalkan.

Saat sedang asik menatap Al, Abimanyu tersentak tat kala mata anaknya yang terbuka, dengan terburu-buru ia menekan tombol merah yang berada disamping brankar.

"H-haus.." ucap Al dengan suara seraknya, Edwin dengan sigap mengambilkan minum untuk adiknya.

Al menggapai tangan Edwin yang menyondorkan minum, meminum air itu dengan rakus.

Melihat anaknya yang minum dengan rakus Abimanyu menegurnya, "pelan-pelan saja" Al mengangguk patuh takut kalau ia membantah daddy nya akan marah.

Pintu ruangan Al terbuka datanglah seorang dokter yang akan memeriksa keadaan Al, "ada yang sakit?" Tanya sang dokter kepada Al.

"Badan Al sakit semua" dokter itu mengangguk mendengar jawaban Al.

"Itu efek dari tendangan yang kamu dapat, ini resep obat dan salep nya silahkan di tebus" ucap sang dokter sambil menyerahkan resep obat kepada Abimanyu.

"Kapan ia bisa pulang?" Tanya Abimanyu, "hari ini juga sudah bisa pulang namun saya sarankan besok saja saat cairan infusnya habis" Abimanyu mengangguk menyetujui perkataan dokter.

"Kalau begitu saya permisi, jika ada sesuatu yang terjadi beritahu saya" pamit sang dokter lalu keluar dari ruang rawat Al.

"Edwin tebus obat adikmu" perintah Abimanyu, Edwin berdecak kesal kalau bukan untuk adiknya mana mau ia menuruti tua bangka itu.

Edwin mengajak Gio untuk menemani nya kini tersisa lah ayah dan anak diruangan itu, hening. Itulah keadaan yang di alami mereka.

Abimanyu tidak tau mau berbuat apa begitu pula dengan Al yang diam sambil memainkan jari-jari tangannya Al gugup sekarang.

"Kenapa kau tidak memberitahu jika kau mendapat kekerasan di sekolah?" Akhirnya setelah cukup lama terdiam Abimanyu membuka suaranya.

"Kalau Al bilang juga percuma daddy ngga mau dengerin Al" jawab Al menunduk tidak berani menatap daddy nya.

Abimanyu terdiam, benar kata Al, Abimanyu tidak pernah mau mendengarkan anaknya itu pernah sekali Al ingin mengajaknya berbicara tetapi Abimanyu langsung saja meninggalkan Al yang ini berbicara.
Ia sedikit menyesal sekarang.

A Real DreamWhere stories live. Discover now