8

653 87 6
                                    

Setelah semua mendengar kabar jika Shani hamil sekarang rumah Aran dan Shani dipenuhi oleh keluarga Shani dan Aran. bahkan Nenek dan Kakek dari dua keluarga tersebut juga datang untuk melihat kehamilan Shani. Semua sangat bahagia sekarang, begitupun dengan Shani. Ia sangat senang melihat semua orang yang sangat antusias dengan kehamilannya.

"kak, kapan dia lahir? aku udah gak sabar mau gendong dia" ucap Keyra dengan mengelus perut Shani.

"masih lama dek, kurang 8 bulan lagi" bukan Shani yang menjawab melainkan Papa Ardan yang duduk disebelah Keyra.

"yahh kok lama banget sih" lesuh Keyra.

"ya namanya juga hamil cil" ucap Sean mengacak rambut Keyra. 

"ihhh apasih koh. jangan iseng kayak kak aran deh" Keyra cemberut karena tatanan rambutnya yang bagus di acak acak oleh sahabat kakaknya itu.

"gue bukan kokoh kokoh ya cil. suka banget manggil gue kokoh" ucap Sean sedangkan Keyra menjulurkan lidahnya ke arah Sean.

"adek gak boleh gitu" tegur Bunda Anastasia yang melihat anaknya mengejek Sean.

"nah tuh, marahin aja bun" ucap Sean kompor yang langsung di pelototi oleh Keyra.

"aran udah kamu kasih tau nak?" tanya Bunda Anastasia.

Shani mengangguk pelan. "udah bun" ucap Shani tersenyum tipis.

bagaimana Shani akan memberi tau Aran jika suaminya itu sudah tau terlebih dahulu dan malah merencanakan akan menggugurkan bayi nya.

"kamu jangan capek capek dek, di jaga juga pola makannya. apa perlu tiap hari mama kirimin makanan yang sehat kesini?" ucap Mama Naomi pada putri bungsu nya.

"gak perlu ma, shani bisa kok masak sendiri" ucap Shani tak enak jika setiap hari merepotkan mamanya.

"atau kak shani butuh temen selama kak aran belum pulang? keyra siap kok nemenin kak shani" ucap Keyra.

"engga key, makasih tawarannya" Shani tersenyum merasakan kepedulian semua orang pada dirinya dan juga anaknya.

mereka semua lanjut mengobrol dan memberi tahu Shani untuk selalu menjaga kesehatannya dan juga kandungannya. kadang Sean menjahili Keyra hingga membuat gadis itu kesal.

*  *  *  *

Di tempat yang berbeda. tepatnya di kota Makasar, Aran tengah memantau pembangunan sebuah Hotel yang menjadi proyek keempat nya dikota ini. saat Aran sedang berbicara dengan salah satu arsitek tiba tiba handphone nya berdering. Aran langsung mengangkat panggilan tersebut.

"hallo, kenapa?" ucap Aran.

"lo dimana?" tanya Sean disambungan telpon mereka.

"gue lagi lihat pembangunan proyek. kenapa?"

"lo kapan balik? gak kasihan sama shani? dia lagi hamil anak lo"

Aran sudah tau jika sekarang semua orang telah mengetahui kehamilan Shani yang memang sengaja ia rahasiakan dan sudah merencanakan untuk menggugurkannya. sekarang sudah terlambat. semua telah mengetahui Shani hamil. Aran sangat marah pada Shani saat ia tau jika orang orang telah mengetahui kehamilannya.

Arannmemarahi Shani habis habisan lewat sambungan telpon, karena Aran masih banyak pekerjaan di kota ini yang membuat Aran tidak bisa untuk pulang dan memarahi Shani secara langsung.

"ran? lo gak budeg kan? lo denger gue gak"  ucapan Sean membuat lamunan Aran buyar seketika.

"ck, iya iya gue denger" decak Ara.

"jadi lo kapan pulang?"

"tiga hari lagi gue pulang"

"emang pembangunannya udah selesai ran?"

Menikah Tanpa CintaOn viuen les histories. Descobreix ara