6

719 85 3
                                    

Setelah permintaan Ara waktu di rumah sakit beberapa hari lalu membuat Shani selalu meminta pada Aran supaya tidak menggugurkan kandungannya.

Seperti saat ini Shani menemui Aran di ruang kerja nya yang berada disebelah kamar milik Aran. Shani terus meminta Aran untuk membatalkan pengguguran yang akan dilakukan besok.

"mas aku mohon sama kamu. aku gamau gugurin anak kita"ucap Shani memohon.

"aku bakal urus sendiri anak ini kalau kamu gamau anggap dia anak kamu"

"mas-"

brak.

"kamu bisa diam gak"bentak Aran mulai jengah dengan ucapan Shani yang selalu memintanya membatalkan rencana nya.

"kalau kamu ke ruangan saya cuma untuk membicarakan itu lagi, lebih baik kamu keluar"

"mas aku-"

"KELUAR SHANI!!"bentak Aran mendorong Shani keluar dari ruangannya.

Dorongan Aran membuat tubuh Shani sedikit terhuyung ke belakang. Shani menangis. lagi lagi ucapannya sia sia. Aran tak pernah mau mendengar ucapannya.

Shani pergi ke kamar nya untuk istirahat. dengan keadaan masih menangis sesegukan Shani merebahkan tubuhnya diatas kasur. harus dengan cara apalagi ia meyakinkan Aran jika ia bisa mengurus anak ini sendiri, tanpa harus membebankan Aram. semua usahanya terasa sia sia, Aran masih pada pendiriannya ingin menggugurkan bayi mereka.

Shani tau Aran tidak akan pernah mencintai dirinya Aran juga tak pernah menginginkan anak dari dirinya. tapi mengapa Aran sangat tega ingin melenyapkan janin yang belum genap berusia 1 bulan ini. sekarang Shani hanya bisa pasrah pada takdir tuhan.

* * * *

Kini Aran dan Shani sudah siap pergi ke rumah sakit untuk melakukan aborsi.

"mas, kamu yakin sama keputusan kamu?"tanya Shani dengan mata sembab nya karena menangis semalaman.

"saya dari awal sudah yakin dengan keputusan saya"ucap Aran tegas.

"kita pergi sekarang. sudah ditunggu dokter dari tadi"ucap Aram berjalan dulu.

drt. drt.

Aran menghentikan langkahnya saat ponselnya berdering. Aran mengangkat telfon itu yang ternyata dari sekretaris nya.

"ya hallo, ada apa?"

"....."

"apa tidak bisa di undur?"

"....."

"hari ini saya ada urusan penting"

"....."

"oke saya kesana sekarang"

tut. tut.

"kenapa mas?"tanya Shani.

"saya ada urusan mendadak ke luar kota selama satu bulan. saya akan mengundur aborsi ini setelah saya pulang dari luar kota"ucap Aran sambil mengetikkan sesuatu di ponsel nya.

Shani yang mendengar hal tersebut tentu saja senang karena rencana aborsi ini batal. bukan batal, tapi di undur. selama satu bulan itu Shani akan mencoba lagi berbagai cara supaya Aran membatalkan aborsi tersebut.

"ini hanya di undur bukan di batalkan. bisa saja sebelum satu bulan saya sudah pulang"ucap Aran memasukkan ponselnya ke dalam saku setelah mengirim pesan pada seseorang. Shani hanya mengangguk lemah.

 Shani hanya mengangguk lemah

Ups! Tento obrázek porušuje naše pokyny k obsahu. Před publikováním ho, prosím, buď odstraň, nebo nahraď jiným.
Menikah Tanpa CintaKde žijí příběhy. Začni objevovat