Chapter 16

313 25 0
                                    

Maaf karena slow update, kakak iparku lagi di rawat intensif di RS. Sekarang pun aku nulis sambil nyambi jagain. Minta doanya dari kalian yang baca book ini supaya kakak iparku cepat diberi kesembuhan. Aamiin.
Happy Reading ❤

(Name) menggeliat diatas tempat tidurnya namun gerakannya terhenti ketika merasakan sebuah lengan yang melingkar di sekitar perutnya. Ia menoleh ke samping dan menemukan Reo yang masih terlelap di alam mimpinya. (Name) hampir berteriak sebelum teringat obrolan semalam. Reo yang awalnya menanyakan kamar kosong, tiba-tiba mengurungkan niatnya dan beralih meminta untuk tidur bersama dengan (Name) karena ia teringat bahwa mereka berdua belum resmi bercerai. Tentu saja (Name) tidak bisa menolak, karena yang dikatakan oleh Reo memang benar adanya. (Name) berusaha mengangkat dan memindahkan lengan Reo dari perutnya, namun Reo justru mengeratkan pelukannya pada perut wanita itu, bahkan menarik tubuh wanitanya semakin mendekat padanya dan menenggelamkan wajahnya apda ceruk leher (Name). Membuat wajah wanita itu memerah seperti tomat, ditambah jantungnya yang berdetak tak karuan.

"R-Reo l-lepas-" ucap (Name) yang lebih pas disebut berbisik saking pelannya suara wanita itu. Reo, bukannya melepas pelukannya, justru makin menempel padanya bahkan kini memberikan beberapa kecupan di leher wanitanya hingga meninggalkan tanda kepemilikan disana.

"Re-" belum sempat wanita itu menyelesaikan ucapannya, Reo memotongnya terlebih dahulu.

"Aku mencintaimu" ucapnya. Kedua mata (Name) melebar, tak percaya dengan apa yang barusan ia dengar. Ia memutar tubuhnya dan menghadap kearah Reo sepenuhnya.

"Re-" lagi-lagi sebelum ia sempat mengatakan sepatah katapun, Reo memotong ucapannya. Namun kali ini bukan dengan ucapan, melainkan dengan sebuah ciuman di bibir. Ya, Reo mencium bibir (Name), bahkan melumatnya lembut. Setelah ciuman yang tak bisa dibilang singkat tersebut, Reo membuka kedua kelopak matanya dan menatap kesua mata wanita yang berada dihadapannya dalam-dalam.

"Maaf baru mengatakannya, harusnya aku mengatakannya sejak awal kan?" ucapnya.

"Sejak kapan?" tanya (Name).

"Sejak kecil?" ucap Reo yang malah terdengar seperti bertanya. Dahi (Name) mengernyit tak paham. Reo terkekeh.

"Kau pasti tak ingat. Sebenarnya aku juga awalnya tak yakin kalau cinta pertamaku yg kutemui waktu kecil adalah kau, istriku sendiri. Aku baru yakin setelah mencari tahu info tentang masa kecilmu saat beberapa tahun terakhir aku berusaha keras mencarimu" Reo menjeda ceritanya dan mengelus rambut (Name) yang menatapnya dengan tatapan penasaran dengan lembut.

"Saat aku berumur sekitar 7 tahun, kita pernah bertemu di sebuah pesta yang diselenggarakan oleh kedua orangtuaku di rumahku. Kau pernah terpisah dari orangtuamu dan tersesat hingga tak sengaja bertabrakan denganku di selah satu koridor. Lalu kau menangis dan aku membawamu ke kamarku dan kita bermain berdua dikamarku sepanjang acara pesta. Sampai-sampai kedua orang tuamu panik mencarimu kemana-mana. Dan aku baru mendengar cerita dari orangtuaku yang jadi ingin menjodohkan kita sejak menemukan kita berdua tertidur setelah lelah bermain. Dan sejak hari itu, aku ingin bertemu denganmu lagi namun orang tuaku bilang kau pindah ke Jerman. Aku menyukaimu sejak pertemuan kita hari itu" jelas Reo.

(Name) mengerjap-ngerjapkan matanya beberapa kali, masih memproses sekaligus mencoba mengingat-ingat kejadian di masa lalunya yang sesuai dengan cerita Reo, dan bingo! Dia mendapatkan ingatannya meski hanya sekelebat dan berupa potongan acak saja.

"Rupanya anak laki-laki yang waktu itu Reo?" tanya (Name) yang diangguki oleh Reo.

"Jadi biar aku ulangi" ucap Reo kemudian menarik nafas dalam dan menatap kedua mata (Name) dalam-dalam. "Maaf. Aku mencintaimu" ucapnya.

"Kenapa sambil meminta maaf?" tanya (Name).

"Maaf karena aku menyuruhmu menggugurkan kandunganmu dan membuatmu pergi. Kumohon beri aku kesempatan" ucap Reo, ekspresinya benar-benar terlihat memohon.

(Name) mengangguk setelah membutuhkan beberapa saat untuk berpikir panjang. Reo tersenyum miring, "Bagus. Sekarang biarkan aku mengambil apa yang seharusnya kuambil sejak awal. Kali ini dalam keadaan sadar" ucapnya kemudian menindih (Name). Membuat wanita itu menelan ludahnya dengan susah payah karena memahami maksud ucapan Reo barusan. (Name) rasa, ia akan kesulitan berjalan dan membuat Ryu harus diantar kesekolah oleh Kaiser nanti.

to be continued~

Sorry, i love youDonde viven las historias. Descúbrelo ahora