Chapter 13

285 29 4
                                    

Happy Reading ❤

(Name) menatap jengah kedua pria dewasa yang sejak beberapa menit yang lalu tak henti-hentinya mengelus perut besarnya yang telah mencapai usia 8 bulan, demi bisa merasakan pergerakan bayinya.

'dug'

Ia meringis kala merasakan bayinya menendang dari dalam kandungannya, berbeda dengan dua orang pria yang berjongkok di depannya yang menatap takjub pada perutnya seolah anak kecil yang diberi permen oleh orang tuanya.

"Woahh bayinya menendang" ucap Isagi dengan tatapan berbinar.

"Dia pasti akan jadi atlet pesepak bola jenius sepertiku" kali ini Kaiser yang berbicara dengan nada dan tatapan sombongnya.

"Tidak, dia akan tumbuh hebat sepertiku. Kau kan sudah pernah kalah dariku" ucap Isagi menimpali.

"Hanya pernah. Bukan berarti kau selalu mengalahkanku. Aku tetap lebih hebat darimu" ucap Kaiser.

Lagi, (Name) memutar bola matanya malas.

"Mana mungkin anakku mirip kalian. Tentu saja dia mirip ayahnya" ucap (Name) yang kesal mendengar adu mulut kedua laki-laki itu. Yang membuat keduanya saling mendecih dan memalingkan wajah.

"Lalu kenapa kalian masih disini? Bukankah kalian ada pertandingan hari ini? Jangan sampai tim kalian gagal masuk perempat final hanya karena kalian terlambat ya" omel (Name).

"Iya iya" jawab keduanya bersamaan kemudian bangkit dan pergi bersamaan setelah keduanya mencium perut buncit (Name), disertai adu mulut dan saling dorong tentunya.

(Name) menghela nafas dan menyalakan televisi besar di hadapannya, mencari channel yang akan menayangkan pertandingan liga eropa meski baru dimulai sekitar dua jam lagi.

Dia menatap jadwal pertandingan hari ini yang mempertemukan Bastard Munchen melawan Manshine City, seketika ia mengingat Reo, suaminya. Ya, suami. Mereka belum bercerai karena entah apa alasannya Reo belum menandatangani dokumen perceraian mereka. Untunglah, orang kepercayaan keluarganya sangat loyal padanya jadi dia memberitahukan keberadaannya pada Reo maupun keluarga Mikage.

(Name) menatap cincin pernikahannya yang melingkar di jari manis tangan kanannya. Dia merindukan Reo. Meski rumah tangga mereka tidak baik-baik saja, dia masih mencintai pria itu. Bahkan, meski Isagi selalu berusaha untuk membuatnya melupakan Reo dan menyatakan cinta padanya, dia masih tidak bisa membuka hati untuk pria bersurai sewarna blueberry tersebut. Sebenarnya ada rasa tidak enak padanya, karena Isagi lah yang selalu berada disisinya dan mendampinginya selama masa kehamilannya.

(Name) menatap layar televisi sambil mengusap air matanya yang mengalir deras. Bahkan ia hampir menghabisnya setengah isi dari kotak tisu di pangkuannya. Bahkan bayi di dalam kandungannya seketika terdiam setelah selama menonton pertandingan berlangsung, bayinya terus-terusan menendang seolah sang bayi lah yang bertanding di lapangan. Semua karena ia melihat Reo yang menangis dan tertunduk putus asa karena timnya, Manshine City dikalahkan oleh Bastard Munchen dengan skor tipis 3-2.

Dia ingin kesana dan memeluk pria bersurai ungu tersebut, namun ingatannya pada pertengkaran mereka membuatnya mengurungkan niatnya dan memilih untuk mematikan televisi dan membuang sampah-sampah tisu yang berserakan di sekitarnya.

to be continued~~~



Sorry, i love youKde žijí příběhy. Začni objevovat