Chapter 11

277 35 0
                                    

Happy Reading para readers tercinta (^з^)-☆Chu!!

Entah sudah keberapa kalinya satu-satunya wanita di ruangan tersebut menghela nafasnya karena lelah melihat kelakuan para pria yang bisa dikatakan sangat kacau. Ia melirik ke dua pria di kanan dan kirinya yang hampir baku hantam jikalau dirinya tidak berada di tengah keduanya, Kaiser dan Isagi. Ia melirik ke sebelah Kaiser, yang duduk di lantai sambil memberi dukungan pada Kaiser, Ness. Pandangannya lalu bergeser ke depannya yang terisi para pemain Bastard Munchen lain yang merupakan teman-teman Isagi yang berasal dari Jepang yang juga mengikuti Project Blue Lock sama seperti Isagi beberapa tahun silam, mereka sedang berebut cemilan. Ia lalu melihat beberapa orang yang duduk dengan tenang dan sopan di sofa di dekat Isagi yang ia tahu bernama, Hiyori Yo, Kunigami Rensuke dan Yukimiya Kenyu. (Name) bersyukur, setidaknya masih ada tiga orang yang masih sedikit waras di sini.

Pagi-pagi, Isagi memboyong teman-temannya dan menerobos masuk ke rumah milik Kaiser ini dengan alasan mereka khawatir pada (Name), setelah sebelumnya wanita itu datang ke markas klub mereka sambil menangis. Dan Ness yang tahu Isagi dan yang lain akan datang ke kediaman Kaiser tentu saja tidak akan melewatkan kesempatan untuk ikut. (Name) hampir saja curiga kalau kakaknya orientasinya belok karena sikap Ness. Tapi dia bersyukur karena nyatanya Kaiser masih lurus dan menyukai wanita, dibuktikan dengan ia yang tidak sengaja menemukan beberapa majalah dewasa di kamar kakaknya.

'Brak'  "DIAM!!"

Satu gebrakan meja ditambah teriakan oleh (Name) langsung membungkam para pria itu, bahkan Isagi dan Kaiser langsung menciut nyalinya sampai-sampai mereka bergeser sedikit menjauh dari wanita itu.

(Name) memijat keningnya.
"Kalian membuatku pusing dan itu tidak baik untuk ibu hamil kalian tahu? Jadi..... bisakah kalian lebih tenang?" tanya (Name) dengan aura dan nada bicara yang menyeramkan dan hal itu membuat semua orang langsung mengangguk.

"Bagus. Baiklah sekarang katakan kenapa kalian semua kemari pagi-pagi begini? Apa kalian tidak ada latihan?" tanya (Name).

"Tidak, Noa meliburkan latihan kami hari ini. Jadi kami bisa bermain seharian disini" jawab Isagi.

"APA??? SEHARIAN??? TIDAK! TIDAK BISA! AKU MAU BERMANJA-MANJA DENGAN (NAME) SEHARIAN INI! KALIAN PULANG KE ASRAMA SANA!" Kaiser  langsung mengomel begitu mendengar bahwa Isagi cs akan bermain seharian dirumahnya.

"YANG BENAR SAJA! APA KAU SISCON HAH? AKU JUGA MAU BERMAIN DENGAN (NAME) TAHU!" nampaknya Isagi tidak mau mengalah  sama sekali dari Kaiser dan keduanya mulai saling bersitatap dan saling melotot. Bahkan muncul gurat kekesalan di wajah keduanya.

(Name) menghela nafas, kemudian menjewer keduanya, membuat keduanya kompak mengaduh kesakitan.

"Sudah kubilang untuk jangan berisik" ucapnya tanpa melepaskan jewerannya.

"Maaf" ucap keduanya bersamaan.

"Baiklah kumaafkan. Kalian semua pasti belum sarapan kan? Akan kumasakkan dulu" ucap (Name) kemudian hendak bangkit namun Isagi menahannya.

"Tidak, kau tidak perlu memasak. Ibu hamil tidak boleh kelelahan. Biar kami saja yang memasak oke?" ucap Isagi kemudian pergi ke dapur sambil menyeret Ness yang diikuti Yukimiya dan Kunigami.

"Mereka bisa memasak?" tanya (Name), ragu.

"Ya, mereka sering memasak di asrama kok. Rasanya lumayan enak" ucap laki-laki yang bergigi tajam seperti hiu, yang menurut (Name) sangat menggemaskan, namanya Kurona Ranze. (Name) merasa lega karena ternyata skill memasak mereka bisa dipercaya.

Disisi lain, seorang pria bersurai ungu sedang terduduk di pojok kamar hotelnya menatap kosong kekacauan yang ia dan Nagi buat di kamar yang mereka tempati. Ada luka lebam yang membiru di beberapa bagian wajah dan tubuhnya yang diakibatkan oleh luka pukulan.

"Jadi kau mengira (Name) selingkuh denganku atau Isagi? Kau dibutakan oleh cemburu sampai kau tega menyuruh istrimu untuk menggugurkan anak yang ia kandung? Sebegitu tidak percaya nya kau pada istrimu sendiri?" tanya Nagi dengan sinis. Dia yang biasanya malas dalam segala hal selain sepak bola bahkan berbicara panjang lebar karena pria bersurai ungu di hadapannya, yang menurutnya telah keterlaluan dan berbuat bodoh.

Reo menceritakan semuanya pada Nagi, mulai dari awal pertemuan hingga pertengkarannya bersama sang istri yang telah terlewat lebih dari seminggu yang lalu dan mengakibatkan sang pria bersurai seputih salju memberikan sebuah pukulan dan dilanjutkan keduanya saling baku hantam, membuat kamar mereka seperti kapal pecah.

"Yang benar saja. Sejak kapan kau menjadi bodoh? Baiklah, aku mengakui bahwa aku memang menyukai (Name) dan mungkin Isagi juga sama. Lalu, apa kau berpikir (Name) menyukai salah satu dari kami? Bahkan aku yang belum lama mengenalnya juga tahu kalau (Name) menatapmu dengan tatapan penuh cinta" ucapan Nagi membuat Reo langsung menatapnya tak percaya.

"Jadi, (Name) mencintaiku?" tanya Reo, kedua netranya mulai basah karena air matanya yang mulai menggenang.

Alis Nagi naik sebelah, heran dengan sahabatnya yang satu ini.

'Fokusnya hanya di situ? ' batinnya.

"Sebaiknya kau temukan istrimu secepatnya" ucap Nagi.

Berkat Nagi, Reo membulatkan tekad nya untuk menemukan sang istri bagaimanapun caranya meski ia harus berkeliling dunia sekalipun.

to be continued~

Sorry, i love youWhere stories live. Discover now