Chapter 5

254 32 0
                                    

Halo gaesssss adakah yang masih menantikan book ini?
✧・゚:*( ͡ꈍ ͜ʖ̫ ͡ꈍ )*:・゚✧

Sore itu, berbeda dengan hari biasanya dimana istri dari sang tuan muda Mikage hanya berdiam seharian dirumah untuk bekerja, kini wanita itu tengah berjalan-jalan berkeliling di sekitar kota Manchester untuk sekadar melihat-lihat dan membeli beberapa barang yang menarik perhatiannya.

Setelah lelah berkeliling, dia memutuskan untuk beristirahat dan mencari tempat untuk bersantai sekaligus mengisi perut kosongnya. Dia mencari rekomendasi kafe di internet, dan dia menemukan sebuah kafe di area Ring Road yang tak jauh dari markas Manshine City FC. Mungkin bisa sekalian menunggu Reo selesai latihan dan pulang bersama? Pikirnya.

Dia melangkah dengan tersenyum sambil memikirkan rencana pulang berdua bersama suaminya. Namun langkahnya terhenti, barang-barang belanjaan yang dipegangnya berjatuhan begitu saja namun tak ia pedulikan. Kedua matanya terfokus pada satu arah tanpa berkedip. Pemandangan yang tersaji di hadapannya membuat matanya berair dan tanpa bisa ia tahan, air matanya lolos begitu saja.

Rencana yang ia pikirkan sebelumnya lenyap begitu saja tanpa bisa ia realisasikan, karena nyatanya ia melihat suaminya, Mikage Reo sedang duduk berhadapan sambil tertawa bersama seorang wanita cantik di kafe yang ia ingin kunjungi.

Ia buru-buru berlari pergi dari sana tanpa mempedulikan barang-barangnya yang terjatuh tadi. Ia bahkan tidak ingin pulang ke apartemen yang ia tinggali bersama Reo sekarang. Dia hanya terus berlari dan langkahnya terhenti ketika ia menabrak tubuh seseorang. Untungnya sebelum tubuhnya benar-benar terjatuh, orang yang dia tabrak menolongnya.

"M-maafkan aku!" karena panik, (Name) tidak menyadari bahwa dia tidak berbicara menggunakan bahasa Inggris.

"Kau dari Jepang?" tanya orang itu. (Name) mengangguk dan baru menyadari mereka berdua berkomunikasi dengan bahasa Jepang (anggep aja begitu ok?).

"Kau juga?" tanya (Name) balik dan orang itu balas mengangguk.

"Siapa namamu?" tanya (Name) penasaran.

"Kau tidak tahu?" bukannya menjawab orang itu malah bertanya balik dan membuat (Name) menatapnya bingung.

"Kau bukan penggemar sepak bola rupanya. Biasanya orang-orang langsung mengenaliku. Namaku Nagi Seishiro"

(Name) mengangguk-ngangguk mengerti.
"Kau pemain sepak bola rupanya. Namaku (Fullname)" jawab (Name) yang lupa bahwa marganya telah berubah.

"Ngomong-ngomong kenapa kau ke sini?" tanya Nagi.

(Name) melihat-lihat sekitar dan menyadari bahwa dia berada di tempat yang sangat sepi dan ia tidak tahu area tempat ia berada sekarang. Seketika ia panik.

"A-aku dimana?" paniknya.

"Hey tenanglah. Disini wilayah dekat asrama Manshine City FC. Kau tersesat? Mau kuantar pulang?" tawar Nagi, (Name) mengangguk karena tak punya pilihan.

Mereka berdua berjalan bersama sambil mengobrol dan tertawa, untuk sejenak (Name) dapat melupakan kesedihan yang ia rasakan berkat Nagi.

Dan keduanya ternyata menyukai memainkan game yg sama. Jadilah mereka bertukar nomor telefon dan ID game agar memudahkan untuk janjian bermain game bersama.

Mereka berhenti melangkah setelah sampai di depan gedung apartemen dimana (Name) tinggal. Nagi memandang gedung apartemen di depannya.

"Temanku juga tinggal di gedung ini" ucapnya.

"Benarkah? Kebetulan sekali, ternyata dunia memang sempit ya" jawab (Name) menimpali.

"Mau mampir sebentar? " tanyanya kemudian.

"Mungkin lain kali. Aku akan kembali sekarang, sampai jumpa" ucap Nagi.

"Terima kasih Nagi!" ucap (Name) setengah berteriak, Nagi melambaikan tangan sebagai jawaban.

(Name) membuka pintu apartemennya dan bertemu Reo yang sedang duduk di ruang tamu sambil menonton sebuah rekaman pertandingan.

"Masih ingat rumah ternyata" ucap Reo dengan nada yang terdengar sinis.

(Name) menggigit bibir bawahnya berusaha menahan air matanya.

"K-kenapa kau bicara begitu" suaranya bergetar karena menahan tangis.

"Kau tidak sadar sekarang jam berapa? Seorang wanita bersuami pulang semalam ini seperti wanita tidak benar apa kau tahu?" ucap Reo yang semakin menyakiti perasaan (Name).

"Maaf" cicit (Name) kemudian pergi ke kamar, membersihkan dirinya kemudian menggulung dirinya dalam selimut. Ia menangis tanpa suara di dalam selimut kemudian tertidur karena lelah.

to be continued~



Sorry, i love youМесто, где живут истории. Откройте их для себя