58) MSGN (SELESAI)

Mulai dari awal
                                    

"Nenek, Hamka mau ketemu Abi, Umma sama om Lay." Hamka menarik-narik tangan sang Nenek.

"Hamka mandi dulu, baru kita ketemu ketemu Abi sama Om Rayza. Tapi untuk ketemu Umma belum bisa." Liza berusaha menjelaskan.

"Tapi kenapa belum bisa ketemu Umma?" Dugaan Liza benar! Pasti cucunya ini akan bertanya tentang ini semua.

"Umma sedang ada urusan dan belum bisa diganggu." Liza berusaha menjelaskan untung nya Hamka tidak bertanya lagi. Jika Hamka masih bertanya apa yang harus dia jawab.

**🔹☁️💠☁️🔹**

RUMAH SAKIT JAYA ISLAMIAH..

"Assalamu'alaikum, Nenek, Kakek, Om Ami." Hamka dengan riang berlari ke arah Ummi Ziana, Kyai Zafran dan Fahmi.

"Wa'alaikumussalam cucu Nenek, Kakek." Ummi Ziana menjawab lalu mencium pipi bulat Hamka.

"Abi sama Om Lay mana Nek? Kata Nenek, Abi sama Om Lay ada di sini." Hamka menanyakan keberadaan sang Abi dan sang Om.

"Abi sama Om Ray lagi di dalam, masih bobo." Ummi ziana berusaha tenang dalam menjelaskan kepada cucunya ini.

"Hamka mau ketemu Abi sama om lay!" Hamka ini keras kepala.

"Halo Imam." Tiba-tiba Dokter Antonio berjalan ke arah mereka sepertinya ingin mengontrol kondisi Faizar dan Rayza di dalam.

"Ih, Hamka, Paman." Hamka kesal, dia tidak suka dipanggil Imam kecuali oleh Kakek nya, katanya cuman Kakek buyutnya yang boleh manggil Imam.

"Tapi Paman mau Imam, gimana dong?" Dokter Antonio ingin menjahili anak kecil ini.

"Yang boleh panggil Hamka, Imam itu cuman Kakek buyut, no yang lain." Hamka membentuk kedua tangannya menjadi tanda silang 🙅. Dokter Antonio mencubit gemas pipi Hamka.

"Paman, Abi sama Om Lay ada di dalam ya?" Hamka bertanya dengan mata yang mengedip.

"Iya, kamu mau liat mereka? Ayo masuk." Dokter Antonio menggandeng tangan Hamka untuk masuk keruangan tersebut.

Hamka masuk keruangan tersebut, dia melihat banyak sekali alat yang dia tidak tau namanya apa, menempel pada tubuh Abi dan om nya.

"Kenapa banyak tali di badan Abi sama Om Lay?" Hamka bertanya sambil menatap Antonio. Dokter Antonio tidak menjawab dan memilih untuk menarik tangan Hamka menuju Faizar yang terbaring lemah.

"Hamka, do'a kanlah Abi dan om Rayza agar mereka cepat sadar, dan bisa bermain dengan kamu lagi." Dokter Antonio berbicara dan Hamka menatapnya.

"Kata Nenek, Abi sama Om Lay cuman lagi bobo Paman." Hamka berbicara menatap dokter Antonio. Ummi Ziana, Fahmi, Liza, dan Kyai Zafran yang ada di dalam ruangan itu seketika tidak terasa air mata mereka jatuh ketika mendengar penuturan dari Hamka.

Anak sekecil itu sudah diberi cobaan yang berat oleh Allah. Abi nya dan Om nya terbaring koma dirumah sakit, lalu Umma nya masuk penjara.

"Tapi Hamka do'a dalam hati," lanjut Hamka yang langsung menengadahkan kedua tangannya berdoa, dia juga menutup matanya. Entah apa yang di do'akan oleh Hamka, yang pasti dia menangis saat menengadahkan kedua tangannya.

"Hey sayang, kamu kenapa nangis?" Ummi Ziana mengahampiri Hamka yang sedang berdoa. Walau sudah mendengar pertanyaan dari sang nenek, Hamka tetap tidak merespon sedikitpun, dia tetap khusuk terhadap doa nya.

Semakin lama tangisan itu semakin kuat, orang yang berada dalam ruangan tersebut seketika panik kenapa tiba-tiba Hamka menangis sampai sesegukan.

"Hamka, sadar nak, Hamka!" Liza menggoyangkan tubuh Hamka, takut terjadi sesuatu terhadap cucunya itu.

Hamka membuka kedua matanya dan tersenyum menatap kedua neneknya yang terlihat khawatir. Hamka mengusap air mata yang tadi sempat turun dari kelopak mata kedua neneknya.

"Nenek, kalian kenapa ikut nangis? Hamka tadi cuman tiba-tiba pengen nangis, makanya nangis." Liza dan Ummi Ziana yang mendapat penjelasan dari sang cucu memeluk erat Hamka.

"Jangan buat kami khawatir nak." Liza berucap sambil memeluk erat Hamka dari sebelah kanan. Dan Ummi Ziana yang juga memeluk erat Hamka dari sebelah kiri.

Dokter Antonio tersenyum haru, melihat kedekatan nenek dan cucu ini. Dia membayangkan suatu saat jika dia sudah memiliki cucu.

Bersambung.....

**🔹☁️💠☁️🔹**
Ganti jadi itu aja deh pembatasnya, kayak lebih lucu aja🙏🏻😁

Vote vote vote

06 November 2022
Publish: 18 Desember 2023
800 kata

Selain vote, aku juga minta tolong follow sama komen dong. Buat nambah rame.

Mualafnya Seorang Gadis Nakal (End-Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang