16

128 7 3
                                    

Jungkook dan Wonwoo berpencar untuk membeli makanan dan minuman di food court. Setelah dirasa selesai menyelesaikan pesanan mereka, mereka duduk di meja yang agak jauh dari keramaian. Jungkook membawa dua milk shake coklat dan kentang goreng. Wonwoo membawa dua pancake yang di atasnya ada es krim vanilla.

mereka berdua terperangah dengan makanan dan minuman yang dibawa masing-masing. "Milk shake coklat... Udah lama banget gak minum itu!"

"Andalan kita waktu kecil kan minuman ini tuh!"

Wonwoo terkekeh, "Wajib banget beli! Tapi dulu, belinya satu untuk bertiga!"

"Ini pancake juga beli dua, tapi dimakan bertiga!" Jungkook melihat pancake di depannya.

Jungkook dan Wonwoo saling pandang, seketika mereka tertawa. Ya ampun, mereka benar-benar nostalgia saat kecil. Jungkook dan Wonwoo terdiam menikmati makanan dan minuman masing-masing. "Mas, gue... Gue minta maaf!"

Wonwoo menghentikan kegiatan makannya, dia menatap Jungkook yang duduk di sebrangnya. "Kenapa?"

Jungkook menghela nafas dan menatap masnya menyesal. "Gue meluapkan emosi gue kemarin, sampai ngucapin yang enggak-enggak tanpa tau perasaan mas kek gimana..."

Wonwoo menggelengkan kepala, bermaksud memberi kode bahwa itu bukan masalah besar. "Gue ngerti kok, kook. Lo lagi ditahap muak aja kemarin. Its okay. Sorry juga gue kebawa emosi waktu itu juga!" Wonwoo minum milk shake coklatnya.

"Gue anak tengah, merasa paling menderita banget. Setelah gue denger cerita dari Kiming mengenai lo sebagai anak pertama, gak seharusnya gue marah gak jelas sama lo!"

"Lo memang menderita, kook!" Wonwoo tertawa, bermaksud mencairkan suasana.

"Sialan!" Jungkook agak berdiri sedikit, menonjok lengan Wonwoo.

"Nah kan kalau lagi gak emosi mah, enak ngobrol tuh!" Wonwoo memakan kembali pancake-nya.

"Mas, mas gak usah merasa terbebani menjadi anak pertama. Lakukan yang terbaik aja! Gue bangga punya kakak kek mas! Gue percaya kok mas bisa memberikan yang terbaik buat keluarga, khususnya buat ade-ade lo!" Jungkook sampai terkekeh malu.

Wonwoo mendengus mendengar ucapan Jungkook. "Lo juga, lo kalau ada apa-apa, ayo diskusikan sama gue! Lo tau kan, mama itu memang begitu. Kadang kebiasaan selalu mendahulukan kepentingan gue, daripada lo. Padahal harusnya liat dulu mana yang lebih penting!"

"Gue emang ngerasa gak enak banget sama lo dan Somi, apalagi mama apa-apa gue butuh sesuatu pasti harus gue dulu, baru kalian. Padahal gue udah bilang selalu pikirkan mana yang penting dulu! Tapi mama kadang lupa, kook."

Jungkook setuju dengan ucapan Wonwoo. "Mama sangat menggantungkan harapan besar sama lo, mas..."

"Iye gue ngerasa! Jadi beban tau!"

"Mampus!"
"Tapi makasih, berkat lo... Mama membebaskan gue dan Somi untuk mengekspresikan apa pun yang kita bisa!"

"Ya tapi gue kudu di-IT. Untung gue nya suka!"

"Lebih ke menerima keadaan aja sih lo mah mas! Padahal kan dulu lo pengennya jadi dokter!"

"Itu cuma cita-cita SMP doang!" Jungkook mengangkat bahunya merespon ucapan Wonwoo.

"Walau begitu, mama masih bisa diajak obrol baik-baik, kok. Gue aja jadi ke programmer gini, atas saran mama. Mama bener-bener ngomongin kesanggupan mamah dan papa gimana buat pendidikan gue. Nyuruh mempertimbangkan ke depannya kaya gimana..."

Jungkook diam mencerna perkataan Wonwoo. Memang sih, kemarin juga mama Jeon memang menyuruhnya sabar dulu. Mama Jeon bahkan mengucapkan dengan baik-baik. "Bisa gak ya kebutuhan gue gak dinomor duakan lagi?"

Jeon Siblings (Jeon Wonwoo, Jeon Jungkook, Jeon Somi)Where stories live. Discover now