14

122 8 0
                                    

"Mas, bagaimana rasanya jadi anak sulung yang selalu dibanggakan sama keluarga?" Tanya Mingyu.

Wonwoo menatap Mingyu lama. Wonwoo terkejut, belum ada orang yang pernah menanyakan perihal itu pada Wonwoo. Kita kembali lagi saat Mingyu dan Wonwoo movie date. Setelah mereka menonton dan makan di food court, mereka mengobrol sejenak. "Kenapa bertanya begitu?"

"Sejujurnya gue selalu kagum sama mas. Mas panutan gue untuk jadi anak sulung yang harus dibanggakan sama keluarga!"

Wonwoo tiba-tiba tertawa miris. Dibanggakan katanya? Gak salah? "Haha... beban banget yang ada!" Wonwoo memainkan es batu yang ada di minumannya dengan sedotan.

"Gimana mas?"

Wonwoo menghela napas dan menatap Mingyu agak lama. "Lo juga anak pertama kan? Apa yang lo rasain jadi anak sulung?" tanya balik Wonwoo.

MIngyu mendadak memikirkan jawaban atas pertanyaan yang dia utarakan pada Wonwoo. "Harus jadi panutan..."

"Iya betul, gue juga ngerasa begitu!"

"Tapi lo bener-bener bisa loh jadi panutan ade-ade lo. Sesebelnya Jungkook sama lo, dia pasti selalu kagum sama lo mas!"

Wonwoo menggelengkan kepalanya kuat. Bermaksud menyanggah ucapan Mingyu. Sungguh, ucapan Mingyu itu terlalu berlebihan. Dia merasa bukan anak pertama yang seperti itu. "Lo tau, gue ngerasa jadi beban sebagai anak pertama. Selain itu juga, kadang gue ngerasa bersalah kalau liat ade-ade gue..."

"Ngerasa bersalah kenapa?"

"Mereka gak ngerasain masa kejayaan orang tua!" 

Mingyu diam dan menatap Wonwoo. Dia siap mendengarkan apa yang akan Wonwoo katakan mengenai perasaannya sebagai anak pertama. "Gue anak pertama yang bisa dikatakan merasakan bagaimana saat orang tua kita lagi jaya. Gue pengen A, dibeliin. Gue pengen B, dibeliin. Pernah ada dititik itu..."

"Tapi makin ke sini, ya roda berputar itu bener-bener kerasa banget di keluarga gue! Orang tua kita harus memilih dulu suatu hal yang dirasa penting! Tapi gak tau kenapa, gue selalu dijadikan prioritas sama mereka! Jujur kadang gak enak!"

Mingyu menganggukan kepalanya merespon ucapan Wonwoo. Wonwoo terkekeh mengingat memori-memori yang sudah dia lewati bersama adik-adiknya. "Segala bekasan gue pasti dikasih ke Jungkook. Jungkook awalnya selalu protes, tapi sekarang... Dia mencoba menerima mungkin? Padahal gue udah bilang ke mama buat duluin dulu Jungkook kalau memang keperluannya penting. Tapi gak tau kenapa mama selalu mementingkan gue dulu dengan dalih Jungkook bisa coba punya gue!" 

"Dari hal itu jadi beban buat gue sebagai anak pertama! Gue merasa bersalah banget sama adik-adik gue. Karena segala hal banyak diberikan ke gue, gue harus bisa memberikan yang terbaik buat keluarga gue! Khususnya adik-adik gue! Gue harus jadi panutan mereka!"

"Tapi lo udah memberikan yang terbaik buat adik-adik lo! Selama gue jadi sahabat nya Jungkook, Jungkook cuma bilang 'Mas gue cuek banget deh!' 'Mas kek gak peduli'! Tapi tetap aja diakhiri dengan dia tuh kagum sama lo, mas!" 

Wonwoo terdiam sejenak dan menggelengkan kepala. "Bahkan Somi, dia selalu membanggakan mas loh ke gue! Ya gue tau sih sebenarnya dia mah ada maksud" 

"Hah? Gimana?" Wonwoo tidak paham.

"Ade-ade lo tau kan gue ada rasa sama lo!" Mingyu agak malu bilangnya, tapi respon Wonwoo juga gak kalah malu. Rasa panas di pipi terasa oleh mereka berdua.

"Ya gue harap, semoga gue with my siblings bisa mengerti satu sama lain. Gue juga mau mencoba memprioritaskan kepentingan adik-adik gue! Gue sayang banget sama mereka, gyu!" Tanpa sadar mata Wonwoo agak berair. 

Jeon Siblings (Jeon Wonwoo, Jeon Jungkook, Jeon Somi)Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora