Chapter 4

1 1 0
                                    

Aku baru tau kalo om nando gantengnya kayak gitu. Orang orang tidak akan percaya kalau aku kedatangan tamu terganteng seperti seleb arab. Nando adalah laki-laki ganteng yang aku tau. Dan aku tidak percaya akan takdir ini.

Saat ini menjelang magrib, aku jadi ingat saat aku melihat mas Nugroho yang sedang bermalam di stasiun Cirebon kalau tidak salah.

Aku juga dengar kalau Kiki akan menikah bulan ini : oktober 2023. Kondangannya hari sabtu. Dan Mbak Nita dia adalah istri Mas Nando yang ganteng yang sudah seperti keluarga sendiri.

Masalah Rofik yang sedang puber dan masa - masanya dia dapat menarik perhatian orang lain atas ketampanannya yang baru lahir itu. Aku jadi ingat Kak Dee Lestari yang suka menulis unek-uneknya di sini di kertas. Saat ini Kak nando datang dan seakan-akan aku ingin memilikinya padahal Kak Nando sudah di miliki oleh Kak nita.

Kak Nota tau dalemannya Kak Nando, begitu sebaliknya. Seperti Kak Rey atau Zaki 1 dan Zaki 2 yang sama-sama aku tau dalemannya. Pun Anam yang aku tau dalemannya. Tapi siapa yang mau bilang tentang dalemannya sesworang kalau itu privasi atau di rahasiakan.

Seperti tadi saat aku ujian di Inzah atau keterlibatan mimpi aku dengan Kiai Hasan Genggong. Yang di situ ada Pak Suud dan Pak Ghulam. Aku tidak tau. Yang aku ingat teman yang paling setia adalah Apk Walla. Yang selalu ada setiap waktu kala aku ingin melihat muka mereka yang selalu ada buat aku. Pintarnya apk hingga buat aku bisa melijat wajah teman-teman aku setiap waktu.

Aku tau kalau aku tidak punya hubungan apa-apa dengan Kak Nita atau Kak Nando, itu karena aku tidak suka berkenalan atau berteman dengan mereka karena masih belum kenal. Mereke adalah kenalan Wahid adik ipar aku dan adik kandungku yaitu Uswatun.

Jujur tadi aku merasa bingung. Kenapa bisa aku merasa takut akan waktu magrib karena tidak solat magrib? Dan ujian yang tadi, saat aku nalar, soal yang aku rindukan yang telah lewat beberapa tahun lamanya. Bagaimana itu semua?

Dan hubungan aku dan Anam, Rofik, Al dan itu semua masih da dan real. Tidak nyangka saja kalau aku harus kehilangan teman-teman dekat aku yang cuma Anam yang tau betul atau Rofik, yang tau betul siapa aku sebenarnya. Karena aku adalah tetangga Rofik, atau Bek Epa yang aku lupa untuk memgambil rumput seperri dia setiap harinya dengan maksud atau dengan tujuan apa.

Aku telah lupa kalau aku punya tetangga yang baik dan kerabat yang baik. Meski nasib aku tidak sama dengan mereka.

*
Tadi siang aku makan ikan tongkol besar yang di beri Nando katanya, kata Ibu. Aku suka dan aku bersyukur. Tapi, jujurly aku tidak minta ikan itu tapi ikan itu ada di lemari dapur. Siapa yang bawa?

Si Wahid. Dia yang telah merubah beberapa pelataran rumahku dengan bunga-bunga mekar yang aku sendiri tidak tau asalnya dari mana. Dia yang telah merubah pandanganku selama ini. Dia yang punya sebakul nasi daro hasil kerjanya. Yang setiap hari dan setiap malam aku makan tanpa berucap terima kasih padanya.

Dia adalah malaikat di keluarga kami.

Slm.

Agenda Merah Where stories live. Discover now