#4 : Be Friends?

0 0 0
                                    

Happy Reading Guys :3

-
-
-

Anahera memapah pria itu masuk ke apartemen miliknya. Pria itu tidak menolak untuk diobati oleh Ana.

"Tunggulah di sini". Ana berjalan masuk ke kamar.

Pria itu memandang keseluruhan ruangan apartemen Ana. Selera wanita ini tidak buruk juga pikirnya, tembok-tembok yang dicat bewarna abu-abu dengan les warna emas memberikan kesan elegan.

"Nah ganti dahulu pakaianmu". Ucap Anahera sekembalinya ia dari kamar membawa kaos abu-abu, celana training warna hitam dan sekotak P3K.

"Baju kekasihmu?". Tanya pria itu dengan wajah tak berdosa.

Ana mendengus "bukan, itu bajuku. Memang oversize, gantilah pakaianmu. Kau bisa sakit, setelahnya luka-lukamu ku obati".

"Tidak perlu". Pria itu berdiri, berjalan tertatih ke toilet. Dan kembali dengan pakaian yang dibawakan oleh Ana.

"Maksudmu tidak perlu?".

"Aku bisa obati sendiri". Ucapnya datar.

"Baiklah, silahkan". Anahera tidak ambil pusing dengan tindakan pria itu.

Ana cukup meringis melihat pria itu mengobati dirinya sendiri, terbilang kasar? Dirinya bahkan ragu jika luka itu akan cepat sembuh.

Merasa ditatap oleh wanita di depannya terus menerus, akhirnya pria itu berbicara.

"Mengapa kau menolong orang asing seperti ku?".

"Ah itu.. sebelumnya terimakasih karena telah menyelamatkan ku saat itu". Ucap Ana dengan senyuman terbaiknya.

"Aku? Menyelamatkamu? Kapan?". Dahi pria itu mengernyit.

"Saat aku jatuh dari speedboat".

Seakan ingat kejadian tersebut pria itu kembali menoleh.

"Bagaimana kau bisa mengenaliku? Seingatku kita tidak bertatap muka saat itu".

Anahera mendekat, jarak keduanya hanya beberapa inci. Ana memegang kalung yang dipakai oleh pria itu.

"Ini, karena kalung ini aku mengenalmu". Ucap Ana menatap wajah pria itu. Tatapan keduanya bertemu.

Seolah tersadar, pria itu menjauhkan dirinya. "Hmm begitu".

"Tapi bukan berarti kau boleh membawa sembarang pria ke apartemen mu nona".

"Memangnya kenapa?". Tanya Ana.

"Nona muda.. apakah anda tidak takut jika saja diriku berbuat tidak pantas padamu?". Ucap pria itu dengan datar.

"Kau akan melakukannya?". Pancing Ana.

"Tidak, aku tidak serendah itu". Balasnya.

"So? everything is gonna be okey, dan jika pun kau berbuat buruk padaku jangan harap dirimu masih bisa bernafas tuan". Seketika suasana disana mencekam.

"Baiklah, aku hanya memperingati dirimu nona. Tidak baik-".

"Seorang wanita membawa sembarang pria ke apartemennya, fine i know that don't worry mr".

"Aku lupa menanyakan namamu dari tadi. Siapa namamu tuan?".

"Killian".

"Okay Killian, aku Anahera kau bisa memanggilku Ana ataupun Hera".

Killian melihat ke jendela, sepertinya hujan telah reda. Dirinya pun ingin berpamitan pulang.

"Kau pulang sendirian?".

Goodbye My Princess Where stories live. Discover now