#3 : Your eyes

3 0 0
                                    

Happy Reading Guys :3


-
-
-


Pria dengan pahatan tubuh begitu menawan itu bernama Killian Cerano. Pria berkebangsaan italia-inggris, dari situ saja tentu bisa ditebak seperti apa rupanya. Rambut hitam, alis tebal, bulu mata lentik, bola mata hitam pekat yang bagi siapapun melihatnya akan merasa tersesat dalam gelapnya hutan begitulah daya tarik mata pria itu. Dada bidang dan tinggi sekitar 185cm siapa yang tidak tertarik? Pria dan wanita bisa saja jatuh dalam daya pikat pria satu ini.

Killian dan Harry duduk di dekat perapian, mereka sedang berada di pelabuhan kapal-kapal yang dipilih sebagai tempat keduanya bersantai. Ditemani sejuknya angin malam dan di hangatkan oleh perapian yang disiapkan oleh Harry sendiri. Ck! Menyebalkan memang tapi tidak masalah daripada harus menghadapi mood pria itu.

Sudah berapa gelas vodka yang minum oleh Killian tapi sampai saat ini belum ada tanda-tanda pria itu akan tumbang, Harry hanya meminum americano saja karena dirinya tidak berniatan untuk mabuk malam ini.

"Jadi? Apa kau menemukannya?" Kalimat itu akhirnya muncul setelah Kiliian menjelaskan alasan dirinya jauh-jauh dari London ke Berlin.

Tak!

Killian meletakkan gelasnya dan menghela nafas berat, dirinya frustasi kali ini "Belum ada."

Puk!

Harry menepuk pundak Killian seolah memberikan semangat padahal tidak berdampak apapun "apa kau masih melanjutkannya Killian? I mean it's been 6 years but there's still no clarity."

"Aku harus menangkap pelakunya dan akan ku hancurkan dia!" Killian menggeram, tangannya mengepal kuat membuat kukunya menacap di kulit hingga mengeluarkan darah
"Harus mati".

"Tapi..." Harry berpikir

"Trah Oniria tidaklah mudah Killian, kau tau? Mereka penguasa di Berlin, berurusan dengan mereka sama halnya bunuh diri". Lanjut Harry

"Then?". Killian menatap Harry setajam belati yang siap ditancapkan

"Mereka merenggut hal yang paling berharga bagiku, so I will destroy the thing that is most precious to them". Ucapnya dengan penuh ketegasan, matanya menampilkan bentuk kebencian yang begitu besar.

Harry menghela "kau akan mati Killian".

Killian tersenyum remeh "akan kuhadapi kematian dan akan kuberikan keadilan bagi dirinya".

-
-
-

Anahera mengelap rambutnya yang masih basah, kini dirinya berada di kamar. Untung saja saat pulang tidak ada satu pun keluarga nya jadi dia tidak akan ditanya ini itu.

Anahera melirik pada lukisan Hades yang akan dirinya bawa untuk pameran besok.

"Hades yang tampan". Ucapnya tersenyum.

Tiba-tiba saja Ana mengingat kejadian saat dirinya terjatuh ke laut, seseorang yang menolongnya memang tidak terlalu terlihat tapi satu hal yang pasti. Yang menyelamatkannya adalah seorang pria dan memakai kalung berbentuk segitiga, tapi tetap saja dirinya tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas hanya samar-samar saja.

Merasa memiliki inspirasi, Ana mengambil peralatan lukisnya, ia ambil kanvas yang masih belum tersentuh. Dengan telaten jari-jemari lentik miliknya membuat sketsa dengan seksama. Anahera dan kuas adalah satu kesatuan yang sempurna.

Mata abu-abu itu fokus mencampur adukkan warna-warna di palet, membuat lukisan tersebut tampak hidup. Menghabiskan waktu sekitar 6 jam, lukisan itu pun berhasil terselesaikan.

Goodbye My Princess Where stories live. Discover now