Flora mengecup kening Adel lalu ingin meninggalkan Adel sebentar. Namun tangannya di cekal oleh tangan Adel.

"Jangan pergi kak!" Ujarnya.

Flora kembali duduk dan melihat Adel."Del, Adel kamu udah sadar."

Mata Adel terbuka secara perlahan. Indra matanya melihat sosok Flora di depannya."Jangan larang Adel buat enggak deket sama Kak Gre ya kak! Adel sayang banget sama kak Gre, Adel udah cinta banget sama kak Gre."

Flora tak menjawab apa yang Adel ucapkan, wanita itu terdiam. Ia juga tak berani menatap Adel, tatapannya ia alihkan ke sembarang arah.

"Makan ya, Kakak buatin bubur." Tawar Flora, wanita itu berusaha mengalihkan pembicaraan.

"Kak, jangan alihin pembicaraan."

Flora menggela napas cukup kasar, lalu menatap Adel."Kamu di sini ikut kakak, kamu liburan di sini kakak yang ngurus. Kalau ada apa-apanya kamu, Kakak yang bakal kena. Jadi aku sebagai kakakmu ingin yang terbaik buat adiknya. Kakak enggak mau Mama sama Papa marah sama kakak."jelas Flora

"Mama sama Papa enggak akan marahin kak Flora, jadi kakak engga perlu khawatir." Ujar Adel dengan santainya.

"Kamu lupa atau gimana sih? Soal kemarin, Kakak di marahi habis-habisan sama Mama, Papa. Hanya gara-gara kamu yang bolos sekolah cuma karena Gracia." Nada Flora meninggi seketika.

Zee yang mendengar akan hal itu segera ia masuk ke dalam kamar. Dan melihat Flora sudah berdiri, sedangkan Adel masih terbaring. Mata Adel sudah sangat terlihat ingin menangis. Karena baru kali ini Flora mengeluarkan suara tinggi.

Zee menghampiri Flora, dan menyentuh lengan Flora dengan lembut. Flora melirik dan menatap kembali Adel.

"Kakak enggak mau tau, jauhi Gracia kalau keadaan kamu kayak gini terus. Kakak enggak akan segan-segan bilang Mama Papa buat blokir semua fasilitas yang mereka kasih." Ujar Flora.

Adel menggela napas."Kak Flora kok gitu sih? Adel masih sayang sama Kak Gre."

"Buat apa sayang kalau kamu sendiri sakit Del? Dia sayang sama kamu? Kalau ia mana buktinya? Dia saja enggak jujur sama kamu Del!"

"Kak Gre, enggak jujur ada alasannya kak!" Jawab Adel.

"Lihat, bahkan kamu masih berani membela Gracia. Hebat adik kakak satu ini!"Ujar Flora dengan tepuk tangan. "Liat Zee, temen kamu memang hebat, udah di butakan dengan cinta!" Lanjut Flora menatap Zee.

"Kakak enggak mau tau, kamu harus jauhi Gracia." Ujar Flora dengan menekankan nama Gracia.

Setelah Flora pergi meninggalkan Adel di sana dan juga meninggalkan Zee. Cukup kesal dengan Adel yang keras kepala.

Zee berjalan menghampiri Adel dan membantu Adel untuk duduk. Zee duduk di pinggiran kasur dan menghela napas berat.

"Kak Flora, Zee!"

"Gue enggak bisa ngomong kalau Kak Flora udah ngomong Del, dia ingin yang terbaik buat adiknya."

Kening Adel mengerut."Jadi lo juga setuju gue jauh sama Kak Gre?" Tanya Adel.

"Bukan gitu Del, gue juga enggak setuju tapi setelah gue lihat-lihat gue lebih mentingin lo sama pendidikan lo." Jelas Zee.

Adel seakan enggan untuk melihat Zee dan tidak percaya juga dengan jawaban Zee kali ini.

"Lo kok gitu sih? Lo yang tau tentang perasaan gue sama Kak Gre itu gimana! Tapi kok jadi gini?" Ujar Adel.

Bibir Adel terlihat sangat pucat, gadis itu seakan sudah tak ada tenanganya. Sedangkan Zee ingin menyuruh Adel untuk istirahat saja dan meminum obat.

𝓣𝓪𝔀𝓷𝔂 𝓓𝓪𝔂𝓵𝓲𝓵𝔂 1 𝓭𝓪𝓷 2Where stories live. Discover now