32

52 14 2
                                    

Sampai didalam kelab yang 6 bulan lalu dikunjungi oleh Juan serta Wendy, ketiga lelaki ini celingak-celinguk mencari dimana lelaki yang waktu itu membantu kejahatan Wendy terhadap Juan,

Juan maju beberapa langkah bersamaan dengan Nugi serta Tito yang mengekorinya, Juan menarik bahu seseorang dengan sedikit kasar sampai lelaki itu terkejut menoleh.

Benar-benar barista tersebut sampai mendelik karena ia mungkin ingat wajah Juan pasca 6 bulan lalu,

"Ini?" Tanya Nugi, Juan menganggukkan kepalanya.

"Ada apa ya?" Tanya barista tersebut yang sepertinya takut,

Beberapa customer yang sedang dibantu oleh barista ini pun melirik ke arah 3 lelaki ini, kebingungan.

"Gue butuh bantuan lu" ucap Juan,

Sekarang keempat lelaki ini berada didalam mobil Juan yang tadi dikendarai, terparkir didepan kelab.

"Lu bersedia bantu gue buat jadi saksi di kepolisian gak? Gue mau nangkep itu cewek, mau gue jeblosin ke penjara" ucap Juan to the point.

"Tapi bang, itukan saya yang masukin, saya termasuk pelaku disini. Saya takut masuk penjara bang, kasian ibu saya" ucap barista ini ketakutan.

Tito menepuk bahu lelaki ini dari belakang, "tenang aja, disini lu juga korban karena diperintah, gapapa. Bantuin temen gue"

Barista ini tampak diam, berfikir. "Takut bang"

"Gak usah takut, temen gue yang lu tolong ini orang berduit. Ada lah imbalannya nanti" lanjut Nugi,

"Gak usah banyak mikir, bantuin aja. Gue bisa jamin lu aman sampe kapanpun, kalo lu ngerasa takut nih—" Juan menyodorkan kartu nama dirinya serta alamat kantornya.

"Kalo nomor gue nanti gak aktif, bisa ke kantor gue. Kantor gue gak bakalan bangkrut" lanjutnya.

Lelaki ini menimang kartu nama ditangannya, "yaudah bang saya mau bantu, tapi janji ya bang jangan libatin saya sampe jauh"

Mendengar ucapan barista ini, ketiga lelaki ini tersenyum senang.

"Tenang aja, nama lu siapa?" Tanya Juan,

"Delta bang"

Juan terbangun dari tidurnya karena ia mendengar seseorang yang sedang muntah-muntah disekelilingnya, ia sadar siapa yang sedang melakukan hal tersebut, Juan berlari menuju wastafel dan membantu memegangi rambut Zyo,

"Kamu gapapa?" Tanya Juan, Zyo tidak menjawab ia terus memuntahkan hal yang tidak ada.

Lalu Zyo mendongakkan kepalanya, ia mencengkram tangan Juan, lemas sekali rasanya belum memakan apapun tetapi sudah muntah-muntah,

"Aku lemes banget" ucap Zyo,

Juan membantu membopong Zyo menuju ranjang, ia merebahkan istrinya itu diatas ranjang miliknya. Ia menyingkirkan rambut-rambut yang menghalangi wajah Zyo yang sedang memejamkan mata,

"Mau makan apa? Mau buah?" Tanya Juan,

"Beliin aku bubur tapi pakenya daging jangan ayam" Juan langsung bingung mendengar permintaan sang istri,

"Beli dimana kalo pake daging, bingung"

"Gak tau, aku gak mau makan yang berbau ayam. Mual"

"Yaudah coba aku cari dulu ya, kamu disini aja jangan gerak. Aku sebentar aja, kalo ada apa-apa telfon" Juan mengecup kening Zyo sebelum ia meraih kunci mobilnya lalu pergi keluar dari unit,

ALCOHOL FREE [SUDAH SELESAI]Where stories live. Discover now