7.

85 24 0
                                    

Keesokan harinya Juan bangun tidur dengan keadaan bingung, kepalanya sedikit sakit. Mencoba menyeimbangkan cahaya yang masuk kedalam kamarnya,

"Argh" desis Juan sambil memegang kepalanya.

Lelaki ini mencoba mengingat beberapa kejadian semalam dan berakhir ia malu sendiri karena ulahnya mabuk,

Juan meraih ponselnya dan melihat ada pesan masuk dari Zyo.

Juan langsung menoleh kesebelah kanannya, ada segelas susu putih dan sepiring roti selai coklat

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Juan langsung menoleh kesebelah kanannya, ada segelas susu putih dan sepiring roti selai coklat. Seketika senyum tercetak dibibir Juan,

Ia meletakkan ponselnya dikasur lalu beranjak menghampiri susu putih yang ada diatas meja, ia meminumnya sampai habis. Roti yang adapun sudah ia makan sampai habis.


Sampai dikantor dengan earpod sebelah yang masih menempel ditelinganya, Juan dengan cueknya berjalan masuk terus kedalam. Sudah biasa jika banyak pasang mata melihatnya,

"Dateng juga lu, lama banget" Protes Tito yang sudah duduk diruangan Juan.

"Kenapa?" Tanya Juan melepas earpodnya lalu duduk dikursi miliknya.

Mulai melihat-lihat dokumen sampai satu kartu panjang mengganggu penglihatannya, ia lihat itu adalah undangan pernikahan berwarna putih bersih.

Juan tidak perlu membukanya, ia cukup melihat isi luarnya karena ia tau siapa yang akan menikah dan mengundangnya.

"Gak penting" Juan melempar undangan tersebut dan Tito yang ada dihadapannya hanya menampilkan raut wajah menahan senyum.

"Tadi dia kesini, anter itu. Yang nemuin Nugi" ucap Tito tetapi Juan diam tak berkutik, ia sibuk dengan membolak-balikkan dokumen dihadapannya.

"Kalo emang udah gak ada rasa dateng aja ke nikahannya" lanjut Tito, kali ini Juan memberhentikan kegiatannya itu.

"Ada atau gak ada rasa, gue gak akan dateng" sahut Juan cuek.

Tito hanya tersenyum melihat kelakuan temannya itu, Tito tau jika melepaskan Wendy adalah satu kesulitan untuk Juan dan selama Tito berteman dengan Juan ia tau karakter lelaki ini,

Juan akan menyembunyikan apapun yang mengganggu pikirannya rapat-rapat, tidak perlu orang lain tau bahkan sampai memberikan saran kepada dirinya. Baginya percuma, ia tidak mau dengar dan lakukan.

"Yaudah, gue balik kerja lagi. Selamat kerja bos Juan!" Ucap Tito lalu pergi dari hadapan Juan.

Juan menghentikan kegiatannya ketika Tito benar-benar sudah hilang dari ruangannya, ia melirik kartu undangan yang tadi ia buang lalu ia raih dan ia letakkan dilaci mejanya.

ALCOHOL FREE [SUDAH SELESAI]Where stories live. Discover now