Melepaskan hobby yang sudah 5 tahun lebih digeluti bukanlah hal yang mudah bagi seorang Narrazyo Hasta atau kerap disapa Zyo,
Melakukan dance dengan kedelapan teman-temannya setiap hari, menyanyi diatas panggung bersapaan dengan semua manusia yang...
Kembali menghadapi realita yaitu bekerja dikantor yang sudah seminggu lebih tidak ia perhatikan,
Duduk dikursi hitam yang mana saksi setiap hari Juan pusing, sedih dan senang. Juan tersenyum sambil menyalakan layar monitor komputernya, ia bersemangat kali ini untuk bekerja.
Sepagi Juan sampai dikantor ia belum bertemu dengan Nugi, ia baru mendapat banyak sapaan dari semua karyawan yang ada disini, yang bertemunya dijalan.
Kantor adalah rumah kedua bagi Juan sedari dulu, ia bahkan bisa betah 12 jam didalam ruangan hanya didepan komputer lalu berdiri didepan balkon memperhatikan alam luar atau bahkan berbincang dengan Nugi,
Kali ini ia tidak tau, apakah ia akan melakukan kegiatan itu lagi atau bahkan ia merindukan Zyo nantinya?
Omong-omong perihal Zyo, Juan masih bingung dengan semua yang ia rasakan dengan Zyo. Membuntuti Zyo sedari dulu adalah tugas dari kedua orangtuanya, bukan keinginan perasaan Juan. Ia tidak sedalam itu kepada Zyo,
Tetapi, sekarang-sekarang ini jika Juan diam-diam melihat Zyo tertidur, Zyo sibuk dengan semua yang ia kerjakan, Juan merasa bahwa tidak ada yang boleh melihat apa yang ia lihat sekarang selain dirinya. Mungkin nanti, Juan akan memikirkan cara untuk meresmikan perasaannya dengan Zyo.
"Pagi pak bos," Nugi tiba-tiba menyembulkan kepalanya di pintu ruangan Juan,
"Gue kira siapa" Juan tersenyum lalu kembali fokus kepada layar komputernya
"Baru masuk udah langsung sibuk aja"
Lalu Nugi duduk dihadapan Juan seperti biasa, tetapi pandangan Nugi agak lain ke arah meja milik Juan. Tidak ada kopi pagi diatas mejanya, Nugi meraih telfon yang ada dihadapannya dan menelfon office boy dikantor ini.
"Kopi pak, buat pak Juan"
"Makasih Gi" ucap Juan yang sibuk sekali dengan komputernya sampai tidak bisa menoleh.