(⅙)¹ | Lawan Bos Pohon

6 5 4
                                    

Saat tiba di Pesisir Timur Daya, kini aku melanjutkan hunt kembali. Selama aku menggunakan tas baru, aku selalu menemukan item yang sama, mungkin saja ada keberuntungan dalam tas tersebut.

Dua puluh lima menit kemudian, aku telah berhasil mengalahkan monster pohon sebanyak 50. Kini MP berkurang 50 dan HP bertambah 24, lalu level ku bertambah menjadi 31 tinggal 770 exp menuju level 32. Rasanya cukup melelahkan namun tinggal 100 monster pohon yang harus ku selesaikan secepat mungkin.

Lima puluh menit berlalu, aku telah selesai mengalahkan 100 monster pohon, kini MP menguras habis tinggal tersisa 20 lagi dan HP bertambah lebih banyak menjadi 157. Levelku juga sudah bertambah menjadi 32 tinggal 220 exp up level 33. Selanjutnya aku pulang menuju Desa Azama untuk menyerahkan 250 kulit pohon kepada Aziz, saat masuk wilayah Desa Ajumaji aku melihat Syafiq   level 14 berhenti di arah timur dan gosong, aku berusaha mengobrol dengan Syafiq.

"Syafiq, apakah kamu baik-baik saja? Sudah tiga kali ini kau turun level dan gosong. Coba ceritakan pada ku, aku khawatir melihat mu seperti ini. Kalau gosong terus nanti kau turun menjadi level satu," aku khawatir.

"Tolong jangan ajak aku berbicara, hari ini aku sedang kecewa oleh penyihir wanita. Aku ditipu dan kehilangan banyak emas hanya demi dia, sekarang dia pergi dengan cowok lain yang jauh level dari ku. Padahal aku dan dengan nya selalu bersama-sama dari nol," balas Syafiq.

Aku menghela napas panjang. Haduh gara-gara cewek yah. Player di sini punya banyak masalah random, aku pikir mereka datang ke sini mau mengalahkan Naga Nightbour di Puncak Dewa ternyata ada tujuan berbeda yang diinginkan.

"Cukup, daripada kau bertingkah bodoh seperti ini. Mending kamu move on saja, lalu berjuang menaiki level setinggi mungkin. Cewek yang kau maksud pasti minder dan menyesal mengejar kamu. Aku juga pernah di remehkan oleh orang lain, tapi selama berusaha up level, kini orang yang membully ku malah ku duluin hingga akhirnya mereka bengong saja. Jadi kamu jangan diam saja, kita harus berjuang semaksimal mungkin agar punya nama sendiri!" jelas ku sekalian membantu Syafiq agar tetap percaya diri.

"Terimakasih banyak Zay dan tamparan semangat nya, kau memang orang baik. Meskipun jarak level kita beda jauh, kau masih punya hati. Mulai kali ini aku akan berjuang dan menyusul level cowok itu, agar cewek yang meninggalkan ku menjadi kecewa."

"Bagus kalau begitu, tetap semangat yah Syafiq. Aku mau pergi ke Desa Azama dulu, mau trade exp. Sebab aku baru kelar ngerjain misi."

"Ok, selamat yah Zay."

Aku mengangguk sambil tersenyum, lalu aku melanjutkan perjalanan menuju Desa Azama untuk bertemu Aziz. Lima belas menit berlalu, kini aku telah sampai di Desa Azama.

"Hallo Aziz, maaf terlalu lama menunggu. Ini aku telah membawakan 250 kulit pohon bahwa artinya aku sudah berhasil mengalahkan 250 monster pohon," ucapku dengan menyodorkan kulit pohon tersebut pada Aziz.

"Woah ... aku tidak menyangka kalau kau bisa mengerjakan tugas secepat ini. Baiklah karena sudah membantu ku maka aku trade kalung dan cincin rare level 31 serta exp 4000," balas Aziz.

"Wah, terimakasih banyak. Ngomong-ngomong apakah kau ada tugas lagi untukku. Aku lagi butuh level?" tanya ku.

"Ada tapi tugas ini lumayan berat. Kau harus menghadapi bos pohon di Lapangan Pesisir Timur Laut. Di situ kau harus berlari ke arah perangkap agar bisa menjebak bos pohon tersebut. Bila kau berhasil mengalahkan nya dan mendapat rating pohon itu, maka aku trade exp 8000 dan pedang elite level 40, apakah kau bersedia?"

"Iya, aku bersedia terimakasih banyak Ziz."

"Sama-sama anak muda, tetaplah semangat!"

Aku mengangguk sambil tersenyum. Usai mengobrol dengan Aziz. Level ku bertambah menjadi 35, tinggal 870 exp menuju up level 36. Selain itu darahku bertambah kebal menjadi 6320 dan mendapatkan delapan skill, lalu mana ku bertambah 120 per level menjadi 4320.

Sebelum pergi menuju Lapangan Pesisir Timur Laut, aku bergegas pergi ke Toko Eli untuk membeli MP dan menjual beberapa item meskipun tidak terlalu penuh, sebab item quest lebih kuat dibanding item random yang di dapat.

"Hallo Eli, maaf menganggu apakah aku boleh menjual inventori ku lagi dan sekalian membeli MP," pinta ku.

"Hallo juga anak muda, wah kamu sudah cukup berisi dan level mu sudah 30 lebih. Oh keluarkan saja semua item mu, biar ku cek satu per satu," balas Eli.

Aku pun mengeluarkan item satu per satu, dengan menukar emas dan membeli 200 MP.

"Baiklah semua total item mu 5400 emas dan harga 200 MP 3000 emas, maka sisa emas mu tinggal 2400. Btw, ada yang mau dibeli lagi?" tanya Eli.

"Cukup aku hanya mau MP saja," balas ku.

"Ok kalau begitu, terimakasih yah sudah mampir dan selamat berjuang anak muda."

Aku mengangguk sambil tersenyum, usai membeli 200 MP. Aku segera pergi menuju Lapangan Pesisir Timur Laut untuk menghadapi bos pohon. Aku berjalan menelusuri beberapa desa, ditambah aku melihat player-player baru yang sedang berjuang.

Aku harap untuk melawan bos nanti bisa menang, kalau kalah jangan sampai jadi. Ya Tuhan berikan kekuatan penuh, aku ingin membalas dendam pada Rei. Saat memasuki wilayah monster pohon, tiba-tiba merasakan guncangan dahsyat berupa dewa listrik yang sedang berjalan, aku bergegas sembunyi di bawa pohon agar tidak di lihat oleh dewa tersebut. Aku sebenarnya takut, mana level ku juga tidak sampai 50-an.

Sepuluh menit berlalu, guncangan dahsyat semakin jauh dan tidak terdengar lagi. Kemudian aku bergegas menuju Lapangan Pesisir Timur Laut. Tempat tersebut berada di pulau kecil dan harus punya kapal untuk menuju di sana.

Kini aku tidak menemukan kapal sama sekali, namun aku melihat pohon mati. Kemudian aku bergegas memotong pohon itu dan disulap menjadi perahu.

Selama aku sibuk berbuat, kini player lain yang diperintah oleh Aziz datang membantu ku untuk membuat kapal. Sebenarnya aku bisa melakukan sendiri, tetapi kalau itu adalah keinginan nya untuk membantu aku segera mengizinkan nya.

"Zay, kau sudah berapa lama ada di sini?" tanya Yudi.

"Aku baru beberapa menit yang lalu ada di sini. Ngomong-ngomong kau datang ke sini mau ngapain?" tanya ku.

"Aku tadi diberi tugas untuk menghadapi monster pohon, oleh Aziz. Kemudian aku tidak menemukan kapal di sini hingga itulah aku meminta tolong pada mu," balas Yudi.

"Oh iya, tapi kita hanya bekerja sama saja yah dan bukan pertemanan. Soalnya aku sedang trauma." Aku yang sedang membatasi diri.

"Iya aku mengerti kok, lagi pun kita hanya kerja sama." Yudi mengerti apa nan ku rasa.

Selepas mengobrol kini kapal ku buat bersama Yudi telah selesai, kemudian kami berdua bergegas pergi menuju Lapangan Pesisir Timur Laut untuk menghadapi monster pohon.

1:1000 Level Up for War Dewa (TAMAT)Where stories live. Discover now