Tiga

37 26 5
                                    

Reina sedang berada di pantry kantornya dan menikmati makan siang buatan sendiri. Ia juga mendapatkan lauk tambahan dari Desi. Mereka berdua makan bersama secara diam. Desi tau kebiasaan Reina, bahkan semua orang tau apa yang Reina lakukan saat waktu makan tiba.

Reina tipe orang yang tidak melewatkan jam makan dan akan terus menikmati makanannya tanpa melakukan kegiatan lain. Entah makan sambil bermain ponsel, seperti yang dilakukan orang-orang orang yang masa kini, atau sekedar berbincang dengan orang lain.

Di saat kegiatan makan, Reina masih mengingat semua kejadian semalam bersama Raihan. Kegiatan makan malam bersama, bercerita singkat tentang diri masing-masing, dan hal bodoh yang Reina lakukan adalah menawari minuman beralkohol kepada Raihan.

Laki-laki itu memang sedikit mabuk, hanya sedikit tapi ia tetap harus memanggil temannya untuk segera menjemput dirinya. Reina sedikit meminta maaf, tapi Raihan tidak mempermasalahkan hal itu.

Hanya saja Reina penasaran dengan kehidupan Raihan. Pria itu mengatakan bahwa dirinya seorang pengangguran, meskipun punya banyak kegiatan bekerja. Dia menjadi Ob part time di tempat karaoke, menjadi tukang parkir minimarket yang semalam Reina datangi dan juga memiliki kegiatan lainnya.

Tapi saat kemarin malam Raihan di jemput oleh 3 orang dengan sebuah mobil. Motor milik Raihan juga di bawa oleh orang lain yang menjemput Raihan. Bahkan dirinya di sebut bos. Satu hal yang ada di pikiran Reina, bahwa Raihan bukan 100% orang baik. Status bos itu yang membuat Reina sedikit takut.

'Semoga aja gak ketemu sama dia lagi. Tapi kalau ketemu gimana ya?' ujar Reina dalam hati.

Bahkan Reina ingat ucapan Raihan semalam, yang berkata bahwa ternyata mereka bertemu lagi dan kemungkinan besar mereka adalah jodoh dari Tuhan. Awalnya ucapan itu hanya di anggap biasa saja tapi ternyata di pagi hari ini Reina justru memikirkan ucapan tersebut.

***

Jam pulang kerja sudah lewat 15 menit. Reina sudah bersiap untuk segera pulang, karena pekerjaannya sudah selesai. Tujuan Reina saat ini menuju stasiun kereta. Ia sudah berencana untuk menjadikan seseorang sebagai objek foto dan gambarnya. Seseorang itu entah pedagang, pekerja stasiun atau mungkin seorang penumpang.

Tujuan stasiun kereta ia pilih dengan cara acak. Reina sudah mengatakan di dalam hatinya, kemana kakinya melangkah akan ia lakukan. Saat ini ternyata ia ada di stasiun Cakung. Ia melihat seorang petugas pria dan memotret petugas tersebut dengan kameranya.

Setelah itu Reina segera melakukan kegiatan menggambarnya. Gambar Reina memang tidak luar biasa bagus, Reina tidak mempermasalahkan itu. Setidaknya dengan kegiatan ini, dirinya merasa lega dan senang serta ketika melihat respon orang-orang yang menjadi objeknya, Reina sangat senang.

Melihat mata berbinar mereka ketika Reina memberikan foto hasil bidikannya yang sudah ia cetak, lalu melihatnya hasil gambarnya, ucapan terima kasih dengan nada yang senang. Reina suka itu, meskipun akan lelah jika berjalan tak tentu arah, memotret orang secara acak dan menggambarnya tapi semua lelah tersebut akan hilang ketika objek potret dan gambarnya bahagia.

Reina menggambar saja, bukan mewarnai juga. Sudah 20 menit Reina fokus dengan gambarnya, itu sudah selesai. Reina puas, lalu ia segera mendatangi petugas stasiun tersebut dan memberikan hasil foto yang telah ia cetak dan memberitahukan bahwa dirinya juga digambar oleh Reina.

"Ini fotonya beneran untuk saya dek?"

"Iya pak."

Petugas itu melihatnya dengan mata berkaca-kaca. Lalu ia melihat Reina dan sambil mengucapkan kalimat terima kasih dengan terus berulang.

Only Night || •TAMAT•Where stories live. Discover now