43) MSGN (SELESAI)

Mulai dari awal
                                    

"Maksud kamu apa, bilang anak saya janda?!" Bu Ratna murka mendengar ucapan Bu Dena

"Enak gak dibilang gitu? Ga enak kan? Makanya ngomong tuh dipikir dulu Bu." sindir Bu Dena yang membuat Bu Ratna langsung pulang dengan keadaan marah.

Faya yang mendengar ucapan Bu Dena berusaha menenangkan Bu Dena.

"Sudah Bu biarin saja. Mulut ibu-ibu sekarang emang begitu." Faya menyimpan kata-kata sindiran dalam ucapannya. Faya ini tidak sebaik yang dikira, mungkin kalian berpikir jika Faya telah berubah total setelah dia mualaf, tapi kalian salah, dia tetap tidak suka jika ada orang yang membicarakannya. Hanya saja sekarang dia bisa menahan emosi nya agar tidak mudah terpancing.

*****

Faya telah kembali ke rumahnya. Sang suami belum pulang dari kantor. Faizar berkerja sebagai pekerja kantoran di perusahaan nya sendiri. Perusahaan ini sudah lama ditutup oleh Kyai Zafran karena memutuskan untuk mengurus pesantren saja. Tapi kembali dibuka oleh Faizar yang sebagai bos di perusahaan itu. Alhamdulillah, karyawan sudah dapat terkumpul berkat adanya bantuan dari Allah.

Faya segera menyiapkan makanan untuk Faizar. Karena sebentar lagi sang suami akan pulang. Setelah menyiapkan makanan, Faya memilih untuk duduk di ruang tamu sambil membaca Al-Qur'an sekaligus memperlancar hapalannya. Dia berhenti dari pesantren bukan berarti hapalan-hapalannya juga berhenti.

Hapalan-hapalannya tetap berjalan, hanya saja berbeda tempat penyetorannya. Kemarin-kemarin dirinya setor hapalan kepada Ummi Ziana, tapi sekarang dia setor hapalan kepada Faizar, suaminya.

"Assalamu'alaikum." Terdengar suara salam dari luar pintu, Faya bergegas meletakkan Al-Qur'an ke atas meja dan tergesa-gesa membuka pintu.

"Wa'alaikumussalam." jawabnya yang sudah membuka pintu, dia kira suaminya yang datang ternyata Abang nya Rayza.

"Kenapa mukanya gitu?" tanya Rayza judes sambil mencubit-cubit pipi sang ADIK.

"Aku kirain Iaz." jawab Faya lesu. Dahlah dia bedmood setelah ini.

"Siapa Iaz? Kamu selingkuhin Faizar, Dek?" Rayza bertanya dengan terkejut.

"Abang ih.. apa sih, Iaz itu Gus Faizar. Abang ngapain kesini?" tanya Faya galak.

"Kenapa? Gak boleh?" tanya Rayza tak kalah galak.

"Apa sih yang enggak buat Abang ganteng. Ayo masuk." ajak Faya yang sudah tersenyum ceria. Lah, tadi aja marah-marah gak jelas, kok tiba-tiba ceria begitu, sungguh aneh, pikir Rayza.

"Abang gak mau masuk, mending pulang!" kata Faya yang kembali menatap galak sang Abang. Rayza yang ditatap seperti itu kelimpungan, ada apa dengan Adiknya.

"Hehe, mau masuk kok ini." ujar Rayza yang kebingungan, lalu langsung menggandeng tangan sang Adik untuk masuk ke dalam.

"Jangan pegang-pegang." tukas Faya galak. Rayza menatap sang Adik, kok beda banget pikirnya.

"Cium aja, jangan pegang." lanjut Faya lagi yang membuat Rayza kembali menatap aneh sang Adik.

"Kenapa? Abang gak mau? Yaudah." kata Faya ketus.

Adiknya marah?

Atau kenapa?

Tak ingin sang Adik marah, Rayza dengan cepat mencium pipi sang Adik. Faya yang dicium langsung berhamburan ke pelukan sang Abang.

"Kenapa? Siapa yang ngomong gitu sama kamu?" tanya Rayza setelah Faya menceritakan seluruh kejadian yang dialaminya tadi, mulai dari ibu-ibu pasar yang mengejeknya karena belum bisa hamil.

"Ibu-ibu tadi." jawab Faya yang sudah hampir menangis

"Dengerin Abang. Anak itu titipan dari Allah, mungkin untuk sekarang kamu sama Izar belum dikasih titipan sama Allah, tapi pasti akan segera dikasih titipan. Lagi pula pernikahan kamu baru lima bulan, itu hal wajar." jelas Rayza yang membuat Faya mendongak menatap sang Abang, lalu memeluk sang Abang dengan erat. Rayza yang dipeluk sontak membalas pelukan sang Adik tak kalah erat.

"Sayang Abang banyak-banyak." ucap Faya dengan suara seraknya karena tadi sudah menangis.

"Abang lebih sayang Faya banyak-banyak." jawab Rayza yang mencium pucuk kepala sang Adik yang terbalut oleh hijab.

Bersambung




VOTE!
29 Oktober 2023
Publish : 28 November 2023
900 kata

Mualafnya Seorang Gadis Nakal (End-Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang