0.63 Hari Paling Membahagiakan

261 37 6
                                    

Author pov

"Tou-san... ini serius?"

"Tou-san... apa ini sungguhan?"

Daichi hanya bisa tersenyum melihat reaksi dari kedua anaknya sekarang. Reaksi mereka benar-benar sangat lucu menurut Daichi.

"Apa muka Tou-san terlihat seperti sedang bercanda?" Tanya Daichi sambil menunjuk ke wajahnya sendiri.

Tobio dan Shoyo menggelengkan kepala bersama. Mereka berdua tidak melihat wajah bercanda dari ayahnya yang berarti ucapan itu adalah serius.

"Tapi, aku telah gagal menepati kesepakatan itu," ucap Tobio dengan suara yang pelan.

Daichi tersenyum sambil memandang kearah Tobio. "Diawal Tou-san sudah bilang, kalau kesepatan antara Tou-san dan Tobio dibatalkan. Keputusan Tou-san sekarang tidak ada sangkut pautnya dengan kesepatan itu." Jelas Daichi.

Tobio menundukan kepalanya. "Tapi, tetap saja aku telah gagal," ucap Tobio.

"Kenapa kau selalu berucap 'aku gagal'?" Tanya Shoyo melihat kearah Tobio.

Shoyo masih tidak mengerti, kenapa saudaranya ini selalu mengatakan dirinya gagal? Semua saudaranya yang lain pasti sepakat kalau hari ini Tobio sangat keren sekali di lapangan.

"Ya, karena aku tidak bisa menwujudkan keinginan mu." Jawab Tobio sambil menatap kearah Shoyo.

Shoyo bisa melihat mata yang memancarkan penyesalan dan sedih dari mata Tobio. Tatapan yang biasanya terlihat tegas dan menyeramkan kini hilang tergantikan dengan tatapan mata sayu.

"Stop bilang kau gagal, Tobio. Kau tahu? Selama kau dilapangan pandangan ku tidak pernah lepas dari mu. Aku selalu memperhatikan pergerakan mu dari awal pertandingan sampai akhir," ucap Shoyo dan sedikit menjeda ucapan. "Aku sangat suka saat kau menipu lawan mu bahkan tim mu sendiri ikut tertipu. Itu sangat keren! Tidak ada yang bisa melakukan hal seperti itu selain dirimu. Aku juga yakin yang lain pasti setuju, kalau kau hari ini sangat keren." Lanjut Shoyo dengan pandangan yang tidak lepas dari Tobio.

Tobio hanya diam setelah mendengar ucapan Shoyo barusan. Dari Kiyoko, Kei, dan Shoyo bilang kalau dirinya keren. Sayangnya, Tobio tidak merasa seperti itu.

"Tapi, aku tidak merasa aku keren. Buat apa keren kalau aku gagal?" Ujar Tobio yang masih mencari jawaban dari pernyataannya itu.

"Emang kerennya seseorang diukur dari gagal atau berhasil? Menurut ku tidak. Seseorang bisa dibilang keren, kalau orang itu sudah mengeluarkan semua kemampuannya dan sudah berusaha keras, jadi mau kau kalah sekalipun di mata ku kau tetap keren, Tobio." Ungkap Shoyo bahkan matanya tidak memancarkan kekecewaan sama sekali pada Tobio.

Mendengar hal itu, membuat Tobio terkejut. Mungkin karena Tobio sangat ingin menwujudkan keinginan Shoyo, bahkan sampai takut mengecewakan Shoyo. Sampai-sampai terkadang membuat dirinya gila-gilaan dalam latihan. Dan hasilnya jadi takut dengan yang namanya kekalahan, selalu kata menang saja selama ini yang ada di otaknya.

"Tetap saja, aku tidak bisa menwujudkan keinginan mu. Gomen, Shoyo," ucap Tobio sambil menudukan kepalanya.

Shoyo berdiri dari duduknya dan menghampiri Tobio lalu memegang kedua bahunya. "Kau tidak perlu minta maaf, Tobio. Apa kau tidak mendengar ucapan Tou-san? Aku hanya akan dikirim satu pengawal pribadi. Itu lebih baik daripada dikirim banyak pengawal." ucap Shoyo sambil tersenyum hanya pada Tobio.

Tobio memegang salah satu tangan Shoyo yang berada di pundaknya. Lalu Tobio berdiri dari duduknya dan menarik Shoyo ke dalam pelukannya. "Arigatou, Shoyo. Arigatou sudah mendukung ku selama ini," ucap Tobio.

Mafia Family [Haikyuu Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang